google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 10 Agustus 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 10 Agustus 2017

Market Review 10 Agustus 2017
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

IHSG ditutup menguat tipis 1 poin (+0.03%) ke level 5,825.946 pada perdagangan hari ini. Tercatat 165 saham menguat dan 162 saham melemah. Sektor-sektor ditutup variatif dipimpin penguatan sektor mining (+0.73%) dan pelemahan sektor miscellaneous industry (-1.18%). Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp66,2 miliar di seluruh Pasar hari ini. US Dollar tidak mengalami pergerakan terhadap Rupiah di akhir perdagangan, sehingga Rupiah tetap berada di level Rp13,333 terhadap US Dollar.

Advance Stocks:

- UNTR: Harga saham UNTR ditutup menguat Rp600 (+2.01%) ke level Rp30.425 pada perdagangan hari ini. Tahun ini, UNTR mematok belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 560 juta. Hingga kini, UNTR telah menggunakan sekitar 39,2% capex. Porsi paling besar digelontorkan untuk anak perusahaan PT Pamapersada Nusantara. Perseroan menganggarkan US$ 450 juta dari total capex untuk Pamapersada.

- PGAS: PGAS menyiapkan belanja modal (capital expenditure/ capex) sebesar 500 juta dolar AS atau sekitar Rp6,5 triliun (kurs Rp13.000) pada tahun 2017. capex sebesar 500 juta dolar AS itu terbagi menjadi dua bagian, yakni 55% untuk keperluan hulu bisnis (upstream) yang digarap PT Saka Energi Indonesia (SEI), sementara sisanya untuk hilir bisnis (downstream) yang digarap perseroan. Di akhir perdagangan, harga saham PGAS ditutup menguat Rp50 (+2.31%) ke level Rp2.210.

- ELSA: Harga saham ELSA ditutup melonjak Rp18 (+7.19%) ke level Rp268 pada perdagangan hari ini. ELSA telah mengantongi total kontrak senilai lebih dari Rp6,5 triliun dimana terdiri dari kontrak untuk untuk jasa seismik, drilling dan oilfield, serta lebih dari Rp2 triliun untuk jasa distribusi dan logistik (hilir) migas.Pengerjaan kontrak tersebut dilaksanakan pada tahun ini maupun tahun mendatang.

- RALS: RALS berencana memisahkan unit bisnis atau melakukan spin off antara supermarket dengan department store. Aksi korporasi ini akan dilakukan guna mengerek tingkat bisnis lebih maksimal di masa yang akan datang. Setelah berpisah,bisnis department store akan dikelola oleh RALS, sedangkan supermarket akan dijalankan oleh unit bisnis baru. Harga saham RALS ditutup menguat Rp25 (+2.67%) ke level Rp960 pada perdagangan hari ini.

Decline Stocks:

- ASII: Harga saham ASII ditutup melemah Rp75 (-0.93%) ke level Rp7.925 hari ini. Anak usaha ASII berminat untuk mengakuisisi sebagian saham ruas jalan tol yang akan dilelang oleh BUMN konstruksi WSKT. PT Astratel Nusantara masih fokus untuk merampungkan tiga ruas jalan tol yang masuk tahap pembangunan yakni tol Kunciran-Serpong, Serpong-Balaraja, dan Semarang-Solo.

- BBRI: BBRI akan melakukan akuisisi tiga perusahaan dalam beberapa tahun ke depan. Nantinya, tiga perusahaan akan menjadi anak usaha perseroan. BBRI mengincar tiga perusahaan yang bergerak dibidang lembaga keuangan dan teknologi finansial yakni sekuritas, asuransi umum, dan modal ventura. Setelah menguat dua hari perdagangan sebelumnya, harga saham BBRI ditutup melemah Rp25 (-0.16%) ke level Rp15.000.

- WSKT: Harga saham WSKT ditutup melemah Rp20 (-0.85%) ke level Rp2.310 pada perdagangan hari ini. WSKT akan menjual kepemilikan sahamnya di sembilan ruas jalan tol di kawasan Trans Jawa. Penjualan ini akan dilakukan melalui proses lelang. Sesuai rencana proses tender akan dimulai bulan ini. Sehingga, tahap financial closing ditargetkan selesai pada akhir September mendatang. Terdapat sekitar enam investor asing yang berminat untuk membeli saham tol di Trans Jawa. Sementara, sisanya merupakan investor lokal termasuk PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Astra International Tbk (ASII).

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...