google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo [UNVR] Prospek PT Unilever Indonesia Tbk. Setelah Laporan Kinerja Keuangan 2020 Langsung ke konten utama

[UNVR] Prospek PT Unilever Indonesia Tbk. Setelah Laporan Kinerja Keuangan 2020


Emiten konsumer PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) baru saja melaporkan kinerja keuangan 2020. Bagaimana rekomendasi sahamnya?

Pada penutupan perdagangan Kamis (4/2/2021), saham UNVR naik 1,74 persen atau 125 poin menjadi Rp7.300, setelah bergerak di rentang Rp7.175-Rp7.325.

Saham UNVR meningkat 3,18 persen dalam sepekan terakhir, meskipun masih turun 12,57 persen sepanjang 2021. Kapitalisasi pasarnya sejumlah Rp278,5 triliun dengan price to eanirng ratio (PER) 38,88 kali.

Berdasarkan data konsensus Bloomberg, 20 analis merekomendasikan beli terhadap sahamnya, 11 rekomendasi tahan, dan 4 rekomendasi jual. Target harga rata-rata 12 bulan ialah Rp8.525 dengan potensi imbal hasil 16,8 persen.

Pada Februari 2021, ada dua sekuritas yang memperbarui pandangan mereka terhadap UNVR. JP Morgan merekomendasikan netral dengan target harga Rp8.000, sedangkan May Bank Kim Eng merekomendasikan beli dengan target harga Rp9.800.

Unilever mengalami penurunan laba bersih pada 2020 walaupun penjualan meningkat. Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2020, emiten dengan kode saham UNVR tersebut membukukan laba bersih senilai Rp7,16 triliun.

Nilai itu terkoreksi tipis 3,1 persen year-on-year (yoy) dari realisasi 2019 sejumlah Rp7,39 triliun. Raihan laba pada 2020 itu lebih rendah dibandingkan estimasi konsensus sebesar Rp7,29 triliun.

Adapun, laba sebelum bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi (EBITDA) sebesar 6,18 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp10,55 triliun.

Penyusutan laba UNVR itu terjadi bersamaan dengan kenaikan beban pemasaran dan penjualan sebesar 7,19 persen menjadi Rp8,62 triliun. Begitu pula beban umum dan administrasi mengalami lonjakan yang lebih tinggi lagi 12,83 persen menjadi Rp4,35 triliun.

Sedangkan pos penjualan bersih terpantau mengalami pertumbuhan tipis 0,11 persen menjadi Rp42,97 triliun pada 2020 dibandingkan tahun sebelumnya Rp42,92 triliun.

Realisasi tersebut berada di bawah konsensus Bloomberg yang memperkirakan penjualan UNVR mencapai Rp43,61 triliun pada 2020.

Berdasarkan kategorinya, penjualan ekspor mengalami kontraksi 11,41 persen menjadi Rp1,81 triliun pada tahun lalu. Sedangkan penjualan dalam negeri masih tumbuh 0,69 persen menjadi Rp41,15 triliun.

Dari penjualan domestik, penjualan produk kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh naik 0,90 persen menjadi Rp28,80 triliun. Sedangkan penjualan makanan dan minuman tumbuh 0,21 persen menjadi Rp12,35 triliun.

Sementara itu, liabilitas UNVR pada 2020 mencapai Rp15,59 triliun, naik dari Rp15,37 triliun pada akhir 2019. Liabilitas jangka pendek sejumlah Rp13,36 triliun naik dari sebelumnya Rp13,06 triliun.

Total ekuitas mencapai Rp4,94 triliun, turun dibandingkan sebelumnya Rp5,28 triliun. Total aset UNVR pun sejumlah Rp20,53 triliun pada 2020, koreksi tipis dari sebelumnya Rp20,65 triliun.

Sebelumnya, Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti mengatakan bahwa bisnis fast moving consumer goods (FMCG) terdampak oleh pelemahan daya beli pada masa pandemi.

Kendati daya beli masyarakat perlahan membaik sejak akhir 2020, Ira meyakini ke depannya pemulihan konsumsi masih akan dalam laju moderat.

“Saya melihat trennya di semester I ini kelihatan sedikit membaik, belum sepenuhnya (fully),” kata Ira pekan lalu.

Perempuan yang sempat memimpin divisi Beauty & Personal Care dan managing director di Unilever Foods Solutions South East Asia itu menambahkan bahwa konsumsi masyarakat akan bergantung dengan keberhasilan program vaksinasi dari pemerintah pada tahun ini.

Apabila vaksin terbukti efisien, salah satu perusahaan barang konsumer dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia ini memperkirakan pemulihan penuh sektor konsumsi akan terjadi pada semester II/2021.


Sumber: BISNIS

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...

Analisa Saham ANTM | 3 Agustus 2018

CLSA (KZ) ANTM IJ – Aneka Tambang 2Q18 operational highlights by Andrew Hotama and Norman Choong Stock: Aneka Tambang, ANTM IJ Market cap, ADTO: US$1.6bn, US$4.6m Rec: BUY, TP: Rp1,100 Event: 2Q18 operational results 2Q18 operational result highlight: •     Gold production: 503 kg (-7% QoQ, +20% YoY), 6M18: 47% of 18CL •     Gold sales volume: 6,815 kg (-2% QoQ, +933% YoY), 6M18: 46% of 18CL •     Ferronickel production: 6,724 tni (+10% QoQ, +5% YoY), 6M18: 49% of 18CL •     Ferronickel sales volume: 7,516 tni (+40% QoQ, +44% YoY), 6M18: 50% of 18CL •     Nickel ore production: 1.7mn wmt (-21% QoQ, +58% YoY), 6M18: 63% of 18CL •     Nickel ore sales volume: 0.6mn wmt (-49% QoQ, +136% YoY), 6M18: 38% of 18CL Comment: •     Unaudited 2Q18 revenue came at Rp6.1tn (+7% QoQ, +350% YoY), we believe this is mostly on the back of higher ferronickel sales volume which w...

Rekomendasi Saham BISI dan MCOL oleh Phillip Capital | 18 April 2023

Phillip Capital 18 April 2023 Technical Recommendations BISI Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 1680 Target Price 1 : 1740 Target Price 2 : 1770 Stop Loss : 1625 MCOL Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trade Buy : 6825 Target Price 1 : 7400 Target Price 2 : 7850 Stop Loss : 6250 - Informasi lengkap pasar saham ada di  Website Saham Online.    Materi belajar trading dan investasi saham ada di   Channel Youtube Saham Online.