google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Harga Rights Issue Rp 100, Bank BBHI Milik CT Bidik Rp 750 M Langsung ke konten utama

Harga Rights Issue Rp 100, Bank BBHI Milik CT Bidik Rp 750 M


PT Bank Harda International Tbk (BBHI) atau Allo Bank Indonesia, bank milik pengusaha nasional Chairul Tanjung, siap menggelar penawaran umum terbatas (PUT) II dalam dalam rangka Penambahan Modal dengan menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue.

Berdasarkan prospektus di Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan akan menerbitkan sebanyak 7.498.501.776 saham biasa atau sebesar 64,18% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PUT II dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham dengan harga pelaksanaan Rp 100.

Dengan demikian, jumlah dana yang akan diterima Bank Harda dalam PMHMETD ini sebesar Rp 749.850.177.600 atau hampir Rp 750 miliar.

Setiap pemegang 125 saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) perseroan pada penutupan perdagangan saham perseroan di Bursa Efek Indonesia pada 12 Juli 2021 berhak atas 224 HMETD, di mana setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD.

HMETD ini diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan selama 5 hari kerja mulai 14 Juli 2021 sampai dengan 21 Juli 2021.

HMETD yang tidak dilaksanakan hingga tanggal akhir periode tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi. Saham baru hasil pelaksanaan HMETD memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lama perseroan.

Sesuai dengan pernyataan pada 11 Mei 2021, PT Mega Corpora selaku pemegang saham dengan kepemilikan 90,00% akan mengambil bagian seluruh HMETD yang menjadi haknya.

Apabila saham-saham yang ditawarkan dalam PUT II tersebut tidak seluruhnya diambil bagian oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan alokasikan kepada para pemegang saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya.

Bilamana masih terdapat sisa saham dalam PMHMETD maka Mega Corpora akan mengambil bagian seluruh sisa saham tersebut.

Para pemegang saham yang tidak mengambil bagian atas HMETD yang menjadi haknya akan terkena dilusi kepemilikan sebesar 64,18% dari persentase kepemilikannya sebelum PMHMETD.

Saat ini jumlah saham yang tidak dicatatkan di BEI adalah saham milik Mega Corpora dengan jumlah sebesar 1% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh yakni sejumlah 41.844.318 saham.

Rights Issue II BBHI, 1 Juli 2021Foto: Rights Issue II BBHI, 1 Juli 2021

Rights Issue II BBHI, 1 Juli 2021

Rights Issue II BBHI, 1 Juli 2021Foto: Rights Issue II BBHI, 1 Juli 2021

Rights Issue II BBHI, 1 Juli 2021

Saham hasil pelaksanaan HMETD yang tidak akan dicatatkan adalah saham milik Mega Corpora sebanyak 74.985.018 saham.

Dengan demikian setelah pelaksanaan PMHMETD, maka jumlah saham yang tidak dicatatkan akan berjumlah 116.829.336 saham atau 1% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah PMHMETD.

Manajemen BBHI menyatakan dana rights issue Rp 749,85 miliar itu akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan dalam rangka memenuhi modal inti minimum bank dalam Peraturan OJK No.12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum dan untuk pengembangan usaha perseroan dalam rangka penyaluran kredit.

Aryanto Halawa, Finance, Planning dan Control Division Head BBHI, menjelaskan dari sisi timeline rights issue. Tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas waktu HMETD yakni 12 Juli 2021, tanggal cum HMETD di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi 8 Juli dan tanggal ex HMETD di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi 9 Juli.

Berikutnya tanggal cum HMETD di Pasar Tunai 12 Juli, tanggal ex HMETD di Pasar Tunai 13 Juli, tanggal distribusi HMETD 13 Juli, dan tanggal pencatatan efek di BEI 14 Juli.

Periode perdagangan HMETD yakni 14 Juli sampai 21 Juli, periode pelaksanaan HMETD 14 Juli, periode penyerahan efek 16 Juli sampai 23 Juli, tanggal akhir pembayaran pesanan efek tambahan 23 Juli, tanggal Penjatahan 26 Juli, dan tanggal pengembalian kelebihan uang pesanan 27 Juli.

Dari pasar modal, saham BBHI ditutup minus 2,17% di Rp 3.160/saham pada perdagangan Kamis kemarin (1/7). Dalam sebulan terakhir akumulatif saham BBHI naik 141%, 6 bulan meroket 1.115% dan year to date naik 645%.

Sumber: CNBC

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memeg...