google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 9 Oktober 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 9 Oktober 2017

Market Review 9 Oktober 2017
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

IHSG ditutup menguat 9 poin (+0.16%) ke level 5,914.933 pada perdagangan hari ini. Tercatat 151 saham menguat dan 174 saham melemah. Sektor basic industry mencatatkan penguatan tertinggi dengan ditutup naik 0.15%. Sementara sektor agriculture melemah terdalam dengan ditutup turun 0.72%. Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp266 miliar di seluruh Pasar hari ini. US Dollar melemah 1 poin (+0.01%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah menguat ke level Rp13,518 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.

Advance Stocks:

- WSKT: Setelah melemah tiga hari berturut-turut di akhir perdagangan pekan lalu, harga saham WSKT ditutup menguat Rp10 (+0.55%) ke level Rp1.800 pada perdagangan awal pekan ini. BEI mencatatkan obligasi WSKT senilai total Rp3 triliun pada hari ini. Penerbitan tersebut bertajuk Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap I Tahun 2017, yang terdiri dari dua seri. Pertama, Seri A (WSKT03ACN1) dengan nilai nominal Rp1,369 triliun dengan tingkat bunga 8 persen per tahun yang berjangka waktu tiga tahun. Kedua, obligasi Seri B (WSKT03BCN1) dengan nilai nominal Rp1,631 triliun dengan tingkat bunga 8,5 persen per tahun yang berjangka waktu lima tahun.

- MAYA: Harga saham MAYA ditutup menguat Rp370 (+13.07%) ke level Rp3.200 pada perdagangan hari ini. MAYA dalam waktu dekat akan melakukan aksi rights issue. Target dana rights issue ini sebesar Rp 1 triliun dengan saham baru yang akan dikeluarkan sebesar 546,5 juta. Harga teoritis rights issue MAYA adalah Rp 2.829. Sehingga harga dasar baru saham MAYA dalam aksi ini sebesar 253.405. Rasio rights issue MAYA ini tercatat 9:1. Artinya pemegang 9 saham lama memiliki hak memiliki 1 saham rights issue baru di harga pelaksanaan Rp 1.830.

- CTRA: Harga saham CTRA ditutup menguat Rp5 (+0.42%) ke level Rp1.170 hari ini. CTRA membukukan marketing sales hingga Rp 5,25 triliun per September 2017 atau tumbuh dari bulan sebelumnya yang tercatat Rp 3,85 triliun. Perseroan memiliki beberapa proyek baru yang diluncurkan pada semester II ini, di antaranya proyek properti di Makassar, yakni CitraLand City Losari(CLCL) dan CitraLand Tallasa City (CLTC). Di antara kedua proyek tersebut, proyek CLTC sudah mencatatkan marketing sales sekitar Rp 310 miliar, sementara CLCL masih dalam tahap reklamasi.

- AMFG: Di akhir perdagangan hari ini, harga saham AMDG ditutup menguat Rp25 (+0.38%) ke level Rp6.600. AMFG akan segera menutup lagi satu pabrik produksi kaca lembarannya yang berlokasi di Ancol, Jakarta Utara, yang berkapasitas 120.000 ton/tahun dan menggantinya dengan pabrik baru berkapasitas 210.000 ton/tahun di Cikampek-Purwasari, Jawa Barat, senilai Rp796,8 miliar.

Decline  Stocks:

- UNSP: Harga saham UNSP ditutup melemah Rp5 (-3.40%) ke level Rp142 pada hari ini. UNSP melalui dua anak usahanya, PT Grahadura Leidong Prima (GLP) dan PT Sumbertama Nusapertiwi (SNP), pada 5 Oktober 2017 telah melepaskan penyertaan saham tidak langsung dalam PT Julang Oca Permana (JOP) dan mengalihkan piutang GLP di JOP kepada PT Sukses Generasi Abadi. GLP melepas sebanyak 9.999 lembar saham senilai Rp51.994.800.000 dan SNP melepas 1 lembar senilai Rp5.200.000 dan piutang GKP di JOP sebesar Rp230.112.901.038. Dengan demikian total transaksi seluruhnya mencapai Rp193 miliar.

- TAXI: Melanjutkan pelemahan pekan lalu, harga saham TAXI kembali ditutup melemah Rp4 (-6.89%) ke level Rp54 pada perdagangan hari ini. Selain melakukan penyusutan karyawan, TAXI juga berencana mengurangi beban utangnya dengan menjual aset-aset yang tidak terpakai dengan total luas 14,5 hektar (ha). Utang yang dimaksudnya merupakan pinjaman yang berasal dari BBCA yang awal nilai pinjamannya sekitar Rp 500 miliar.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...