google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo [VIVA] PT Visi Media Asia Tbk Akan Lepas 39% Saham Anak Usaha PT Intermedia Capital Tbk. Langsung ke konten utama

[VIVA] PT Visi Media Asia Tbk Akan Lepas 39% Saham Anak Usaha PT Intermedia Capital Tbk.


PT Visi Media Asia Tbk.(VIVA) akan melepas 39 persen saham anak usaha PT Intermedia Capital Tbk. senilai US$171 juta dolar atau setara Rp2,4 triliun kepada Reliance Capital International Limited.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang diterbitkan VIVA, penjualan saham tersebut merupakan bagian dari skema pelunasan seluruh utang perseroan dana dua entitas anak usaha berdasarkan senior facility agreement sebagaimana disepakati dalam perjanjian penyelesaian utang pada 22 Desember 2020 lalu.

Menurut manajemen VIVA, posisi akhir dari pokok pinjaman yang terutang mencapai US$239,76 juta, terdiri dari pokok utang junior facility agreement senilai US$78,37 juta dan senior facility agreement sebesar US$161,39 juta.

Untuk diketahui, pinjaman senior dan junior tersebut bermula pada 1 November 2013 yang mana PT Cakrawala Andalas Televisi dan PT Lativi Mediakarya meneken perjanjian pinjaman senilai US$230 juta. CAT merupakan pengelola stasiun televisi ANTV sedangkan LM pengelola TVOne.

Pada 2017, para kreditur bersedia memberikan fasilitas pembiayaan kembali untuk melunasi utang yang diteken 2013. Fasilitas itu diberikan selama CAT dan LM menjadi pihak peminjam yang menerima dan menanggung sebagian fasilitas refinancing. Kemudian VIVA  bertindak sebagai penjamin, menanggung alih kewajiban pembayaran kembali yang diterima CAT maupun LM.

Terkait dengan itu, pada 12 April 2017, VIVA meneken perjanjian pinjaman dengan CAT dan LM yang pada pokoknya kedua anak usaha itu akan memberikan pinjaman kepada perseroan. Adapun pinjaman tersebut berasal dari dana yang akan diperoleh CAT dan LM dari lembaga keuangan untuk refinancing utang pokok dan bunga Perseroan berdasarkan Credit Agreement.

Selanjutnya pada 17 Oktober 2017, refinancing tersebut bisa terlaksana dengan tenor 36 bulan dan bunga LIBOR plus margin 9 persen untuk pinjaman senior senilai US$173,6 juta. Adapun pinjaman junior sebesar US$78,37 juta memiliki jangka waktu 39 bulan dengan tingkat bunga 15 persen per tahun.

Pada akhir Desember 2020, VIVA bersama CAT dan LM menyelesaikan kewajiban pembayaran utang dengan para kreditor dan pihak lain yang terkait. Sebagai penjamin, VIVA diwajibkan untuk menanggung dan menyelesaikan total utang pokok setelah dikurangi cash settlement menjadi kuran glebih US$171,82 juta atau Rp2,42 triliun.

"Penyelesaian tersebut dilaksanakan melalui penjualan saham di anak perseroan menjual 15,29 miliar atau 39 persen dari seluruh saham disetor dan ditempatkan penuh dalam MDIA," demikian kutipan keterbukaan informasi VIVA, dikutip Bisnis, Kamis (4/2/2021).

VIVA akan meminta restu pemegang saham terkait penjualan tersebut. Untuk itu perseroan akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa pada 15 Maret 2021. 

Manajemen VIVA menyebut, dengan penjualan saham tersebut, kewajiban utang perseroa maupun entitas anak dalam denominasi dolar AS dapat dikurangi sehingga terhindar dari risiko kurs.  Selain itu, posisi keuangan juga membaik dan meningkatkan ekuitas perseroan. Pasalnya, nilai penjualan lebih tinggi dari nilai buku.

Direktur Visi Media Asia Sahid Mahudie sebelumnya mengatakan VIVA akan restrukturisasi fasilitas utang yang ada melalui pembiayaan kembali dalam mata uang lokal untuk menurunkan risiko fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

Pun, perseroan berencana untuk mendapatkan tambahan fasilitas kredit modal kerja Menurutnya, fasilitas utang dari bank lokal memiliki tenor pinjaman yang lebih panjang serta bunga yang lebih kompetitif.

“Kita akan terus mencari alternatif-alternatif untuk menyelesaikan atau deleveraging utang,” katanya, Rabu (30/12/2020).

Per September 2020, liabilitas jangka pendek VIVA mencapai Rp8,03 triliun, naik dari akhir 2019 sebesar Rp7,11 triliun. Adapun, liabilitas jangka panjang Rp415,21 miliar, sehingga total liabilitas mencapai Rp8,44 triliun.

Sumber: BISNIS

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...