google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Harga Minyak Jeblok ke Level Sebelum Perang, Ada Apa? Langsung ke konten utama

Harga Minyak Jeblok ke Level Sebelum Perang, Ada Apa?

Harga minyak mentah jeblok lagi di pekan ini akibat isu resesi. Dengan demikian, baik minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) dan Brent membukukan penurunan dalam 4 dari 5 pekan terakhir.
Melansir data Refinitiv, minyak WTI merosot hingga 7,2% ke US$ 97,59/barel, kemudian Brent jeblok 5,5% ke US$ 101,16/barel.

WTI bahkan sempat menyentuh US$ 90/barel yang merupakan level terendah sejak 25 Februari, atau sehari setelah perang Rusia - Ukraina dimulai yang membuat harga energi melambung tinggi.


Sementara itu, minyak jenis Brent bahkan sempat menyentuh US$ 94/barel, terendah sejak 21 Februari, atau sebelum perang dimulai.

Perang Rusia-Ukraina sebelumnya membuat minyak Brent melesat nyaris mencapai US$ 140/barel pada 7 Maret lalu, yang merupakan level tertinggi sejak Juli 2008. Namun, setelahnya Brent terus menurun.

Sejak mencapai level tertinggi nyaris 14 tahun tersebut hingga pekan ini, Brent sudah jeblok lebih dari 27%.

Isu resesi yang makin menguat akibat tingginya inflasi di berbagai negara membuat harga minyak mentah jeblok. Ketika resesi terjadi, maka aktivitas bisnis akan menurun, permintaan minyak mentah juga akan berkurang.

Amerika Serikat (AS) menjadi negara yang diperkirakan paling dekat mengalami resesi sebelum menyebar ke negara lainnya.

Inflasi di AS pada Juni kembali meroket 9,1% year-on-year (yoy), jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya 8,6% dan perkiraan analis 8,8%.

Dengan inflasi yang tinggi, bank sentral AS (The Fed) diperkirakan akan menaikkan suku bunga hingga 100 basis poin menjadi 2,5% - 2,75%, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya 75 basis poin.

Makin tinggi suku bunga, tentunya resesi akan makin cepat terjadi.

Meski demikian, penurunan harga minyak mentah masih tertahan, bahkan rebound pada Jumat (15/7/2022) lalu setelah Arab Saudi diperkirakan tidak buru-buru menaikkan tingkat produksinya.

Presiden AS Joe Biden mendarat di Jeddah pada Jumat lalu, dan diperkirakan meminta Arab Saudi untuk meningkatkan kapasitas produksinya.

Tetapi, analis melihat Arab Saudi dan anggota OPEC lainnya tidak memiliki kapasitas cadangan untuk segera menaikkan produksi minyak mentah.

Perhatian tertuju pada pertemuan OPEC+ pada 3 Agustus mendatang, dan Amerika Serikat diperkirakan akan memastikan komitmen OPEC untuk menaikkan produksInya dalam beberapa bulan ke depan.

Kenaikan produksi tentunya bisa menurunkan harga minyak mentah yang menguat harga energi menurun. Sehingga tekanan inflasi diharapkan bisa mereda.

Sumber: cnbcindonesia-
Informasi lengkap pasar saham ada di Website Saham Online.  
Materi belajar trading dan investasi saham ada di Channel Youtube Saham Online. 

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d