google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo 7 Hal yang Bisa Merusak Investasi Kamu, Bisa Apes! Langsung ke konten utama

7 Hal yang Bisa Merusak Investasi Kamu, Bisa Apes!


Mau punya penghasilan lebih? Satu cara yang bisa dicoba adalah investasi. Keuntungan investasi dinamakan return dengan besaran yang berbeda tergantung tingkat besar kecilnya risiko investasi.

Sayangnya, tidak semua investor berhasil memaksimalkan keuntungan investasinya. Beberapa justru mengalami kerugian karena kesalahan demi kesalahan yang tidak pernah diperbaiki dalam berinvestasi. 

Berikut kesalahan yang wajib kamu hindari saat investasi:

1. Tidak mempelajari instrumen investasinya

Instrumen investasi yang ada di Indonesia cukup beragam. Ada deposito, emas, reksadana, saham, obligasi, P2P Lending, valuta asing, dan lainnya. Setiap instrumen memiliki cara kerja dan tingkat risiko yang berbeda.

Salahnya investor adalah tidak mempelajari cara kerja masing-masing instrumen investasi tempatnya menaruh modal. Akibatnya, investasi tidak membuahkan hasil maksimal.

Malahan modalnya semakin lama semakin berkurang karena harus mengalami kerugian yang lumayan besar. Hal inilah yang menjadi pelajaran untukmu.

Pelajari cara kerja, untung rugi, serta risiko dari instrumen investasi yang dipilih sebelum menginvestasikan uang. Perbanyak pula membaca untuk mengetahui cara meraup keuntungan besar dari instrumen yang dipilih.

2. Tujuan investasi asal-asalan

Bukan hanya hidup saja yang harus punya tujuan, tapi juga investasi. Tujuan investasi tiap orang berbeda. Sekarang giliranmu mencari tahu apa yang menjadi tujuanmu memilih investasi sebagai wadah untuk memperoleh keuntungan.

Apakah tujuanmu untuk membeli rumah, kendaraan, atau sebagai tabungan pendidikan anak? Apapun tujuannya, tergantung masing-masing orang. Yang pasti, tujuan ini akan membantumu untuk memaksimalkan nilai investasi dan keuntungannya.

Jika tujuanmu untuk beli rumah, misalnya, tak mungkin kamu hanya mengandalkan investasi Rp 5 juta. Sampai 20 tahun pun, nilainya tak akan cukup untuk membayar DP rumah.

Yang ada, kamu harus sisihkan Rp 5 juta per bulan, jadi dalam 1-2 tahun, kamu bisa bayar DP rumah dan mulai mencicilnya.

3. Mau untung besar, tapi tak mau rugi

Prinsip investasi itu adalah ‘semakin besar keuntungan, semakin besar kerugian’. Jika kamu ingin untung besar, maka harus berani rugi besar.

Jika kerugian Rp 100 ribu sudah membuatmu pusing tujuh keliling, kamu pasti ogah berinvestasi atau mungkin akan menarik modalmu dari instrumen yang bersangkutan.

Maka dari itu, persiapkan nyali atau mental sebelum memulai investasi. Apapun hasilnya, untung atau rugi, kamu siap menghadapinya.

Hal ini justru akan membuatmu semakin semangat untuk belajar investasi guna membalikkan modal investasi yang sempat hilang karena rugi. Pastikan investasi dengan modal yang berani kamu tanggung jika rugi.

4. Doyan sama investasi jangka pendek

Tingkat keuntungan dari investasi jangka pendek lebih sedikit dibandingkan jangka panjang. Karena waktu pengelolaan investasinya cenderung singkat, kesempatan perusahaan untuk memutar modalnya menjadi lebih sedikit. Tak heran kalau return lebih kecil.

Jika ingin berinvestasi, pilih yang jangka waktunya lebih panjang, seperti 10-15 tahun. Selagi kamu menginvestasikannya pada wadah yang tepat, uang pasti akan aman-aman saja. Apalagi kalau lembaga pengelolanya sudah diawasi oleh OJK, pasti lebih aman lagi.

5. Gagal fokus dengan tujuan investasi

Katakanlah tujuan investasi di awal untuk dana pendidikan anak, namun entah kenapa berubah menjadi beli rumah karena kebetulan harga rumah lagi murah.

Akibatnya, kamu pun mencairkan modal investasi untuk beli rumah baru, sehingga tabungan pendidikan anak nol. Dampaknya memang belum terasa sekarang, tapi dalam 3-5 tahun ke depan saat kebutuhan pendidikan anak semakin banyak.

Bisa saja kamu akan menjual rumah yang sudah dibeli itu untuk membiayai pendidikan anak. Disarankan untuk lebih fokus lagi pada tujuan investasinya.

Jadi, kamu tidak kabur dari tujuan tersebut dan tetap gigih untuk menginvestasikan uangmu demi mencapai satu tujuan.

6. Gagal menganalisis investasi

Instrumen investasi cukup beragam, tapi tidak semua sesuai dengan kamu. Deposito, reksadana, emas, dan obligasi mungkin cocok karena kamu tipikal investor yang mau cari aman.

Tapi, bagi kamu yang mau rugi, pasti memilih saham atau valuta asing karena tingkat keuntungannya pun lebih besar. Apapun instrumennya, baiknya lakukan analisis sebelum berinvestasi.

Perhitungkan modal, tingkat keuntungan, dan besarnya risiko yang harus diterima bila investasi mengalami kemunduran. Analisis akan memudahkanmu untuk menghitung berapa banyak modal yang harus dititipkan di instrumen A, B, dan C, sehingga jumlahnya tidak dipukul rata.

7. ‘Menaruh telur di keranjang yang sama’

Pernah mendengar kata-kata bijak ini, kan? Dalam berinvestasi, lebih baik memang kalau kamu melakukan diversifikasi. Bukan hanya diversifikasi instrumen saja, tapi juga perusahaan tempatmu berinvestasi.

Sebagai contoh, saham. Kamu bisa diversifikasi modalmu sebesar 35% ke sektor manufaktur, 25% pertambangan, dan 40% di properti. Ketika salah satu sektor mengalami pelemahan, kamu tidak kehilangan semua modalmu dalam satu waktu.

Investasi Bukan Ajang Ikut-ikutan

Jika ingin hasil investasinya maksimal, hindarilah kesalahan-kesalahan investasi di atas. Selain itu, melihat kebutuhanmu dalam berinvestasi.

Jangan cuma sekedar ikut-ikutan supaya dikatakan kekinian karena tindakanmu ini membahayakan modal investasimu. Bukannya untung, malah buntung.

sumber : cermati


Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BISI dan MCOL oleh Phillip Capital | 18 April 2023

Phillip Capital 18 April 2023 Technical Recommendations BISI Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 1680 Target Price 1 : 1740 Target Price 2 : 1770 Stop Loss : 1625 MCOL Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trade Buy : 6825 Target Price 1 : 7400 Target Price 2 : 7850 Stop Loss : 6250 - Informasi lengkap pasar saham ada di  Website Saham Online.    Materi belajar trading dan investasi saham ada di   Channel Youtube Saham Online. 

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...

Analisa Saham ANTM | 3 Agustus 2018

CLSA (KZ) ANTM IJ – Aneka Tambang 2Q18 operational highlights by Andrew Hotama and Norman Choong Stock: Aneka Tambang, ANTM IJ Market cap, ADTO: US$1.6bn, US$4.6m Rec: BUY, TP: Rp1,100 Event: 2Q18 operational results 2Q18 operational result highlight: •     Gold production: 503 kg (-7% QoQ, +20% YoY), 6M18: 47% of 18CL •     Gold sales volume: 6,815 kg (-2% QoQ, +933% YoY), 6M18: 46% of 18CL •     Ferronickel production: 6,724 tni (+10% QoQ, +5% YoY), 6M18: 49% of 18CL •     Ferronickel sales volume: 7,516 tni (+40% QoQ, +44% YoY), 6M18: 50% of 18CL •     Nickel ore production: 1.7mn wmt (-21% QoQ, +58% YoY), 6M18: 63% of 18CL •     Nickel ore sales volume: 0.6mn wmt (-49% QoQ, +136% YoY), 6M18: 38% of 18CL Comment: •     Unaudited 2Q18 revenue came at Rp6.1tn (+7% QoQ, +350% YoY), we believe this is mostly on the back of higher ferronickel sales volume which w...