google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo [PTBA] Dirkeu PTBA ke Pelindo II, Siapa Penggantinya? Langsung ke konten utama

[PTBA] Dirkeu PTBA ke Pelindo II, Siapa Penggantinya?

 


Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir merombak posisi direktur keuangan PT Pelindo II (Persero) pada Senin (15/3/2021) kemarin.

Perombakan tersebut dilakukan dengan merubah posisi direktur keuangan, yang sebelumnya di jabat oleh Yon Irawan, kemudian digantikan oleh mantan Direktur Keuangan PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA), yakni Mega Satria.

Atas dasar itu, Bukit Asam menyampaikan keterbukaan informasinya pada hari ini 16 Maret 2021 dan per Senin kemarin, Mega Satria tidak lagi menjabat sebagai direktur keuangan perseroan.

"Berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, maka Saudara Mega Satria tidak lagi menjabat sebagai Direktur Keuangan Perseroan, terhitung sejak tanggal 15 Maret 2021", tulis dalam keterbukan informasi Bukit Asam.

Dalam keterbukaan informasi juga, saat ini perseroan masih mencari pengganti Mega Satria, di mana untuk sementara, perseroan akan menunjuk pelaksana tugas (plt) untuk menjabat direktur keuangan perseroan.

Adapun perseroan akan menyampaikan kembali informasi kepada masyarakat terkait dengan pejabat plt ketika perseroan sudah menentukan plt tersebut.

"Selanjutnya, Perseroan akan menyampaikan kembali informasi kepada public terkait dengan pejabat pelaksana tugas Direktur Keuangan Perseroan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan", tulisnya.

Sumber: CNBC

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...

Rekomendasi Saham BISI dan MCOL oleh Phillip Capital | 18 April 2023

Phillip Capital 18 April 2023 Technical Recommendations BISI Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 1680 Target Price 1 : 1740 Target Price 2 : 1770 Stop Loss : 1625 MCOL Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trade Buy : 6825 Target Price 1 : 7400 Target Price 2 : 7850 Stop Loss : 6250 - Informasi lengkap pasar saham ada di  Website Saham Online.    Materi belajar trading dan investasi saham ada di   Channel Youtube Saham Online. 

Analisa Saham ANTM | 3 Agustus 2018

CLSA (KZ) ANTM IJ – Aneka Tambang 2Q18 operational highlights by Andrew Hotama and Norman Choong Stock: Aneka Tambang, ANTM IJ Market cap, ADTO: US$1.6bn, US$4.6m Rec: BUY, TP: Rp1,100 Event: 2Q18 operational results 2Q18 operational result highlight: •     Gold production: 503 kg (-7% QoQ, +20% YoY), 6M18: 47% of 18CL •     Gold sales volume: 6,815 kg (-2% QoQ, +933% YoY), 6M18: 46% of 18CL •     Ferronickel production: 6,724 tni (+10% QoQ, +5% YoY), 6M18: 49% of 18CL •     Ferronickel sales volume: 7,516 tni (+40% QoQ, +44% YoY), 6M18: 50% of 18CL •     Nickel ore production: 1.7mn wmt (-21% QoQ, +58% YoY), 6M18: 63% of 18CL •     Nickel ore sales volume: 0.6mn wmt (-49% QoQ, +136% YoY), 6M18: 38% of 18CL Comment: •     Unaudited 2Q18 revenue came at Rp6.1tn (+7% QoQ, +350% YoY), we believe this is mostly on the back of higher ferronickel sales volume which w...