google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Tahun Depan, Nusa Konstruksi (DGIK) Incar Kontrak Baru Rp 1,8 Triliun Langsung ke konten utama

Tahun Depan, Nusa Konstruksi (DGIK) Incar Kontrak Baru Rp 1,8 Triliun



PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) menargetkan kontrak baru dan pendapatan naik signifikan pada tahun depan. Emiten konstruksi ini membidik kontrak baru senilai Rp 1,8 triliun dan pendapatan sebesar Rp 1 triliun.

Direktur Utama Nusa Konstruksi Enjiniring Budi Susilo optimistis bisa mencapai pertumbuhan kinerja lantaran DGIK menjalankan transformasi yang akan memberi dampak signifikan bagi bisnis infrastruktur dan gedung. Tak hanya menjadi kontraktor, DGIK juga berencana untuk masuk dari sisi investasi pada aset infrastruktur.

Selain itu, masuknya PT Global Dinamika Kencana (GDK) yang menjadi pemegang saham pengendali diyakini bakal memberikan dorongan positif bagi perbaikan bisnis dan performa usaha DGIK, seiring dengan sinergi yang bisa dilakukan secara group.

"Transformasi bisnis perseroan ke depannya akan memberikan dampak signifikan pada perolehan proyek-proyek Infrastruktur, Gedung dan proyek lainnya. Peningkatan di bisnis infrastruktur berupa investasi di aset infrastruktur. Hadirnya GDK sebagai pemegang saham pengendali baru menjadi tenaga untuk bisa melakukan lompatan besar," ujar Budi dalam paparan publik yang digelar secara virtual, Selasa (28/12).

Baca Juga: DGIK resmi diakuisisi Global Dinamika Kencana, ini fokus bisnisnya ke depan

Direktur Nusa Konstruksi Enjiniring Rahman Sadikin menambahkan, pada tahun depan DGIK menargetkan kontrak baru senilai Rp 1,8 triliun atau tumbuh sekitar 978% dibandingkan kontrak baru yang dikantongi tahun ini. Sebagai gambaran, kontrak baru termasuk Kerja Sama Operasi (KSO) yang diraih DGIK per 20 Desember 2021 baru sebesar Rp 167 miliar.

Dilihat dari sisi pemberi kerja, DGIK memproyeksikan sebanyak 55% kontrak baru pada tahun 2022 berasal dari pemerintah. Sedangkan 45% bersumber dari swasta. Adapun untuk perolehan kontrak baru tahun ini seluruh masih berasal dari pihak swasta.

Sedangkan dari jenis pekerjaan, 65% kontrak baru tahun depan ditaksir berasal dari proyek infrastruktur, lalu 35% lainnya berasal dari segmen gedung. Sementara pada tahun ini seluruh kontrak baru DGIK bersumber dari segmen gedung.

Jika ditambah dengan besaran kontrak tahun ini yang di alihkan ke tahun depan dengan nilai sekitar Rp 300 miliar, maka total order book DGIK pada tahun 2022 mencapai Rp 2,1 triliun.

Rahman menyampaikan, dari tahun 2019 ke 2020, DGIK memiliki carry over omset kontrak termasuk KSO sebesar Rp 692 miliar. Sedangkan kontrak baru pada 2020 tercatat senilai Rp 288 miliar.

Menurut Rahman, ada carry over omset kontrak sebesar Rp 501 miliar dari 2020 ke 2021. "Sedangkan carry over omset kontrak dari 2021 ke 2022 itu ada sekitar Rp 300 miliar," jelas Rahman.

Dia melanjutkan, pada tahun depan DGIK menargetkan pendapatan senilai Rp 1 triliun. Angka itu tumbuh sekitar 303% dibandingkan estimasi pendapatan DGIK sampai akhir tahun 2021 sekitar Rp 345 miliar - Rp 350 miliar.

Dari sisi kinerja keuangan, per periode kuartal III-2021, DGIK membukukan pendapatan sebesar Rp 232,8 miliar atau turun 27,2% dibandingkan priode yang sama tahun lalu. Namun DGIK berhasil meraih laba bersih sekitar Rp 1,5 miliar atau membalikkan keadaan dari rugi bersih Rp 27,2 miliar pada kuartal III-2020.

"Kami telah berhasil meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasional, ini akan menjadi modal kami ke depan untuk siap menghadapi momentum pemulihan di sektor jasa konstruksi di tanah air,” kata Budi Susilo.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Perusahaan Nusa Konstruksi Enjiniring Almanda Pohan membeberkan proyek-proyek mana saja yang sedang digarap DGIK. Ada enam proyek dari segmen pekerjaan gedung dan enam proyek di segmen infrastruktur.

Dari segmen gedung yang sedang berjalan ada Holland Village Struktur, Holland Village Struktur Mall & Parkir, Holland Village Arsitek Apt 1, Apt 2 & Office. Lalu ada Universitas Mulawarman, UCSB-Ciputra Makassar, dan RSU Aisyiyah Ponorogo.

Sementara untuk proyek infrastruktrur DGIK yang sedang berjalan adalah Ferrrari Tunnel dan Rehab Dam Batubesi Kiln Road dari Vale Indonesia, Cirebon 2 CFPP Package, PLTM 2x3 MW, Dermaga Sungai Muan PT. FSS, dan pengamanan pantai KEK Tanjung Lesung.


sumber : kontan


Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BISI dan MCOL oleh Phillip Capital | 18 April 2023

Phillip Capital 18 April 2023 Technical Recommendations BISI Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 1680 Target Price 1 : 1740 Target Price 2 : 1770 Stop Loss : 1625 MCOL Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trade Buy : 6825 Target Price 1 : 7400 Target Price 2 : 7850 Stop Loss : 6250 - Informasi lengkap pasar saham ada di  Website Saham Online.    Materi belajar trading dan investasi saham ada di   Channel Youtube Saham Online. 

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...

Analisa Saham ANTM | 3 Agustus 2018

CLSA (KZ) ANTM IJ – Aneka Tambang 2Q18 operational highlights by Andrew Hotama and Norman Choong Stock: Aneka Tambang, ANTM IJ Market cap, ADTO: US$1.6bn, US$4.6m Rec: BUY, TP: Rp1,100 Event: 2Q18 operational results 2Q18 operational result highlight: •     Gold production: 503 kg (-7% QoQ, +20% YoY), 6M18: 47% of 18CL •     Gold sales volume: 6,815 kg (-2% QoQ, +933% YoY), 6M18: 46% of 18CL •     Ferronickel production: 6,724 tni (+10% QoQ, +5% YoY), 6M18: 49% of 18CL •     Ferronickel sales volume: 7,516 tni (+40% QoQ, +44% YoY), 6M18: 50% of 18CL •     Nickel ore production: 1.7mn wmt (-21% QoQ, +58% YoY), 6M18: 63% of 18CL •     Nickel ore sales volume: 0.6mn wmt (-49% QoQ, +136% YoY), 6M18: 38% of 18CL Comment: •     Unaudited 2Q18 revenue came at Rp6.1tn (+7% QoQ, +350% YoY), we believe this is mostly on the back of higher ferronickel sales volume which w...