google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Kisah Inspiratif Dan Gagasan Wakaf Saham Dari Hasan Gaido Langsung ke konten utama

Kisah Inspiratif Dan Gagasan Wakaf Saham Dari Hasan Gaido


Apakah Anda tahu kalau sahabat nabi khalifah Utsman bin Affan adalah seorang  pebisnis yang kaya raya, namun mempunyai sifat murah hati dan dermawan.

Dan ternyata beliau radhiallahu ‘anhu sampai saat ini memiliki rekening di salah satu bank di Kerajaan Arab Saudi, bahkan rekening dan tagihan listriknya juga masih atas nama beliau.

Bagaimana ceritanya sehingga beliau memiliki hotel atas namanya di dekat Masjid Nabawi ?

Diriwayatkan di masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kota Madinah pernah mengalami paceklik hingga kesulitan air bersih. Karena mereka (kaum Muhajirin) sudah terbiasa minum dari air zam-zam di Mekkah . Satu-satunya sumber air yang tersisa adalah sebuah sumur milik seorang Yahudi, “Sumur Raumah” namanya.

Rasanya pun mirip dengan sumur zam-zam. Kaum muslimin dan penduduk Madinah terpaksa harus rela antri dan membeli air bersih dari Yahudi tersebut.

Kisah inspiratif tentang Wakaf di atas telah menjadi motivasi Muhamad Hasan Gadio, seorang pengusaha kelahiran 1 Juli 1971 asal Lebak, Banten.

Hasan Gaido dalam perjalanan waktu setelah bersekolah di kampungnya Leuwidamar, Lebak, Banten memilih merantau ke Makkah untuk belajar dan sekaligus bekerja guna membiayai sekolah dan kehidupannya.

Hasan Gaido mendapat pengajaran langsung dari Syeikh Abuya Damanhuri Al Bantani di Syamiah dan Zumaijah, di masa yang sama  Hasan juga bekerja di salah satu hotel bintang 4 saat itu, Al Safa Hotel dan sewaktu waktu menjadi seorang guide atau mutawif dan menetap di Mekkah mulai tahun 1995 sampai 2000.

Hasan Gaido kembali ke Indonesia dengan motivasi dan bantuan sahabatnya di Singapore, almarhum Anwar Husen dan Azizah Thalib sebagai pemilik Azza Travel Singapore.

Kembalinya ke Indonesia untuk membuat perusahaan yang bergerak di bidang haji dan umrah seperti Azza Travel Singapore dan pengalamannya selama 5 tahun di Mekkah, menjual paket haji dan umrah atau penyedia hotel kepada travel haji dan umrah dari Indonesia, Malaysia, Singapore, Brunai Darussalam bahkan Amerika Serikat.

Pada tahun 2000, awalnya Hasan Gaido bekerja di perusahaan yang belum memiliki izin umrah dan haji sehingga bersinergi dengan perusahaan lain yang telah memiliki izin  umrah dan haji.

Nasib berkata lain pada tahun 2003 Hasan Gaido keluar dari perusahaan tersebut untuk membuat perusahaan sendiri yaitu PT. Gaido Azza Darusalam Indonesia dengan brand Gaido Travel & Tours pada 18 Februari 2003 yang dimulai  dengan satu karyawan dan kontrak  kantor berukuran 2 x 4 meter di Gedung Trisula Perwari, Menteng, Jakarta Pusat.

Keberkahan melalui usaha Gaido Travel yang akhirnya berkembang menjadi perusahaan besar dan kemudian berekspansi dengan membuka kantor cabang di berbagai kota besar di seluruh tanah air.

Gaido Travel memiliki target membuka 120 kantor cabang dan per tahun 2019, kini Gaido Travel telah memiliki 58 kantor cabang dan membuka entitas bisnis baru yang terintegrasi dengan bisnis Gaido  Travel yaitu di bidang restoran, transportasi, media, bank syariah, dan lainnya.

Pada tanggal 10 – 15 Desember  2018, Bank Indonesia menyelenggarakan Indonesia Shariah Economic Festival Festival (ISEF) 2018 dan dibuka oleh Gubernur Jawa Timur, Soekarwo bersama Gubernur Bank Indonesia, Dr. Perry Warjiyo dan Mentri Bidang Perekonomian, Darmin Nasution.

Wakaf Saham Gaido Travel

Pada momen ISEF 2018 ini, Hasan Gaido mewakafkan saham Gaido Travel sebesar Rp 1,5 Milyar atau setara nilai Rp 15 Milyar kepada pimpinan Pondok Pesantren Modern Tazakka, K.H. Anang Rikza Masyhadi, MA dan disaksikan oleh pengurus Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Bank Indonesia.

Pada 12-16 November 2019 bertempat di Jakarta Convention Center  (JCC) Jakarta, Bank Indonesia kembali mengadakan acara Indonesia Shariah Economic Festival Festival (ISEF) 2019 dan dibuka oleh Wakil Presiden Indonesia, Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin bersama Gubernur Bank Indonesia, Dr. Pery Warjiayanto.

Pada momen Internasional ini dengan berbagai program kegiatan Hasan Gaido mewakafkan saham BAF Syariah sebesar Rp 100 juta atau setara nilai Rp 1 Milyar kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Cianjur yang diterima oleh KH. Ahmad Yanin selaku Wakil Ketua Umum MUI Cianjur, dan kemudian mewakafkan juga saham sebesar Rp 100 juta atau setara nilai Rp 1 Milyar kepada Yayasan Dompet Dhuafa yang diterima oleh Direktur Yayasan Dompet Dhuafa, Dr. Imam Rulyawan.

“Semoga melalui wakaf saham ini dapat mendorong terwujudnya visi Indonesia sentral ekonomi syariah dunia, yang darinya semoga dapat terlahir para pengusaha baru Indonesia yang memiliki kepedulian terhadap masa depan agama dan bangsa. Itu bisa kita mulai hanya dengan ikut serta pada program wakaf saham Rp 10.000 saja,” jelas Hasan.

BAF Syariah Bagian Dari Gaido Grup

BAF Syariah adalah bank syariah yang didirikan para ulama dan ahli ekonomi Islam Indonesia pada tahun 1994 sehingga BAF Syariah mampu bertahan dan berkembang sampai sekarang.

Pada proses pembelian sahamnya, Hasan Gaido, membeli 30 persen dari Bapak Wahyu Agung yang saat itu selaku Pemilik Saham Pengendali (PSP) atau mayoritas. Dengan kepemilikan saham sebesar 30 persen tersebut maka, Muhamad Hasan Gaido resmi ditetapkan sebagai pemilik saham oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2017.

Dalam perjalananya  dari 30 persen saham tersebut diwakafkan kepada MUI dan Dompet Dhuafa masing-masing 10 persen, dan selanjutnya Hasan Gaido melakukan penambah modal atau penambahan nilai sahamnya hingga sekarang tercatat sebagai PSP atau mayoritas di BAF Syariah.

Harapannya dari wakaf saham Dompet Dhuafa dan MUI dapat dijadkan program wakaf saham atas nama mereka di BAF Syariah senilai Rp 10.000 per lembar sehingga Dompet Dhuafa dan MUI mampu menambah sahamnya di BAF Syariah seiring dengan terus mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat tentang wakaf saham.

“Wakaf saham ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi umat, agama dan bangsa sebagaimana wakafnya Utsman bin Affan,” ucap Hasan Gaido kepada INAnews.

Hasan Gaido harap wakaf saham ini bisa disalurkan dalam berbagai bentuk seperti santunan anak yatim, bantuan sembako kaum dhuafa, beasiswa pendidikan dan pelunasan hutang untuk masyarakat yang terlilit hutang (Ghorimin).

“Semoga program ini mampu menyadarkan kaum musliminin di seluruh negeri bahkan internasional, bahwa seorang muslim dengan muslim lainnya adalah saudara, dan hanya dengan mulai berwakaf saham,” pesan Hasan Gaido.

Keberhasilan program ini kata Hasan,  nanti akan semakin menguatkan terealisasinya bank syariah wakaf di Indonesia, yang nantinya bank ini menjadi milik umat dari umat untuk umat.

Hasan Gaido juga mengajak masyarakat dapat berkontribusi dalam wakaf saham ini bisa dengan cara transfer atau pun setor tunai ke rekening  Dompet Dhuafa  dan Rekening MUI Cianjur yang ada di BAF Syariah .

sumber : inanews


Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...