google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham SIMP | 6 November 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham SIMP | 6 November 2018

SIMP: Downgrade earnings due to weak CPO price

SIMP mencatatkan pendapatan di 3Q18 sebesar Rp3,8 triliun (+1,5% YoY; +10,7% QoQ) dan laba bersih sebesar Rp27 miliar (2Q18: rugi Rp54 miliar). Pertumbuhan secara QoQ ini didukung oleh peningkatan volume penjualan CPO di 3Q18 sebesar 21% QoQ yang meng-offset penurunan harga jual rata-rata CPO sebesar 11% QoQ. Meskipun demikian, pendapatan di 9M18 tercatat masih turun ke Rp10,4 triliun (-14,9% YoY), dibawah estimasi (PANS:61,6%; Cons: 69,2%; rata-rata 5 tahun: 72,9%), dan laba bersih di 9M18 tercatat sebesar Rp84 miliar (-77,6% YoY), jauh dibawah estimasi (PANS:12,2%; Cons: 23,2%; rata-rata 5 tahun: 50,8%). Kinerja yang kurang baik ini dikarenakan penurunan harga jual rata-rata CPO sebesar 9% YoY dan penurunan volume penjualan CPO sebesar 12% YoY akibat perbedaan waktu dalam realisasi persediaan CPO, dimana inventory CPO di 9M18 tercatat sebesar 84 kton (9M17: penurunan 27 kton). Dari sisi operasional, produksi FFB inti dan CPO tumbuh 32,2% QoQ dan 38,3% QoQ di 3Q18, didorong oleh high crop cycle, sehingga produksi FFB inti dan CPO di 9M18 tumbuh 5,6% dan 5,9% YoY. Kami memprediksi peningkatan volume penjualan CPO di 4Q18, didorong oleh realisasi inventory CPO, namun produksi turun QoQ akibat lower crop cycle. Kami merevisi turun laba bersih di 2018 ke Rp140 miliar (-79,9%) dan 2019: Rp315 miliar (-56,8%), dikarenakan melemahnya harga jual rata-rata CPO serta net gearing yang tinggi di 9M18, di level 0,44x (9M17: 0,39x), sehingga kami masih merekomendasikan HOLD dan menurunkan TP ke Rp460 (previously: Rp550), +1x std deviasi rata-rata 5 tahun.

Kinerja perseroan membaik di 3Q18. SIMP mencatatkan pendapatan di 3Q18 sebesar Rp3,8 triliun (+1,5% YoY; +10,7% QoQ) dan laba bersih sebesar Rp27 miliar (2Q18: rugi Rp54 miliar). Pertumbuhan secara QoQ ini didukung oleh peningkatan volume penjualan CPO dan PK di 3Q18 sebesar 21% QoQ dan 61% QoQ menjadi 223 kton dan 58 kton. Meskipun demikian, hal ini sebagian di-offset oleh penurunan harga jual rata-rata CPO sebesar 11% QoQ ke level Rp6.920.

Laba bersih di 9M18 masih jauh dibawah estimasi. Pendapatan di 9M18 tercatat masih mengalami penurunan menjadi Rp10,4 triliun (-14,9% YoY), dibawah estimasi (PANS:61,6%; Cons: 69,2%; rata-rata 5 tahun: 72,9%), dan laba bersih di 9M18 tercatat sebesar Rp84 miliar (-77,6% YoY), jauh dibawah estimasi (PANS:12,2%; Cons: 23,2%; rata-rata 5 tahun: 50,8%). Kinerja perusahaan di 9M18 yang kurang baik ini didorong oleh: 1) penurunan volume penjualan CPO dan PK menjadi 578 kton (-11,6% YoY) dan 137 kton (-14,4% YoY), 2) penurunan harga jual rata-rata CPO dan PK ke level Rp7.472/kg (-9% YoY) dan Rp6.054/kg (-14% YoY). Penurunan volume penjualan CPO dikarenakan perbedaan waktu dalam realisasi persediaan CPO, dimana inventory CPO di 9M18 tercatat sebesar 84 kton (9M17: penurunan 27 kton). Selain itu, marjin laba bersih di 9M18 turun ke 0,8% (9M17: 3,1%), disebabkan oleh tekanan dari marjin laba kotor ke level 19,6% (9M17: 21,0%) dikarenakan meningkatnya production cost/kg perusahaan, seiring dengan kenaikan biaya dari fertilizer dan labor.

Produksi FFB dan CPO meningkat di 3Q18. Produksi FFB inti dan CPO di 3Q18 tumbuh 32,2% QoQ dan 38,3% QoQ menjadi 997 kton dan 278 kton, didorong oleh high crop cycle, sehingga produksi FFB inti dan CPO di 9M18 tercatat sebesar 2,4 juta ton (+5,6% YoY) dan 663 kton (+5,9% YoY). Ini merupakan produksi kuartalan tertinggi perseroan sejak 1Q16.

EBITDA divisi EOF tumbuh. Pendapatan dari divisi EOF meningkat 4% YoY di 9M18 menjadi Rp 8,1 triliun, sehingga EBITDA tercatat sebesar Rp274 miliar (+32% YoY), dengan marjin flat di 3%. Kami memperkirakan pertumbuhan terbatas di divisi EOF, didorong oleh penurunan harga jual produk EOF mengikuti penurunan harga jual CPO dan ketatnya kompetisi di EOF market.

Merevisi laba turun akibat ekspektasi penurunan harga global CPO. Kami merevisi pendapatan di 2018: Rp13,9 triliun (-17,9%) dan 2019: Rp15,5 triliun (-12,0%), dikarenakan estimasi melemahnya harga jual rata-rata CPO, dimana kami menurunkan asumsi harga global CPO rata-rata tahun 2018/2019 ke MYR2.225/ton/MYR2.350/ton (Previously: MYR2.600/ton), didorong oleh kondisi oversupply. Sehingga laba bersih diestimasikan turun di 2018: Rp140miliar (-79,9%), sebelum membaik di 2019: Rp315miliar (-56,8%).

Merekomendasikan HOLD dan menurunkan target harga ke Rp460. Kami memprediksi peningkatan volume penjualan CPO di 4Q18, didorong realisasi inventory CPO, namun produksi akan turun QoQ akibat lower crop cycle. Selain itu, SIMP memiliki net gearing yang cukup  tinggi di 9M18, di 0,44x (9M17: 0,39x), tertinggi kedua dibandingkan peers, sehingga kenaikan tingkat suku bunga akan memberikan tekanan untuk profitabilitas SIMP. Kami merekomendasikan HOLD untuk SIMP dan menurunkan target harga ke Rp460 (previously: Rp550), +1x std deviasi rata-rata 5 tahun.

Best Regards,
Panin Sekuritas


Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memeg...