google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo [PTBA] Hilirisasi Jadi Solusi PT Bukit Asam Tbk Langsung ke konten utama

[PTBA] Hilirisasi Jadi Solusi PT Bukit Asam Tbk


Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arviyan Arifin kembali mengungkapkan alasan hilirisasi baru bara harus segera dilakukan. Menurutnya sektor batu bara termasuk industri sunset yang akan segera ditinggalkan, sehingga diperlukan upaya khusus jika ingin tetap memanfaatkan batu bara. Hilirisasi menjadi satu-satunya pilihan untuk memanfaatkan batu bara dalam jangka panjang

"Batu bara masih akan tumbuh tapi akan lebih sedikit dibanding green energy. Makanya ini butuh strategi jitu dan ini bukan pilihan mudah, kalau bangun PLTU mudah tapi produk kita tidak bisa bersaing, bisa jadi malah dibannedtidak bisa masuk," kata Arviyan dalam "Mining Forum: Prospek Industri Minerba 2021 CNBC Indonesia", Rabu (24/03/2021).

Dia menegaskan hilirisasi batu bara menjadi satu-satunya pilihan untuk memanfaatkan secara maksimal batu bara dalam jangka panjang, yang diproyeksikan akan ditinggalkan sebagai bahan bakar energi primer. Apalagi China juga mengeluarkan kebijakan melarang pembangunan PLTU pada 2050, menurutnya ini akan berdampak pada batu bara yang dimiliki.

"Kita mengarah kesana beyond coal, karena 30-50 tahun lagi tidak akan ada batu bara karena demandnya sudah sedikt dan suplainya banyak," katanya.

Proyek hilirisasi batu bara juga bisa berlanjut hingga ke proyek petrokimia, tidak hanya berhenti di DME yang bisa menggantikan liquefied petroleum gas (LPG). Dia menyebutkan, di China, hilirisasi batu bara bisa sampai membuat polyethylene, polypropylene, avtur, aluminium, polyester, dan lainnya.

"20 tahun yang lalu beda dengan sekarang karena inovasi di China luar biasa. Kita mulai di saat yang tepat. Kalau dulu ikut jatuh gitu, sekarang kita tinggal mencari partner yang tepat untuk membawa teknologi ini. Nggak boleh hanya ke produk yang pasarnya jenuh. Kita bisa mencari produk petrokimia yang bisa berasal dari batu bara," paparnya.

Dia menyebut saat ini rencana proyek DME yang dikerjakan konsorsium PTBA dengan Peretamina dan Air Products diperkirakan akan menelan dana sekitar US$ 2,2 miliar, di mana PTBA akan bertindak sebagai pemasok batu bara dan Pertamina sebagai pembeli (offtaker) DME. Proyek ini pun ditargetkan bisa mulai beroperasi pada kuartal II 2024 mendatang.

"Pada tahun ke lima setelah COD (commercial operation date), PTBA dan Pertamina bisa punya opsi memiliki saham. Risiko kegagalan pabrik tidak ditanggung oleh PTBA atau Pertamina, tapi 100% oleh investor," ungkapnya

Sumber: CNBC

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memeg...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...