google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo MENDAG : SURPLUS NERACA PERDAGANGAN OKTOBER 2021 TERTINGGI SEPANJANG SEJARAH. Langsung ke konten utama

MENDAG : SURPLUS NERACA PERDAGANGAN OKTOBER 2021 TERTINGGI SEPANJANG SEJARAH.


Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Oktober 2021 sebesar USD 5,73 miliar. Surplus tersebut ditopang surplus neraca nonmigas sebesar USD 6,61 miliar dan defisit neraca migas sebesar USD 0,87 miliar. Secara akumulatif, surplus neraca perdagangan periode Januari.Oktober 2021 mencapai USD 30,81 miliar. Nilai ini jauh lebih besar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya dan terbesar sejak 2012 atau sepanjang 10 tahun terakhir.

"Surplus perdagangan Oktober 2021 ini melanjutkan tren surplus secara beruntun sejak Mei 2020 dan merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah. Penguatan neraca tersebut ditopang pertumbuhan ekspor yang tinggi, bahkan ekspor bulanan tertinggi sepanjang sejarah," ungkap Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.

Beberapa negara mitra dagang Indonesia yang menjadi penyumbang surplus perdagangan terbesar di antaranya

Tiongkok, Amerika Serikat (AS), dan Filipina, dengan jumlah mencapai USD 3,67 miliar. Sementara Australia, Singapura, dan Thailand menjadi negara mitra penyumbang defisit perdagangan terbesar dengan jumlah sebesar USD 1,13 miliar.

"Jika surplus perdagangan terus konsisten pada triwulan IV 2021, makatahun ini Indonesia akan mendapatkan surplus terbesar pertama kali dalam sejarah. Sepanjang Januari.Oktober 2021 surplus perdagangan sudah mencapai USD 30,81 miliar," tutur Mendag Lutfi.

Secara kumulatif, surplus perdagangan tersebut ditopang neraca nonmigas USD 40,08 miliar dan defisit migas USD 9,28 miliar.

Berdasarkan negara kontributornya, surplus perdagangan Januari.Oktober 2021 berasal dari AS dengan nilai mencapai USD 11,52 miliar; Filipina (USD 5,86 miliar); dan India (USD 4,76 miliar).

Kinerja Ekspor Oktober 2021 Tertinggi Sepanjang Sejarah

Ekspor Indonesia pada Oktober 2021 tercatat sebesar USD 22,03 miliar atau naik 6,89 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM). Kinerja ekspor Oktober mencetak rekor baru dengan nilai ekspor bulanan tertinggi sepanjang sejarah, bahkan melampaui angka Agustus 2021 lalu. Kenaikan ini didorong meningkatnya ekspor migas sebesar 9,92 persen dan nonmigas sebesar 6,75 persen. Pertumbuhan ekspor nonmigas Oktober 2021 disebabkan peningkatan ekspor dari seluruh sektor, terutama pertambangan yang naik 20,11 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM). Kemudian diikuti migas (9,91 persen), pertanian (2,70 persen), dan industri pengolahan (3,61 persen).

Beberapa produk utama Indonesia yang menyumbang peningkatan kinerja ekspor nonmigas Oktober, antara lain bahan bakar mineral/batubara (HS 27) sebesar 26,59 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM), lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) 19,12 persen; besi dan baja (HS 72) 11,35 persen; alas kaki (HS 64) 4,19 persen; serta berbagai produk kimia (HS 38) 2,99 persen.

Produk ekspor lain yang juga tumbuh signifikan dibanding bulan sebelumnya (MoM) adalah ampas dan sisa industri makanan (HS 23) sebesar 42,07 persen; timah dan barang daripadanya (HS 80) 37,29 persen; dan barang dari besi dan baja (HS 73) 33,67 persen. .Peningkatan kinerja ekspor produk tersebut didorong oleh komoditas super cycleyang membuat harga komoditas ekspor utama Indonesia mencapai level tinggi.

Sementara itu, ekspor produk manufaktur Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang ekspansif pada Oktober lalu sejalan dengan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah daerah. Purchasing Manager.s Index (PMI)Indonesia menempati posisi tertinggi dengan nilai 57,2 poin dibanding dengan negara ASEAN lainnya,. jelas Mendag.Pada Oktober 2021, kontributor ekspor nonmigas terbesar Indonesia masih berasal dari Tiongkok dengan nilai USD 5,93 miliar, naik 30,45 persen dibanding bulan sebelumnya.

Kenaikan ini diikuti AS senilai USD 2,34 miliar (turun 0,04 persen); dan Jepang senilai USD 1,41 miliar (turun 8,19 persen). Pertumbuhan ekspor nonmigas Oktober 2021 secara signifikan terjadi di beberapa negara. Negara tersebut diantaranya Mesir naik 97,14 persen; Arab Saudi (40,90 persen); Belgia (34,98 persen), Tiongkok (30,45 persen), dan Perancis (29,52 persen). Di bulan ini, pertumbuhan ekspor nonmigas terbesar ke kawasan Afrika lainnya yang tumbuh 212,05 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM); Afrika Utara (104,35 persen), dan Asia Barat (68,37 persen).

Secara kumulatif, kinerja ekspor Januari.Oktober 2021 tercatat sebesar USD 186,32 miliar atau naik 41,80 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (YoY). Peningkatan ini dipengaruhi ekspor nonmigas yang naik menjadi USD 176,47 miliar atau 41,26 persen, diikuti ekspor migas yang naik menjadi USD 9,85 miliar atau 52,23 persen. Pada periode tersebut, beberapa produk utama Indonesia yang mengalami peningkatan ekspor. Produk tersebut antara lain bijih, terak, dan abu logam (HS 26) sebesar 136,01 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (YoY); timah dan barang daripadanya (HS 80) 104,57 persen; besi dan baja (HS 72) naik 98,39 persen; berbagai produk kimia (HS 38) 85,00 persen; bahan bakar mineral (HS 27) 81,55 persen; dan lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) 73,42 persen.

Kinerja Impor Bulan Oktober 2021 Juga Meningkat

Nilai impor Indonesia pada Oktober 2021 tercatat sebesar USD 16,29 miliar. nilai ini kembali meningkat 0,36 persen dibandingkan bulan sebelumnya (MoM). Kenaikan impor dipicu impor migas sebesar 1,68 persen dan nonmigas sebesar 0,19 persen. Ditinjau dari kelompok penggunaan barang, struktur impor Indonesia masih didominasi bahan baku penolong sebesar 75,55 persen, diikuti barang modal (14,69 persen), dan barang konsumsi (9,76 persen).

Peningkatan impor didorong adanya permintaan industri dalam negeri yang ditunjukkan dengan peningkatan kinerja impor golongan bahan baku/penolong sebesar 1,77 persen dan barang modal sebesar 1,92 persen. .Pelonggaran level PPKM di sejumlah daerah pada Oktober 2021 telah mendorong peningkatan aktivitas sektor manufaktur nasional menuju ke arah pemulihan ekonomi dan kembali menumbuhkan impor. Hal ini sejalan dengan indikator aktivitas manufaktur PMI Oktober 2021 yang kembali mencapai rekor tertinggi sejak April 2011,.terang Mendag Lutfi.

Menurut Mendag Lutfi, impor barang konsumsi justru mengalami penurunan sebesar 11,18 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM). .Ini disebabkan oleh penurunan permintaan produk farmasi (HS 30) sebesar 34,17 persen yang sejalan dengan melandainya kasus Covid-19 di Indonesia dan permintaan buah-buahan sebesar 14,55 persen,.ucapnya.

Beberapa produk impor nonmigas yang mengalami kenaikan pada Oktober 2021 dibanding bulan sebelumnya (MoM), antara lain gula dan kembang gula (HS 17) yang naik 60,76 persen; aluminium dan barang daripadanya (HS 76) 22,61 persen; ampas/sisa industri makanan (HS 23) 22,23 persen (MoM); besi dan baja (HS 72) 18,36 persen; serta filamen Buatan (HS 54) 15,35 persen. Sedangkan dari segi negara mitra, pertumbuhan terbesar berasal dari Afrika Selatan yang naik signifikan 72,64 persen; Oman (44,82 persen); Swiss (36,17 persen); Argentina (28,96 persen), dan Prancis (19,15 persen).

Mendag Lutfi menambahkan, kinerja impor Indonesia pada periode Januari-Oktober 2021 mencapai USD 155,51 atau naik 35,86 persen secara tahunan (YoY).

"Pertumbuhan tersebut ditopang lonjakan impor migas sebesar 63,61 persen dan kenaikan impor nonmigas sebesar 32,70 persen. Kenaikan impor periode ini menjadi sinyal positif peningkatan aktivitas industri dan perekonomian nasional,"pungkasnya.(end)

sumber : IQPLUS


Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online


Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memegang kontr

Cara Menghitung Harga Wajar Saham Menurut Benjamin Graham

Harga Wajar dan Benjamin Graham Harga wajar atau Harga intrinsik adalah harga wajar suatu perusahaan. Jika harga saham diatas Harga wajar artinya saham tersebut mahal dan jika dijual dibawah Harga wajar artinya saham tersebut murah.Salah satu investor yang mempopulerkan tentang Harga wajar adalah Benjamin Graham. Seorang investor yang menjadi figur penting Warren Buffet. Benjamin Graham mengajar di Columbia Business School tempat Warren Buffet menimba ilmu. Benjamin Graham menulis buku the security analysis dan juga the intelligent investor. Buku yang merupakan legenda dan bacaan wajib bagi para value investor di seluruh dunia. Buku yang juga dibaca dan didalami oleh Warren Buffet ataupun Lo Kheng Hong. Harga Wajar menurut Benjamin Graham Mari saya jelaskan bagaimana contoh menghitung Harga wajar. Dan sebagai contoh perusahaan maka saya akan menggunakan salah satu perusahaan lain yang saya beli. Saya menggunakan data EPS 2018 dengan harga EPS 141,84 Komponen yang saya gunakan ada 2 dal