google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Pilihan Investasi Menarik saat Ekonomi Membaik Langsung ke konten utama

Pilihan Investasi Menarik saat Ekonomi Membaik


Setelah empat kuartal berturut-turut mencetak pertumbuhan ekonomi negatif, kini hasilnya positif di kuartal II-2021. Akhirnya, Indonesia resmi keluar dari resesi ekonomi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II ini sebesar 7,07%. Tertinggi sejak tahun 2004.

Perlahan, ekonomi pulih. Tak ingin mengulang kejatuhan empat kuartal lalu. Melihat historinya, sejak kuartal II-2020 hingga kuartal I-2021, ekonomi Indonesia terkontraksi.

Mulai dari pertumbuhan negatif 5,32% (kuartal II-2020), minus 3,49% (kuartal III), negatif 2,19% (kuartal IV), dan minus lagi 0,74% pada kuartal I-2021.

Baru pada kuartal II ini, pertumbuhan ekonomi langsung melejit. Ditopang pertumbuhan ekspor (5,81%), impor (4,83%), konsumsi rumah tangga (3,17%), investasi (2,30%), konsumsi pemerintah (0,61%), serta konsumsi LNPRT (0,05%).

Selama pandemi covid-19 masih ada, jangan kelewat senang dulu. Ekonomi Indonesia bisa nyungsep lagi bila lengah.

Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2021 bakal lebih rendah. Berkisar antara 4% sampai 5,7%, menurut Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, seperti dikutip dari Kontan.

Bahkan, perkiraan Ekonom Bank Permata, Josua Pardede makin ciut. Ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 2,75% hingga 3,25% pada kuartal III, dikutip dari Liputan6.com.

Berikut tantangan yang dapat menghambat laju pertumbuhan ekonomi di kuartal III (Juli-September):

  • Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)
  • Tingkat kasus aktif covid-19 masih tinggi
  • Indonesia turun kelas dari negara berpenghasilan menengah ke atas menjadi menengah ke bawah
  • Efektivitas penyaluran bantuan sosial (bansos)
  • Rencana pengetatan moneter (tapering off) oleh The Fed.

Investasi yang Cocok di Kala Ekonomi Membaik

Berapapun angka yang diproyeksikan, sebetulnya ekonomi Indonesia mulai membaik. Inilah waktu yang tepat untuk investasi.

Memutar uangmu kembali agar lebih produktif. Jangan biarkan uang hanya mengendap atau mangkrak di tabungan. Lama-lama bisa habis tergerus inflasi.

Untuk yang ingin memulai investasi, ini pilihan yang pas di kala ekonomi membaik:

1. Saham

Jika ekonomi tumbuh positif, roda bisnis pun bakal bergerak semakin kencang, termasuk bisnis perusahaan yang mencatatkan saham di bursa. Kegiatan usaha berkembang, sehingga dapat mendulang laba besar.

Bukan hanya perusahaan yang untung, tetapi juga investor. Harga sahamnya naik, dan investor bisa menikmati dividen yang dibagikan.

Jika dilihat dari data statistik di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih cukup solid. Pertumbuhannya positif.

IHSG bulan Juli menguat 1,41% dibanding Juni 2021. Dibanding Juli 2020, IHSG tumbuh 17,87%. Sementara IHSG menguat 2,2% ke level penutupan 6.203,431 secara mingguan (2-6 Agustus 2021).

Bagaimana tertarik investasi saham? Untuk memulainya, kamu harus membuat rekening efek di broker saham atau perusahaan sekuritas. Main saham cukup dengan modal mulai Rp 100 ribu.

Pastikan kamu melakukan analisis fundamental dan teknikal sebelum beli saham. Hindari ikut-ikutan yang berujung pada kerugian.

2. Reksadana

Kalau kinerja IHSG moncer, nasib portofolio reksadana khususnya reksadana saham juga pasti kinclong. Reksadana saham adalah reksadana yang minimal 80% dari Nilai Aktiva Bersih diinvestasikan di instrumen saham.

Investasi reksadana saham menawarkan tingkat imbal hasil besar. Namun sebanding dengan risikonya yang tinggi seperti saham.

Kamu bisa investasi di reksadana saham ketika ekonomi mulai bangkit. Sebab, IHSG biasanya akan terus naik sehingga dapat memberimu cuan.

Tetapi jika kamu tipe orang yang maunya aman atau konservatif, bukan berarti tidak investasi. Alternatif yang bisa dipilih adalah reksadana pasar uang atau reksadana pendapatan tetap yang tingkat risikonya minim atau aman dari guncangan.

Investasi di reksadana sangat terjangkau, mulai dari Rp 100 ribu. Bahkan lebih murah dengan investasi reksadana online di e-commerce. Modalnya mulai dari Rp 5 ribu.

3. Surat utang

Seorang investor pasti akan berharap ekonomi negara baik-baik saja. Tidak ‘sakit’ apalagi sampai krisis. Sebab, keadaan tersebut akan berdampak pada tingkat pengembalian investasi.

Ketika ekonomi membaik, biasanya akan diikuti kenaikan suku bunga acuan bank sentral. Tentu saja ini akan menguntungkan investor surat utang atau obligasi. Baik surat utang negara (SUN) maupun obligasi korporasi.

Bila suku bunga acuan naik, tingkat bunga atau kupon surat utang yang bisa diterima investor juga akan terkerek. Selain itu, kondisi keuangan yang sehat sebagai dampak positif perbaikan ekonomi akan mengurangi risiko gagal bayar surat utang dari perusahaan.

Sedangkan investasi pada SUN memiliki keunggulan bebas risiko gagal bayar karena pembayaran bunga serta pokoknya dijamin Undang-undang (UU).

4. Properti

Investasi lain di kala ekonomi membaik dapat menjatuhkan pilihan ke properti. Begitu ekonomi bangkit, daya beli masyarakat kembali pulih.

Kamu punya kemampuan lagi membeli sesuatu, termasuk properti, seperti rumah, apartemen, tanah, ruko, atau lainnya. Terlebih, beli properti saat ini masih bebas PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

Beli properti juga tidak ada ruginya. Meski harus keluar modal besar, tetapi tetap menguntungkan sebab harga properti berpotensi naik sekitar 10-15% per tahun.

Investasi Bukan Gaya-gayaan

Ingin menggandakan uang lewat investasi, boleh saja. Namun tetap disesuaikan dengan profil risiko dan kemampuan finansialmu.

Investasi adalah sebuah kebutuhan yang akan menentukan masa depan, bukan untuk gaya-gayaan. Kalau investasi hanya sekadar ikut-ikutan, bisa mendatangkan masalah karena kamu tidak memahami karakteristik dari instrumen yang ditempatkan dana tersebut.

sumber : cermati


Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...