google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Investor Asing Mencatat Net Buy Rp 30 Triliun Tahun Ini, Simak Prospek Tahun Depan Langsung ke konten utama

Investor Asing Mencatat Net Buy Rp 30 Triliun Tahun Ini, Simak Prospek Tahun Depan



Meski diwarnai volatilitas, pasar saham Indonesia tahun ini menguat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 10,08% sepanjang 2021.

Penguatan IHSG ini diiringi oleh dana asing terus mengalir di pasar saham. Tercatat net buy asing di pasar reguler sebesar Rp 36,52 triliun dan di seluruh pasar sebesar Rp 29,68 triliun.

Sektor perbankan dan komoditas banyak diburu asing selama tahun ini. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi paling banyak diburu dengan mencatatkan net buy asing sebesar Rp 12,6 triliun.

Selanjutnya disusul PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) Rp 9,3 triliun, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 6,6 triliun, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Rp 4,6 triliun. Lalu juga ada PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) Rp 2,4 triliun, PT United Tractors Tbk (UNTR) Rp 1,4 triliun, dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) Rp 1,1 triliun.

Analis Erdikha Elit Sekuritas, Ivan Kasulthan menilai perburuan asing akan saham-saham tersebut kemungkinan besar masih akan berlanjut di tahun depan. Menurut dia, pemicu asing memburu saham tersebut karena saham-saham itu memiliki fundamental yang baik.

"Juga saham-saham ini tergolong atau masuk dalam kategori indeks MSCI yang mana ini menjadi salah satu acuan investor asing untuk memborong saham tersebut," kata Ivan kepada Kontan.co.id, Kamis (30/12).

Dia memproyeksikan sampai akhir tahun depan saham-saham itu memiliki potensi mencatatkan net buy kembali. Proyeksi tersebut berdasarkan kinerja laporan keuangan yang baik dan juga memiliki kapitalisasi pasar yang besar serta likuiditas yang tinggi.

Secara umum, ekspektasi pemulihan ekonomi yang lebih cepat di tahun depan, terutama di emerging markets seperti Indonesia, menjadi peluang masuk investor. "Sehingga, ini bisa menjadi kesempatan Investor asing untuk masuk ke emerging markets ketika pasar di negara-negara sudah mengalami jenuh beli," katanya.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus juga menilai net buy asing masih akan berlanjut di tahun depan. Menurut dia, di tengah ketidakpastian dengan varian omicron tetapi masih ada jurus yang dimiliki Indonesia untuk menggaet investor asing.

"Dari tax amnesty dan juga Undang-Undang Cipta Kerja," kata Nico.

Dia menambahkan, kedua hal tersebut berpotensi akan menjadi salah satu indikator meningkatnya kepercayaan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia, baik di sektor keuangan maupun sektor riil. Lebih lanjut, untuk sektor riil ia melihat dari foreign direct investment (FDI) Indoensia yang didominasi oleh berbagai negara yang berbeda dari sebelum-sebelumnya.

"Sehingga ini menjadi tanda Indonesia berhasil mengajak negara lain untuk berinvestasi di Indonesia.

Lebih lanjut, pada 2022 juga memiliki peluang terkait energi terbarukan (EBT). Sehingga, Nico menilai peluang asing masuk di Indonesia masih besar.

Walau begitu, Nico menegaskan ketidakpastian masih akan berlanjut juga. Karenanya, dia memperkirakan dari pasar modal sektor yang masih belum disentuh asing dari properti lantaran potensi kenaikan belum terlalu besar di tahun depan.


sumber : kontan


Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham GS IDX | 21 Agustus 2017

Watchlist Ganesha Stock IDX (day trade) : Senin, 21 Agustus 2017 - PUDP (Scalping) - TGRA (Scalping) - WAPO (Scalping) - BBTN - MPPA - BOGA - PTRO - INDY - INCO - DOID Batasi resiko masing2 ya..  Sharing is caring. Salam cerdas investasi! Warning : Watchlist scalping, rata-rata watchlist copet pada saham-saham dengan likuiditas rendah. Jika belum terbiasa copet, hati-hati. — Disclaimer : Bukan perintah jual/ beli, disiplin dengan trading plan masing-masing, resiko dan cuan ditanggung ma

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memegang kontr