google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Berutang, Pria Ini Malah Jadi Orang Terkaya Berharta Rp 146 T Langsung ke konten utama

Berutang, Pria Ini Malah Jadi Orang Terkaya Berharta Rp 146 T


Sun Hongbin (56) merupakan seorang konglomerat asal China yang mengantongi kekayaan sebesar US$ 10,4 miliar atau sekitar Rp 145,6 triliun (kurs Rp 14.000). Sun memperoleh kekayaannya dari bisnis properti miliknya, yakni Sunac China Holdings.

Kekayaannya juga meningkat tiga kali lipat dibandingkan pada tahun lalu karena keuntungan dari sahamnya Sunac China Holdings terus meningkat. Aksi tersebut bahkan disebut sebagai salah satu 'aksi bisnis' terbesar di dunia dan mampu mempertahankan dirinya sebagai konglomerat selama tiga dekade.

Selain terkenal karena kaya raya, Sun juga terkenal sebagai orang yang nekat. Bahkan, karirnya sering kali disebut sebagai 'roller coaster'.

Di tengah perlambatan ekonomi China, sejumlah perusahaan terutama perusahaan kontraktor mulai mengurangi ambisi mereka untuk menghabiskan uang maupun berutang di tengah meningkatnya biaya pinjaman dan pengawasan yang meningkat. Namun, Sun justru membeli tanah bermasalah yang merupakan aset dari Dalian Wanda Group Co, sebuah perusahaan pengembang yang membuat kawasan bisnis.

Sun juga membeli saham seharga US$ 2,2 miliar atau sekitar Rp 31 triliun dari LeEco, sebuah perusahaan teknologi dan media yang diancam kebangkrutan.

Aksi-aksi nekat Sun menyebabkan saham Sunac China Holdings melonjak 212%. Namun, kewajiban perusahaan justru membengkak.

Dilansir dari The Financial Express, Rabu (20/11/2019), debt equity ratio (DER) atau rasio utang terhadap ekuitas yang dimiliki Sunac China Holdings berada di kisaran 349%, lima kali lebih tinggi dibandingkan pesaing-pesaingnya.

Terlebih, Sun menguasai 84% saham di Sunac China Holdings yang mampu memicu margin call jika harga saham jatuh cukup dalam. Tak lama, di tengah penjualan di pasar saham Hong Kong, harga saham Sunac China Holdings pun turun 1,6%. Kemudian Sun mengumumkan penerbitan obligasi dolar untuk membayar utang-utang perusahaan.

Melihat kinerja perusahaan, sejumlah analis memprediksi dari obligasi tersebut Sun hanya mampu memperoleh dana sebesar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun. Menurut data IHS Markit, kala itu hanya ada sekitar 15,1% saham yang tersedia untuk diperdagangkan.

Analis juga memprediksi penurunan harga saham hingga 37% sampai 12 bulan selanjutnya. Prediksi tersebut merupakan prospek paling negatif di antara seluruh perusahaan yang mendaftarkan dirinya dalam pasar saham Hong Kong.

Terlepas dari beban utang yang besar, pertumbuhan top-line Sunac China Holdings ternyata sangat mengesankan. Penjualan properti perusahaan hampir dua kali lipat pada tahun 2016 karena pembangunannya di kota-kota tingkat dua yang booming di China terbukti berhasil.

Mulusnya penjualan properti Sunac China Holdings mungkin akan berlanjut hingga tahun ini. Nomura Holdings Inc. memprediksi penjualan properti di semester pertama paling kuat dari seluruh perusahaan pengembang China. Sementara itu, saham Sunac China Holdings dibeli oleh beberapa investor.

Sejumlah orang mengagumi keberanian Sun dalam mengekspansi bisnisnya dan juga kemampuannya menghadapi kesulitan. Bahkan, salah satu investor muda di Sunac China Holdings menilai bahwa Sun merupakan pengusaha properti tercerdas di dunia. Meski begitu, beberapa waktu lalu Sun menyatakan bahwa ia akan sedikit menahan ekspansi untuk mengurangi tingkat utang perusahaan.

Kini, Sun merupakan konglomerat yang masuk daftar Forbes sebagai pria terkaya di China ke-20, dan pria terkaya di dunia ke-160.


sumber : detik.finance

Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...