google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo KINERJA ESSA MENCERMINKAN PEMULIHAN BERKELANJUTAN DI KUARTAL I 2021 Langsung ke konten utama

KINERJA ESSA MENCERMINKAN PEMULIHAN BERKELANJUTAN DI KUARTAL I 2021


PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) emiten yang bergerak di sektor Energi dan Kimia melalui Kilang LPG (liquefied petroleum gas) dan produksi Amonia, mencatatkan kinerja keuangan yang meningkat secara signifikan pada Kuartal I-2021.

Berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasi Interim yang tidak diaudit per 31 Maret 2021, ESSA berhasil membukukan pendapatan sebesar USD 68,5 juta pada Kuartal I-2021, meningkatsebesar 8,86% dibandingkan pada Kuartal I-2020 sebesar USD 62,9 juta.

Pendapatan Amonia meningkat 11,8% di Kuartal I-2021 dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Hal ini turut berpengaruh terhadap kenaikan pendapatan ESSA yang sebagian besar kontribusi penjualannya berasal dari segmen Amonia sebesar 86% lalu diikuti oleh segmen LPG sebesar 14%. Sedangkan dari sisi operasional, ESSA berhasil mengurangi beban penjualan sebesar 18% dan beban administrasi dan umum dengan 17% lebih baik dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Hal tersebut memungkinkan Perseroan menghasilkan marjin operasi yang lebih baik yang menjadikan laba bersih Perseroan naik menjadi sebesar USD 9,5 juta pada Kuartal I-2021, dibandingkan sebesar USD 0,3 juta pada Kuartal I-2020.

Presiden Direktur ESSA, Vinod Laroya, menyatakan, "Peningkatan pendapatan serta laba bersih ESSA seiring dengan adanya pemulihan kembali harga Amonia secara tajam sejak Januari 2021. Kenaikan harga Amonia tersebut didorong oleh hambatan pasokan serta karena sektornya memasuki masa awal pemulihan permintaan. Ke depan, ESSA akan terus meningkatkan kinerjanya seiring dengan pemulihan harga dan permintaan di pasar global".

Amonia banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk, plastik, dan bahan kimia di seluruh dunia. Namun demikian, perkiraan permintaan Amonia saat ini belum mempertimbangkan peran Amonia sebagai alternatif bahan bakar masa depan karena kandungan hidrogennya yang tinggi, nol emisi CO2 pada saat pembakaran, serta pengiriman logistik yang dapat diandalkan.

Seiring dengan adanya peningkatan permintaan Amonia global, ESSA melihat sumber tambahan untuk pengembangan permintaan amonia melalui Amonia Biru yang saat ini juga memperlihatkan prospek yang cukup signifikan. Oleh karena itu pada Maret 2021 lalu, Perseroan bekerjasama dengan Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (.JOGMEC.), Mitsubishi Corporation (.MC.), dan Institut Teknologi Bandung (.ITB.) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang Pengumpulan, Pemanfaatan dan Penyimpanan Karbon (Carbn Capture, Utilization & Storage /CCUS) untuk produksi Amonia Biru di Indonesia di Pabrik Amonia di Banggai, Sulawesi Tengah.

"Selanjutnya, pada Maret 2021 melalui anak perusahaannya - PT Panca Amara Utama (.PAU.) - ESSA telah berhasil membiayai kembali pinjaman jangka panjang sebesar USD 495 juta. Hal ini memungkinkan PAU untuk memiliki struktur permodalan yang lebih sederhana dan lebih ramping. Kami percaya pembiayaan baru ini menempatkan Perusahaan dalam posisi yang tepat untuk menciptakan fondasi yang kuat di masa-masa yang penuh ketidakpastian ini serta untuk selalu berkontribusi sebagai Satu untuk Indonesia," tutup Vinod.(end)

Sumber: IQPLUS

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...