google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Berita Saham ASII | 28 Februari 2018 Langsung ke konten utama

Berita Saham ASII | 28 Februari 2018

Berita Saham ASII

Seiring dengan kenaikan laba bersih 25 persen dari Rp15,16 triliun menjadi Rp18,88 triliun, manajemen PT Astra International Tbk (ASII) siap membagikan dividen lebih tinggi kepada para pemegang sahamnya. Melalui rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang akan digelar April nanti, Astra akan mengusulkan dividen final Rp130 per saham.

Presiden Direktur Astra, Prijono Sugiarto, menyampaikan melalui usulan itu, maka setelah ditambah dividen interim Rp55, dividen total perseroan pada tahun buku 2017 menjadi Rp185 per saham*.

“Dividen final yang diusulkan tersebut berdasarkan pertimbangan naiknya utang pada level perusahaan induk Astra dan rencana investasi lainnya di masa mendatang,” tulis Prijono dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 27 Februari 2018.

Sebagai informasi, dividen total Astra untuk tahun buku 2016 adalah Rp168. Artinya, para pemegang saham Astra tahun 2017, bisa mendapat keuntungan lebih banyak ketimbang perolehan dividen 2016.

Prijono menuturkan, keuntungan grup Astra sepanjang 2017 tidak lepas dari profitabilitas PT Bank Permata Tbk (BNLI) dan keuntungan yang lebih tinggi dari bisnis alat berat dan pertambangan. Kondisi itu ditopang naiknya harga komoditas secara berkelanjutan, yang juga berdampak positif terhadap kinerja usaha divisi agribisnis.

Selain itu, terdapat peningkatan kinerja PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) yang disebabkan oleh kenaikan pendapatan dari meningkatnya kinerja penjualan replacement market. Hal ini meningkatkan kontribusi laba bersih dari perusahaan patungan dan entitas asosiasi.

Namun, kontribusi dari bisnis otomotif menurun akibat meningkatnya persaingan di pasar mobil, yang secara keseluruhan tidak menunjukkan pertumbuhan.

Selain itu, kinerja operasional bisnis sepeda motor cukup stabil di tengah menurunnya pasar motor secara keseluruhan. Secara rinci, Prijono memaparkan, pendapatan bersih konsolidasian grup tahun 2017 meningkat 14 persen menjadi Rp206,1 triliun dibandingkan tahun 2016, dengan pendapatan yang lebih tinggi diraih sebagian besar segmen bisnis.

“Laba bersih konsolidasian grup meningkat 25 persen menjadi Rp18,9 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai aset bersih per saham tercatat Rp3.054 pada 31 Desember 2017, meningkat 10 persen dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2016,” imbuh Prijono.

Sementara, nilai kas bersih, di luar Grup Jasa Keuangan, mencapai Rp2,7 triliun pada akhir 2017 dibandingkan nilai kas bersih pada 2016 sebesar Rp6,2 triliun. Menurut Prijono, penurunan ini terutamanya disebabkan oleh investasi baru yang dilakukan sepanjang tahun pada jalan tol, properti serta pembangkit tenaga listrik.

Sejalan dengan itu, utang bersih di perusahaan induk, Astra International mencapai Rp9,2 triliun pada 2017, atau meningkat dibandingkan pada akhir 2016 sebesar Rp7,1 triliun. Anak perusahaan Grup Jasa Keuangan mencatat utang bersih Rp46,1 triliun pada akhir 2017, dibandingkan Rp47,7 triliun pada akhir 2016.

“Setelah mencetak kinerja keseluruhan yang baik pada tahun 2017, Grup Astra diharapkan dapat terus diuntungkan dari membaiknya kondisi ekonomi serta stabilnya harga komoditas, meskipun persaingan di pasar mobil akan terus meningkat,” harap Prijono. (AM)

*Catatan: Telah terjadi revisi pada berita ini karena Astra mengoreksi nilai dividen per saham menjadi Rp130 dari Rp122 dan nilai dividen total menjadi Rp185 dari Rp177 sebelumnya.

sumber:
BAREKSA

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

Mengenal Indikator Chaikin Money Flow (CMF)

Chaikin Money Flow adalah indikator volume yang dikembangkan oleh Marc Chaikin. Chaikin Money Flow mengukur jumlah Volume Aliran Uang selama periode tertentu. Volume Aliran Uang membentuk dasar untuk Jalur Distribusi Akumulasi. Alih-alih total kumulatif Volume Aliran Uang, Chaikin Money Flow hanya menjumlahkan Volume Aliran Uang untuk periode sebelumnya tertentu, biasanya 20 atau 21 hari. Indikator yang dihasilkan berfluktuasi di atas / di bawah garis nol seperti halnya osilator. Chartis menimbang keseimbangan tekanan beli atau jual dengan tingkat absolut Chaikin Money Flow. Chartis juga dapat mencari persilangan di atas atau di bawah garis nol untuk mengidentifikasi perubahan pada aliran uang. Perhitungan Indikator CMF Ada empat langkah untuk menghitung Chaikin Money Flow (CMF). Contoh di bawah ini didasarkan pada 20 periode. Pertama, hitung Pengganda (Multiplier) Aliran Uang untuk setiap periode. Kedua, kalikan nilai ini dengan volume periode untuk menemukan Volume Aliran Ua...