google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Prospek Saham SRIL | 24 Agustus 2017 Langsung ke konten utama

Prospek Saham SRIL | 24 Agustus 2017

Persaingan pasar tekstil di Asia Pasifik kian menarik. Pasalnya, pertumbuhan gaji pekerja Indonesia tidak sedrastis negara tetangga dan dapat menjaga daya saing industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia.

Tak hanya itu, potensi ekspor terlihat cerah dengan keluarnya Amerika Serikat dari perjanjian Trans Pacific Partnership (TPP) pada awal tahun ini. Pasalnya Indonesia terhambat perbedaan tarif karena bukan anggota perjanjian tersebut sehingga kerap kalah saing dengan negara saingan Vietnam. 

Dengan keluarnya AS dari kerja sama multilateral tersebut, PT Sri Rejeki Isman Tbk(SRIL) dapat muncul sebagai kompetitor besar dari Indonesia. 

Tambah lagi, pembangunan pabrik rayon SRIL memiliki kesempatan untuk menekan ketergantungan impor rayon hingga 30%.

Analis Rio Adrianus dari Reliance Security melihat terdapat kemungkinan besar bagi SRIL untuk memperkuat posisinya di pasar Asia dan Eropa seiring dengan beberapa tantangan yang telah dihadapi Sritex Group di sektor domestik dan pasar Amerika Serikat.

Saat ini produk tekstil Indonesia mengalami hantaman pajak sebesar 11%-30% di Eropa. Namun Rio melihat bila terjadi tandatangan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) tahun depan, ekspor tekstil Indonesia dapat meningkat hingga 19,16%.

Bila benar terjadi kesepakatan melalui perjanjian tersebut, maka pasar Eropa dapat memberikan dampak besar pada proyeksi jangka panjang. Dalam lima tahun, prediksi pertumbuhan tahunannya dapat melesat hingga 13,6% pada tahun 2021.

SRIL memang memiliki hubungan ekspor yang cukup sehat dengan sejumlah negara. Pendapatan dari tujuan eskpor Asia mendominasi sebesar 53% dan diikuti oleh Eropa sebesar 19%. Sedangkan porsi kepada AS dan Amerika Selatan sebanyak 18%.

Kontribusi pendapatan dari pasar Asia terutama didukung oleh ekspor kepada China yang ditargetkan dapat meningkat menjadi 15% dalam lima tahun kedepan. Angka ini meningkat dari target 3% tahun ini dengan memanfaatkan kenaikan gaji karyawan yang melanda negeri tirai bambu tersebut.

"Pertumbuhan gaji menyakiti perusahaan tekstil China lebih parah daripada yang dialami Indonesia," papar Rio dalam laporan yang ia rilis pada pertengahan Agustus ini.

Walhasil dengan upah buruh yang meningkat, China akan mengurangi ketergantungannya pada industri manufaktur dan memberi tekanan pada industri tekstil yang notabene memberikan upah di minimum. Hal ini memperlebar jendela peluang bagi Indonesia untuk masuk ke pasar Asia.

Rio melihat hingga akhir tahun 2017, SRIL memiliki dapat mengecap pendapatan hingga US$ 761,53 juta. Sedangkan hingga 2018 sebesar US$ 860,53 juta. Sedangkan pendapatan bersih tahun ini dapat mencapai US$ 61,15 juta dan pada 2018 sebesar US$ 76,48 juta.

Kepada investor Rio merekomendasikan beli dengan target harga di Rp 580 per saham. 

Edi Chandren dari Citi Research Equities menyatakan posisi Sritex sebagai pabrik manufaktur tekstil terintegrasi paling besar di Asia Tenggara menunjukkan potensi yang besar. Tak hanya itu, ekspansi yang tengah ia jalani berpotensi semakin membiakkan margin pendapatan.

"Sritex telah menyelesaikan ekspansi pada empat sektor divisinya," jelas Edi. Keempat sektor tersebut adalah spinning, weaving, finishing dan garment. Diantara semua itu, sektor yang memberikan pendapatan paling besar berasal dari spinning sebesar 38-40%, diikuti oleh finishing dan garment yang menduduki 26% dan diakhir oleh weavingsebesar 10%.

Lini spinning alias produksi benang Sritex memang terus mendominasi. Pasalnya benang merupakan komoditas yang dapat dipasok dan tidak seperti pakaian jadi, benang tidak mengenal tren. Michael melihat dari sisi ekspor, spinning memberikan kontribusi terbesar di 55%. Berbeda dengan produksi kain jadi yang kebanyakan diserap untuk diolah lebih lanjut.

"Sektor weaving paling kecil karena produksi kainnya sebagian besar digunakan untuk internal," jelas Michael Wilson Setjoadi Analis Bahana Sekuritas kepada KONTAN, Kamis (24/8).

Namun demikian, yang menarik adalah dari sisi garmen dimana Sritex juga menyuplai seragam tentara untuk berbagai negara, diantaranya adalah Uni Emirat Arab, Jerman dan sejumlah negara di kawasan Uni Eropa dan NATO. Michael melihat kontrol perusahaan yang bagus telah menjamin kualitas benang, kain dan hasil akhir produk dan menemui standar pakaian militer global. Kontribusi dari sektor garmen militer ini sendiri mencapai kisaran 15% pendapatan sang raksasa tekstil.

KONTAN

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit