google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Kuartal I, Darma Henwa Catat Laba US$ 8,1 juta Langsung ke konten utama

Kuartal I, Darma Henwa Catat Laba US$ 8,1 juta


 PT Darma Henwa Tbk (DEWA) mencatatkan pertumbuhan laba yang signifikan pada kuartal I-2021. Tercatat laba kotor melonjak 102,5x kali menjadi US$ 8,1 juta. Sementara itu, pendapatan Perseroan pada kuartal I-2021 mengalami sedikit penurunan sebesar 10% menjadi US$ 73,8 Juta dibandingkan US$ 82 juta di kuartal I-2021.

Penurunan ini disebabkan oleh penghentian subkontraktor yang tidak ekonomis di Proyek Bengalon pada pertengahan 2020. Meski demikian perusahaan  masih mencatatkan margin yang signifikan dengan EBITDA Operasi melonjak 2,5 kali lipat menjadi US$ 16,6 juta dari US$ 6,6 juta. 

Perseroan mencatatkan kerugian selisih kurs sebesar US$ 1,5 juta di kuartal I-2021 karena apresiasi nilai tukar Rupiah, dibandingkan laba selisih kurs sebesar US$ 9,4 juta di kuartal pertama 2020. Ini adalah kerugian non-tunai yang diakibatkan pencatatan Akibat kerugian selisih kurs ini, Laba operasional Perseroan menjadi US$ 3,9 juta, turun dibandingkan US$ 6,65 juta di kuartal I-2020.

Dewa juga melakukan tiga strategi utama yakni, pengurangan biaya operasi melalui program pemeliharaan yang efisien, global sourcing, dan peningkatan kapasitas fleet produksi Perseroan.

Wakil Presiden Direktur dan CEO DEWA Prabhakaran Balasubramanian, di kuartal I-2021 total volume pemindahan material menggunakan fleet produksi Perseroan meningkat 26,4% menjadi 16,3 juta bcm, dari 12,9 juta bcm dibandingkan kuartal I-2020. Meski demikian volume produksi dari subkontraktor turun signifikan menjadi 11,0 juta bcm dari 22,7 juta bcm di kuartal I-2020.

Adapun total volume pemindahan material turun 23,3% menjadi 27,3 juta bcm dari 35,6 juta bcm. Penurunan ini disebabkan karena Perseroan menghentikan subkontraktor di Proyek Bengalon pada pertengahan tahun 202, karena kontrak yang tidak ekonomis.

Dengan begitu menurutnya dari sisi keuangan, perseroan mampu meningkatkan margin meskipun volume produksi dan pendapatan turun. Anak perusahaan PT Bumi Resources ini pun akan melanjutkan strategi ini dengan menargetkan 100% volume produksi menggunakan fleet produksi Perseroan dalam waktu 2 tahun ke depan.

"Untuk mencapai hal tersebut, DEWA merencanakan program perbaikan dengan menempatkan lebih banyak peralatan, melalui pendanaan internal dan pinjaman eksternal," kata Prabhakaran.

Prabhakaran menegaskan kembali komitmennya untuk secara konsisten mencapai kemajuan dan meningkatkan efisiensi, untuk meningkatkan profitabilitas. Tahun ini, DEWA juga melakukan ekspansi pekerjaan di wilayah Kalimantan Selatan yang diharapkan akan mendorong pertumbuhan Perseroan di kuartal mendatang.

Sejauh ini perseroan telah berinvestasi dalam peralatan pertambangan yang diharapkan dapat meningkatkan volume pada proyek-proyek tersebut dan mencapai kinerja keuangan yang lebih baik di semester II-2021.

DEWA juga berinvestasi besar-besaran melalui program perbaikan alat produksi, terutama untuk Proyek Satui di Kalimantan Selatan. Diharapkan peningkatan volume dari proyek ini akan dapat terlihat di semester II-2021, seiring penambahan lebih banyak fleet produksi di kuartal II dan III-2021.

"Kami tingkatkan kapasitas fleet produksi sendiri melalui kombinasi peralatan baru dan membangun kembali armada yang lama. Kami melakukannya dengan memperpanjang usia peralatan yang ada melalui program daur ulang (recycle), pembangunan kembali (rebuild) dan penggunaan kembali (reuse), dimana program tersebut lebih ramah lingkungan dan mendukung pertambangan berkelanjutan kami," kata dia.

DEWA juga meningkatkan produktivitas fleet produksi untuk meningkatkan jam kerja efektif. Dengan begitu kombinasi antara strategi pembangunan kembali melalui capital efficiency dan peningkatan kinerja operasional dipastikan meningkatkan nilai tambah perusahaan.

Sumber: CNBCINDONESIA

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...