google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Masayoshi Son, Orang Terkaya Jepang dari Keluarga Miskin Langsung ke konten utama

Masayoshi Son, Orang Terkaya Jepang dari Keluarga Miskin


Masayoshi Son merupakan pendiri Softbank, perusahaan telekomunikasi dan internet terbesar di Jepang yang membawanya menjadi orang paling kaya di Negeri Matahari tersebut. Lucunya, Softbank juga pernah membuat seorang Masayoshi Son menjadi orang yang paling miskin di Jepang. Bagaimana ceritanya?

Masayoshi Son adalah pria keturunan Korea yang lahir di Jepang. Son lahir di tengah-tengah keluarga imigran Korea yang miskin.

Keluarganya waktu itu pindah ke Jepang bekerja sebagai penambang batu bara. Sementara ayah Masayoshi berjualan ikan dan mengurus peternakan babi.

Kakeknya kemudian memutuskan untuk menggunakan nama keluarga Jepang. Namun Masayoshi bersikeras tetap memakai nama keluarga Korea yakni Son, ketimbang Yasumoto, nama keluarga Jepang yang dipakai orang tua dan kakeknya.

Karena keputusannya ini, sejak kecil Son harus menghadapi diskriminasi akibat nama belakangnya. Saat itu, memang sedang terjadi krisis hubungan di antara Jepang dan Korea.

Masayoshi tidak dianggap sebagai warga Jepang karena dia keturunan Korea. Dia baru diakui setelah menikah dengan istrinya yang asal Jepang, Masami Ohno. Masami langsung mengubah nama belakangnya menjadi Son, dan sejak saat itu, nama tersebut diakui sebagai nama keluarga Jepang.

Kegigihan Masayoshi mulai terlihat sejak itu. Saat dia berusia 16 tahun, Masayoshi Son nekat ingin bertemu Den Fujita, salah satu pengusaha Jepang yang paling terkenal. Fujita adalah pendiri McDonald's Jepang, dan telah menulis buku yang dikagumi oleh Son.

Son berulang kali mengontak asisten Fujita, meminta pertemuan, tetapi permintaannya diabaikan. Son akhirnya nekat mengambil tindakan dengan memesan tiket ke Tokyo dan langsung menemui Fujita di kantornya.

"Anda tidak perlu melihat saya. Anda tidak perlu berbicara dengan saya. Anda dapat terus bekerja, apapun yang Anda lakukan. Saya hanya ingin melihat wajahnya. Selama tiga menit," kata Son memohon kepada asisten Fujita saat itu.

Akhirnya Son pun diizinkan masuk ke kantor Fujita, dan dia mengobrol selama 15 menit. Son mengatakan saat itu dia belajar banyak tentang resep sukses dari Fujita, hingga akhirnya dia memutuskan untuk merantau ke Amerika Serikat (AS) dan belajar bahasa Inggris.

Di AS, Son menunjukkan ambisi wirausahanya. Dia mengimpor konsol game Pac Man dan Space Invaders ke AS dari Jepang, dan menyewakannya ke bar dan restoran lokal dengan basis keuntungan bagi hasil.

Son dengan berani untuk mewujudkan salah satu ide bisnisnya yaitu dengan membuat kamus elektronik seukuran kalkulator yang dapat menerjemahkan delapan bahasa. Dengan rasa percaya diri yang kuat, dia pun mencari bantuan baik berupa teknis dan dana.

Son kemudian menghubungi profesornya Forrest Mozer untuk membantu merealisasikan idenya. Idenya akhirnya berhasil, bahkan kamus elektronik yang Son buat dibeli oleh Sharp Corporation dengan harga US$ 1 juta kala itu.

"Dia tidak tahu apa-apa soal elektronik, tetapi sudah jelas sejak awal dia pengusaha yang jenius," kata Mozer tentang Son.

Pada tahun 1981, ia pun kembali ke Jepang, dan mendirikan Softbank dengan hanya dua orang pekerja yang bekerja paruh waktu di sebuah kantor kecil. Softbank adalah distributor perangkat lunak pada saat itu, menjual perangkat lunak paket kepada klien Jepang.

Dalam setahun, Softbank sudah melakukan diversifikasi. Softbank memasuki bisnis penerbitan, meluncurkan dua majalah bulanan tentang PC dan perangkat lunak.

Pada akhir 80-an, Softbank telah menciptakan sistem yang memungkinkan orang di seluruh Jepang memilih operator telepon dengan tarif terendah untuk panggilan domestik dan jarak jauh yang sangat populer.

Namun langkah yang membuat Softbank menjadi terkenal adalah investasinya di Yahoo. Softbank menjadi pemegang saham utama di Yahoo, dan mendirikan Yahoo Jepang. Son menginvestasikan dananya sebanyak US$ 374 juta di Yahoo antara 1995 dan 1998, dan pada puncaknya, investasinya telah menghasilkan keuntungan 50 kali lipat.

Pada akhir tahun 90an, Son telah berinvestasi di beberapa perusahaan teknologi, termasuk Kozmo.com, More.com, SportsBrain, dan bahkan Webvan.

Kekayaan bersih Son melambung tinggi. Tapi masalah kemudian terjadi saat adanya dot-com buble di tahun 2000. Sebelum peristiwa itu, dia memiliki kekayaan bersih US$ 78 miliar, hingga akhirnya kehilangan US$ 70 miliar dalam semalam.

Tapi pukulan telak itu bukan jadi penghalang Son untuk tetap berusaha. Dia berusaha membangun kembali bisjisnya, kali ini dengan menciptakan bisnis yang membawa layanan broadband ke Jepang. Jeniusnya dia, di saat Alibaba milik Jack Ma baru berusia setahun, dia sudah menginvestasikan US$ 30 juta dalam startup China tersebut.

Alibaba, tentu saja, akhirnya menjadi salah satu perusahaan paling berharga di dunia, dan saham Softbank kini telah berkembang menjadi US$ 130 miliar, dengan laba yang sudah beratus kali lipat dari investasi awalnya.

Berbekal imbal balik Alibaba, Softbank kini melipatgandakan upayanya dalam berinvestasi di startup di seluruh dunia.

Son benar-benar menjadi pebisnis Jepang yang ulung. Dia dengan mudah menaklukkan dunia bisnis Jepang dan Barat, yang telah melatihnya membuat penawaran bisnis dengan rekan-rekan asingnya. Son juga sangat berani mengambil taruhan besar, berisiko, dan memiliki visi yang sangat tajam untuk masa depan.

"Dia orang yang sangat agresif, berani mengambil risiko wirausaha. Dia adalah orang Jepang yang paling dekat dengan Bill Gates," kata Steve Vogel, seorang profesor studi Jepang di Berkley.

Son telah kehilangan semua hartanya dalam semalam, membangunnya lagi, dan pada usia 61 tahun, masih terus bersemangat untuk berkembang lebih jauh lagi.

"Hidup terlalu pendek untuk melakukan sesuatu yang kecil," katanya.

Dari seorang anak yang lahir di tengah keluarga miskin dan di-bully pada masa kecilnya, kini Masayoshi Son telah menjadi orang terkaya nomor 1 di Jepang. Total hartanya mencapai US$ 26,6 miliar atau setara Rp 385,7 triliun (kurs Rp 14.500), dan membuatnya menempati posisi 39 dalam daftar orang terkaya di dunia


sumber : detik.com

Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...