google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Jaya Bersama Indo (DUCK) Ajukan Permohonan Penundaan Delisting Saham Langsung ke konten utama

Jaya Bersama Indo (DUCK) Ajukan Permohonan Penundaan Delisting Saham


Pengelola restoran Duck King, yakni PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK) mengajukan permohonan penundaan penghapusan pencatatan (delisting) saham kepada Bursa Efek Indonesia.

Hal ini disampaikan manajemen DUCK dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, Selasa (19/9)

Dalam surat permohonan tersebut, manajemen DUCK mengaku sedang dalam proses pembenahan operasional dan perencanaan peningkatan kinerja. Hal tersebut masih memerlukan tambahan waktu beberapa bulan ke depan untuk realisasi secara nyata yang berdampak komersial terhadap DUCK.

Direktur Utama Jaya Bersama Indo Limpa Itsin Bachtiar merinci, ada dua rencana manajemen sebagaimana dimaksud dalam surat tersebut.

Pertama, renovasi dan perbaikan cabang-cabang restoran The Duck King sudah berjalan dengan konsep bekerja sama dengan funder. 

Kedua, pembukaan cabang di luar kota Jakarta dengan bekerjasama menggandeng potensi partner dalam konsep joint operation yang memang sudah dalam proses pembicaraan tahap final.

“Dengan pembukaan cabang di luar kota tersebut diharapkan dapat menjadi booster penjualan yang cukup signifikan,” tulis Bachtiar, Selasa (19/9).

Bachtiar menegaskan, DUCK juga berkomitmen untuk memenuhi kewajiban kepada bursa, baik kewajiban finansial maupun non finansial secara bertahap.

Sebelumnya, pada 31 Agustus 2023, BEI mengumumkan potensi delisting perusahaan tercatat PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK). Hal ini berkaitan dengan suspensi perdagangan saham DUCK yang telah dilakukan selama 24 bulan pada tanggal 30 Agustus 2023.
Sumber: kontan-
Materi video tutorial belajar trading dan investasi saham ada di Channel Youtube Saham Online. 

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida