google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Rampungkan divestasi 20% saham, simak rencana Vale Indonesia (INCO) ke depan Langsung ke konten utama

Rampungkan divestasi 20% saham, simak rencana Vale Indonesia (INCO) ke depan


PT Vale Indonesia Tbk (INCO) resmi mengumumkan penjualan (pengalihan) 20% sahamnya kepada PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) atau MIND ID. Mengutip keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, Rabu (7/10), divestasi 20% saham ini berjumlah Rp 5,52 triliun yang terdiri dari 1,98 miliar saham.

Untuk diketahui, proses divestasi ini dilakukan guna memenuhi kewajiban INCO  berdasarkan Amandemen Kontrak Karya tanggal 17 Oktober 2014 yang ditandatangani oleh INCO dan Pemerintah Republik Indonesia (Amandemen KK). Berdasarkan Amandemen KK, divestasi merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh emiten nikel ini untuk melanjutkan operasinya setelah tahun 2025.

Pasca merampungkan divestasi, INCO telah menyiapkan langkah yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Direktur Keuangan Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengatakan langkah selanjutnya yang akan dilakukan tentu saja melaksanakan beberapa kesepakatan yang tertuang dalam shareholder agreement. 

Salah satunya adalah melaksanakan debottlenecking study untuk melihat peluang sejauh mana INCO  bisa memaksimalkan kapasitas produksi smelter yang ada saat ini.

“Selain itu, tentu saja dengan masuknya direksi dan komisaris yang diangkat Inalum diharapkan semakin banyak diskusi dan sinergi yang bisa dilakukan untuk mendukung strategi perusahaan,” ujar Bernardus kepada Kontan.co.id, Rabu (7/10).

Sebelumnya, pada rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar Senin (7/9), penghuni Indeks Kompas100 ini menambah jajaran komisaris dan direksi seiring dengan rencana divestasi 20% saham produsen nikel ini kepada holding pertambangan Badan Uusaha Milik Negara (BUMN).

Presiden Direktur Vale Indonesia Nicolas Kanter berharap divestasi ini memperkuat komitmen jangka panjang INCO  terhadap  keberlanjutan dan pemberdayaan lokal di Indonesia. 

“PT Vale Indonesia menyambut baik Inalum sebagai pemegang saham dan mengucapkan selamat atas aliansi antara Vale Canada Limited (VCL), Sumitomo Metal Mining (SMM), dan Inalum," terang Nicolas, Rabu (7/10).

Bernardus mengatakan target produksi INCO hingga akhir tahun masih di angka 73.700 ton. Naiknya target produksi ini disebabkan oleh keputusan INCO untuk menunda pembangunan tanur listrik 4 yang semula dijadwalkan akan dilakukan pada triwulan keempat 2020, diundur menjadi ke triwulan kedua tahun 2021. 

Sebelumnya, INCO menargetkan volume produksi nikel tahun ini ada di angka 71.000 ton. Namun, salah satu konsekuensi dari penundaan pembangunan tungku ini adalah potensi turunnya jumlah produksi di tahun depan.

Sebagai gambaran, produksi nikel matte Vale Indonesia di semester I-2020 mencapai 36.315 ton, naik 18% bila dibandingkan dengan produksi semester I-2019 yang tercatat hanya 30.711 ton. Pada semester pertama tahun lalu, INCO melakukan shutdown terencana yang lebih panjang untuk kegiatan terkait dengan pemeliharaan Larona Canal Lining.

Sumber : kontan

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memegang kontr

Cara Menghitung Harga Wajar Saham Menurut Benjamin Graham

Harga Wajar dan Benjamin Graham Harga wajar atau Harga intrinsik adalah harga wajar suatu perusahaan. Jika harga saham diatas Harga wajar artinya saham tersebut mahal dan jika dijual dibawah Harga wajar artinya saham tersebut murah.Salah satu investor yang mempopulerkan tentang Harga wajar adalah Benjamin Graham. Seorang investor yang menjadi figur penting Warren Buffet. Benjamin Graham mengajar di Columbia Business School tempat Warren Buffet menimba ilmu. Benjamin Graham menulis buku the security analysis dan juga the intelligent investor. Buku yang merupakan legenda dan bacaan wajib bagi para value investor di seluruh dunia. Buku yang juga dibaca dan didalami oleh Warren Buffet ataupun Lo Kheng Hong. Harga Wajar menurut Benjamin Graham Mari saya jelaskan bagaimana contoh menghitung Harga wajar. Dan sebagai contoh perusahaan maka saya akan menggunakan salah satu perusahaan lain yang saya beli. Saya menggunakan data EPS 2018 dengan harga EPS 141,84 Komponen yang saya gunakan ada 2 dal