google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Investasi Menguntungkan, Pilih Deposito atau Saham? Langsung ke konten utama

Investasi Menguntungkan, Pilih Deposito atau Saham?


Memilih produk investasi tentu bukan hal mudah, terutama bagi generasi milenial yang baru mau ‘nyemplung’ menanamkan uangnya. Perlu berbagai pertimbangan dalam memilah, mulai dari keuntungan, risiko, perizinan, sampai latar belakang perusahaan yang merilis produk investasi tersebut.

Hal itu penting dilakukan, mengingat banyak sekali instrumen investasi yang beredar di pasaran. Nah beberapa instrumen investasi yang cocok untuk kaum milenial, di antaranya deposito dan investasi saham. Meski sama-sama menarik dicoba, keduanya memiliki perbedaan mendasar, kelebihan dan kekurangan, termasuk pada tingkat keuntungannya.

Dalam artikel kali ini, Cermati.com akan mengulas perbedaan deposito dan investasi saham sehingga dapat menjadi referensi kamu dalam memilih produk investasi.

Deposito vs Investasi Saham

Investasi saham merupakan salah satu jenis instrumen investasi yang dikenal ‘high risk high return.’ Artinya investasi ini memiliki tingkat risiko yang tinggi, namun memberikan imbal hasil yang tinggi pula. Keuntungan dari investasi saham sangat tergantung pada pergerakan pasar dan kinerja perusahaan yang sahamnya kamu dekap. Makanya ada istilah capital gain (keuntungan dari kenaikan harga saham) dan capital loss (kerugian dari penurunan harga saham).

Sementara jika membenamkan modal di produk deposito, risikonya minim karena simpanan uang di deposito dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan nilai maksimal Rp2 miliar. Jadi sebetulnya, uang kamu tetap aman meski bank dilikuidasi. Selain itu, deposito tidak mengikuti pergerakan pasar, sehingga risiko lagi-lagi terbilang rendah.

Deposito atau Saham, Mana yang Lebih Untung?

Setiap investasi, keuntungan atau imbal hasil paling awal yang dicari investor. Baik deposito maupun investasi saham jelas menjanjikan keuntungan. Hanya saja berbeda. Kamu perlu memahami dengan baik keuntungan dari kedua investasi ini sebelum akhirnya memutuskan memilih salah satu di antaranya.

Deposito

Bank biasanya sudah menetapkan besaran bunga deposito yang disesuaikan dengan tenor dan nilai deposito. Umumnya berkisar 4-7% dan bunga deposito biasanya lebih tinggi daripada suku bunga tabungan. Bunga deposito mengikuti suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Jadi tak heran bila pendapatan dari deposito cenderung tetap, bahkan perubahannya minim setiap tahun. Sesuai lah ya buat kamu yang mau main aman, stabil, karena risikonya rendah.

Sebagai contoh, kamu menyetor uang ke produk deposito sebesar Rp20 juta dengan bunga 7% per tahun. Maka pendapatan kamu dari investasi tersebut sebesar Rp1,4 juta. Kalau kamu mengambil tenor atau jatuh tempo 2 tahun misalnya, berarti total pendapatan Rp2,8 juta. Artinya, setelah jatuh tempo 2 tahun, kamu bisa mencairkan dana deposito berikut bunganya sebesar: Rp 22,8 juta. Itu masih kotor, belum dipotong pajak deposito 20%.  

Investasi Saham

Berbeda, keuntungan dari investasi saham fluktuatif, tergantung pergerakan pasar dan kinerja perusahaan yang sahamnya kamu beli. Contohnya kamu punya uang Rp20 juta dan membeli saham perusahaan tambang dengan harga Rp 1.000 per lembar, maka kamu mendapat 200 ribu lembar saham atau 200 lot (1 lot = 100 lembar). Jika dalam setahun saham ini mengalami kenaikan harga sebesar Rp200 dan menjadi Rp1.200 per lembar, maka kamu akan mengantongi keuntungan Rp40 juta. Menggiurkan bukan?

Keuntungan ini tentu jauh lebih besar dibanding pendapatan bunga deposito. Namun keuntungan yang menggiurkan tersebut, sebanding dengan risikonya. Perhitungan itu kalau asumsinya harga saham naik. Jika harga saham turun, bukannya untung, kamu malah buntung hingga menggerus modal yang sudah ditanam. Rugi besar ya.

Pahami Risikonya dan Kelola Secara Tepat

Sudah paham kan keuntungan dan risiko investasi saham maupun deposito, seperti penjelasan di atas. Untuk hal ini, balik lagi keputusan ada di tangan kamu sebagai calon investor. Kalau kamu tipe orang yang senang ‘main’ aman, atau baru memulai dan belajar investasi, kamu bisa memilih produk deposito sebagai pilihan pertama investasi. Akan tetapi, jika kamu merupakan tipe orang yang senang mengambil risiko, investasi saham cocok untuk dijajal.

Satu yang perlu diingat, namanya investasi pasti ada untung dan rugi. Pahami risiko setiap instrumen investasi dan kelola dengan cara yang tepat. Dengan begitu, investasi akan memberi manfaat dan keuntungan maksimal bagi masa depan keuanganmu.

sumber : cermati


Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit