google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Berita Saham BBNI | 24 April 2018 Langsung ke konten utama

Berita Saham BBNI | 24 April 2018

KREDIT BNI YANG DISALURKAN Rp439 TRILIUN DI KUARTAL PERTAMA.


IQPlus, (24/04) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), mencatat penyaluran kredit sebesar Rp 439,46 triliun pada Kuartal Pertama 2018 yang dikontribusi oleh Kredit Korporasi sebesar Rp 216,09 triliun atau tumbuh 10,9% YOY. 

Sementara untuk Kredit Segmen Menengah dijaga dengan pertumbuhan konservatif yaitu 5,8% YOY sebesar Rp 3,66 triliun. Kredit Segmen Kecil juga mencatatkan pertumbuhan yang baik yaitu 13,4% YOY atau sebesar Rp 57,73 triliun. 

Corporate Secretary BNI, Kiryanto mengungkapkan, untuk menjaga pertumbuhan Kredit Korporasi, BNI menerapkan kebijakan penyaluran kredit antara lain Pemberian kredit kepada high quality corporates baik BUMN maupun Perusahaan swasta utama (Major Player Private Corporates). 

BNI juga hanya memberikan pembiayaan pada corporates cash flow generator, antara lain dengan memberikan pinjaman kepada operating company, bukan hanya kepada holding company. BNI pun selalu mengupayakan perbaikan proses pemberian kredit dengan semakin memperkuat kemampuan para industry spesialist, kata dia dalam keterangan pers, keSenin.

Portfolio pinjaman infrastruktur masih menjadi salah satu prioritas BNI dalam menumbuhkan pinjaman pada segmen Korporasi, dimana pada Kuartal Pertama 2018, kredit infrastruktur tumbuh 15,3% YOY, yang didominasi oleh pembiayaan proyek-proyek konstruksi dan jalan tol. 

Adapun pada sektor Kredit Menengah, BNI mengupayakan strategi pertumbuhan yang selektif dan berkualitas melalui beberapa langkah inisiatif strategi seperti Supply Chain Financing, yaitu pemberian pembiayaan kepada debitur menengah yang mempunyai keterkaitan bisnis dengan nasabah Korporasi BNI. 

Pembiayaan juga mempertimbangkan pada sektor yang merupakan competitive advantage daerah dimana nasabah menengah melakukan operasional usahanya,"tutur Kiryanto.

Sementara untuk menjaga kualitas kredit dan ekspansi bisnis di Segmen Kredit Kecil, BNI menerapkan beberapa strategi antara lain pemberian kewenangan memutus kredit kepada cabang yang diiringi dengan peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia di bidang perkreditan. Saat ini, BNI telah memiliki sekitar 265 kantor cabang yang mempunyai kewenangan memutus kredit kecil. 

Pada Segmen Konsumer, Payroll loan masih tetap menjadi prioritas BNI, dimana pada Kuartal Pertama – 2018, payroll loan mencatatkan pertumbuhan sebesar 45,4% YOY, yaitu dari Rp 13,12 triliun pada Kuartal Pertama – 2017 menjadi Rp 19,07 triliun pada Kuartal Pertama – 2018. 

Pada Kuartal Pertama 2018, Kartu Kredit dan Kredit Kepemilikan Rumah serta Apartemen atau BNI Griya juga mencatatkan pertumbuhan yang membaik, yaitu masing-masing sebesar 8,2% dan 4,2% YOY. 

Kredit BNI tidak hanya tumbuh melainkan juga semakin berkualitas. Hal itu ditandai oleh membaiknya rasio kredit bermasalah atau non performing loan(NPL) yang mengalami penurunan dari 3,0% pada Kuartal Pertama Tahun 2017 menjadi 2,3% pada Kuartal Pertama Tahun 2018. 

Karena perbaikan kualitas kredit tersebut, BNI mampu menjaga credit costrelatif stabil pada posisi 1,7%. Sementara itu, coverage ratio juga mengalami perbaikan dari 147,1% pada Kuartal Pertama – 2017 menjadi 148,0% pada Kuartal Pertama - 2018. 

Rasio Loan to Deposit (LDR) BNI berada pada level 90,1%, sehingga masih cukup untuk mendukung pertumbuhan kredit BNI,â€� tutur Anggoro. 

Untuk mendukung ekspansi kredit, pada Kuartal Pertama - 2018, BNI berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) senilai Rp 492,90 triliun atau meningkat sebesar 10,8%. BNI juga mampu meningkatkan penghimpunan dana murah yang ditandai oleh meningkatnya rasio CASA dari sebelumnya 58,5% pada Kuartal Pertama - 2017 menjadi 62,4% pada Kuartal Pertama - 2018, dimana perbaikan rasio ini didorong oleh perubahan komposisi Dana Pihak Ketiga sesuai dengan strategi BNI yang fokus ekspansi pada dana murah. (end/fu)

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...