google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Buy Back Saham BSDE, MIKA, TBIG dan STRG Langsung ke konten utama

Buy Back Saham BSDE, MIKA, TBIG dan STRG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang mulai menguat lagi beberapa hari terakhir. Meski begitu, akibat penurunan IHSG beberapa waktu lalu, harga sejumlah saham juga longsor. Beberapa emiten lantas memutuskan melakukan pembelian kembali atawa buyback saham.

Emiten yang melakukan buyback salah satunya adalah PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Perusahaan penyedia menara telekomunikasi ini memulai buyback saham secara bertahap sejak 30 April 2018 hingga 30 Oktober 2019 atas 204 juta saham dengan anggaran Rp 1,2 triliun.

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) bahkan mengalokasikan anggaran buyback yang lebih besar, Rp 3,3 triliun. Dana ini akan digunakan untuk membeli kembali sekitar 1,92 miliar saham. Perusahaan ini akan meminta persetujuan pemegang saham melalui RUPSLB pada 27 Juni nanti.

PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) juga sebelumnya sudah lebih dulu menjalankan aksi serupa. Emiten rumah sakit itu melakukan buyback atas 727,54 juta saham dengan anggaran sebesar Rp 1,4 triliun.

PT Saratoga Investama Tbk (SRTG) tak mau ketinggalan. Perusahaan investasi ini berencana melakukan buyback atas 20 juta saham dengan anggaran Rp 110 miliar. Tapi, perusahaan ini masih perlu meminta persetujuan pemegang saham lewat RUPSLB pada 26 Juni mendatang.

Muhamad Nafan Aji, analis Binaartha Parama Sekuritas, menilai, buyback wajar dilakukan emiten sebagai respons melemahnya IHSG. "Karena penurunan indeks harga saham menjadi kurang mencerminkan fundamental," ujar Nafan, Kamis (24/5).

William Siregar, analis Paramitra Alfa Sekuritas menambahkan, buyback di satu sisi berpotensi mengangkat harga sahamnya kembali. Sesuai dengan hukum ekonomi, suplai berkurang maka harga naik, meski terkadang hal ini juga tak menjadi jaminan di pasar modal.

Kenaikan IHSG kemarin juga bukan merupakan efek sentimen buyback, meski sentimen itu merupakan sentimen positif untuk pelaku pasar. Kenaikan kemarin lebih karena laku kerasnya lelang surat utang negara (SUN) beberapa hari lalu, yang berhasil meraup Rp 15 triliun. Hal itu merembet pada kembali bergairahnya bursa saham.

Tapi, setidaknya emiten masih memiliki manfaat tambahan dengan buyback. "Buyback bisa menjadi kesempatan emiten untuk menambah kepemilikannya kembali saat harga sedang murah," imbuh William.

Investor juga sejatinya bisa mengambil peluang di balik aksi korporasi tersebut. Buyback secara umum merupakan sentimen positif. Sehingga, akumulasi bisa dilakukan dengan ekspektasi harga sahamnya meningkat beberapa waktu ke depan akibat aksi korporasi ini.

Analis menilai, di antara emiten yang berniat buyback, saham TBIG bisa menjadi pilihan. Apalagi harga saham perusahaan ini sudah murah lantaran akibat penurunan harga belakangan ini.

Secara teknikal, pergerakan harga saham TBIG bertahan di atas garis bawah dari bollinger band. Terlihat juga pola bullish harami candlestick pattern. "Hal ini mengindikasikan adanya potensi stimulus beli," ujar Nafan.

Sembari memanfaatkan sentimen buyback, analis merekomendasikan buy saham TBIG dengan target harga secara bertahap di level Rp 5.200 dan Rp 5.500 per saham.

http://investasi.kontan.co.id/news/emiten-ramai-ramai-melakukan-buyback

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham GS IDX | 21 Agustus 2017

Watchlist Ganesha Stock IDX (day trade) : Senin, 21 Agustus 2017 - PUDP (Scalping) - TGRA (Scalping) - WAPO (Scalping) - BBTN - MPPA - BOGA - PTRO - INDY - INCO - DOID Batasi resiko masing2 ya..  Sharing is caring. Salam cerdas investasi! Warning : Watchlist scalping, rata-rata watchlist copet pada saham-saham dengan likuiditas rendah. Jika belum terbiasa copet, hati-hati. — Disclaimer : Bukan perintah jual/ beli, disiplin dengan trading plan masing-masing, resiko dan cuan ditanggung ma

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memegang kontr