google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Berita Saham AMRT | 7 Maret 2018 Langsung ke konten utama

Berita Saham AMRT | 7 Maret 2018

Berita Saham AMRT

Di mana ada gerai Alfamart, maka di sana pula ada Indomaret. Begitu tampaknya persaingan antara dua bisnis ritel raksasa Indonesia tersebut terjadi secara terang-terangan.

Gerai Alfamart merupakan merek minimarket modern yang dikelola oleh PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT). Adapun Indomaret dioperasikan oleh PT Indomarco Prismatama, unit usaha PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET).

Kemunculan minimarket dalam beberapa tahun terakhir semakin pesat di tengah kehidupan masyarakat yang semakin modern. Dengan sistem waralaba, perusahaan ritel semakin mudah membuka toko tanpa harus mengeluarkan biaya besar.

Akibatnya, outlet Indomaret dan Alfamart kian menjamur hingga ke berbagai pelosok desa di seluruh Indonesia. Keduanya sama-sama menyediakan kebutuhan sehari-hari masyarakat, seperti makanan, kebutuhan rumah tangga hingga parfum dengan harga bersaing.

Di beberapa kota di Indonesia, masyarakat seringkali melihat pemandagangan outlet Indomaret dan Alfamart berdiri bersebelahan atau berhadapan. Dengan strategi bisnis yang tak jauh berbeda, keduanya semakin giat bersaing tak hanya dalam harga tapi juga dalam peningkatan jumlah outlet.

Jika ditelisik dari sisi laporan keuangan, siapa lebih unggul?

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2017, Alfamart membukukan pendapatan Rp45,6 triliun atau naik 10,22 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sekitar Rp41,37 triliun.

Meskipun pendapatan naik, namun Alfamart mencatatkan penurunan laba bersih secara signifikan mencapai 85,84 persen di kuartal III 2017. Anjloknya keuntungan emiten berkode AMRT itu akibat realisasi penjualan di bawah harapan dan margin tipis karena persaingan semakin ketat.

Selain itu beban penjualan dan distribusi yang melonjak juga ikut menggerus laba perusahaan. Tercatat beban penjualan dan distribusi naik 17,5 persen menjadi Rp7,7 triliun dari sebelumnya hanya Rp6,6 triliun.

Tidak hanya Alfamart, Indomaret juga mengalami penurunan laba hingga 95 persen menjadi Rp60 miliar dari sebelumnya Rp1,1 triliun. Padahal dari sisi pendapatan hanya turun 20 persen menjadi Rp47 triliun dari sebelumnya Rp59 triliun.

Jumlah Gerai

Persaingan Alfamart dan Indomaret juga terlihat dari jumlah gerai yang setiap tahunnya selalu bertambah

Dalam presentasi perusahaan, sepanjang kuartal III 2017, Alfamart  memiliki jumlah gerai sebanyak 13.376 unit atau bertambah 920 gerai jika dibandingkan awal 2017.

Sementara PT Indomarco Prismatama, pengelola gerai Indomaret terus gencar berekspansi menambah gerai baru. Hingga kuartal III tahun lalu, perusahaan sudah memiliki 14.846 gerai Indomaret yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Jumlah tersebut akan terus ditambah pada tahun ini.

Hingga akhir tahun ini, Indomaret menargetkan penambahan sebanyak 1.000 gerai.

Seiring bertambahnya jumlah gerai, nilai aset perusahaan juga melonjak cukup tajam setiap tahunnya.

Pada kuartal III 2017, nilai aset Alfamart naik menjadi Rp21,5 triliun atau naik 20 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp17,8 triliun. Jika dibandingkan 5 tahun sebelumnya, nilai aset Alfamart melonjak hampir 2 kali lipat dari hanya Rp10,8 triliun di kuartal III 2013.

Tidak berbeda, nilai total aset Indomaret pada kuartal III 2017 juga naik 9 persen menjadi Rp22 triliun dari sebelumnya hanya Rp20,3 triliun. Jika dibandingkan periode 5 tahun sebelumnya, nilai aset Indomaret melonjak 125 persen dari sebelumnya hanya Rp9,8 triliun di kuartal III 2013. (AM)

source:
IQPLUS

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...