google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham Winner Nusantara (WINR) Naik 35% di Hari Pertama Langsung ke konten utama

Saham Winner Nusantara (WINR) Naik 35% di Hari Pertama



[Saham WINR] Saham PT Winner Nusantara Jaya Tbk (WINR) bergerak di zona hijau pada hari pertama melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Harga saham WINR ditutup menguat Rp 35 atau naik 35% ke level Rp 135 di akhir perdagangan Senin (25/4).

Emiten yang bergerak di sektor properti & real estate ini melepas 1,5 miliar saham ke publik pada perhelatan initial public offering (IPO). Jumlah ini setara dengan 28,65% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan harga penawaran Rp 100 per saham, WINR meraup dana IPO Rp 150 miliar.

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menilai dengan penggunaan dana hasil IPO yang mayoritas ditujukan untuk akuisisi lahan, WINR memiliki prospek yang menarik secara jangka panjang. Namun dalam jangka pendek, Ivan memberikan catatan.

Ivan melihat dalam jangka pendek ada potensi saham WINR terkoreksi terlebih dulu mengingat sektor properti secara umum belum menunjukkan arah penguatan yang signifikan. Terlebih, menjelang libur panjang Idul Fitri, pelaku pasar akan cenderung merealisasikan keuntungan alias profit taking terlebih dulu sebagai langkah antisipasi.

Setelah itu, sektor properti berpeluang menanjak kembali. "Secara umum sektor properti diperkirakan berpeluang mengawali tren penguatan secara teknikal, jika melihat koreksi yang terbentuk hampir menguji level bottom sebelumnya," kata Ivan kepada Kontan.co.id, Senin (25/4).

Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menambahkan, penjualan properti di segmen rumah tapak berpeluang mendapatkan katalis positif lebih besar di tengah suku bunga yang masih rendah serta relaksasi loan to value (LTV) dan insentif PPN ditanggung pemerintah yang masih ada.

Oleh sebab itu, pengembang properti yang menggarap rumah tapak memiliki prospek yang lebih menjanjikan. "Rumah tapak lebih diuntungkan karena proses pembangunan dan serah terima yang paling cepat dibandingkan jenis properti lain, oleh karena itu saat ini mayoritas developer menggenjot penjualan rumah tapaknya," ujar Jono.

Namun, Jono masih belum bisa berkomentar banyak mengenai rekomendasi saham WINR. Sementara itu, Ivan menyarankan agar pelaku pasar wait and see terlebih dulu. Menurut Ivan, ada baiknya dipertimbangkan kembali setelah libur Idul Fitri, sembari melihat pergerakan harga saham di sektor properti.

Sebagai informasi, selama masa penawaran umum tanggal 19–21 April 2022 saham WINR mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 64,2 kali dari nilai penjatahan terpusat. Adapun dana yang diperoleh sebesar Rp 150 miliar setelah dikurangi dengan biaya IPO, sebagian besar akan digunakan WINR untuk pembelian lahan. 

Direktur Utama Winner Nusantara Jaya, Yusmen Liu, membeberkan sekitar Rp 100 miliar akan digunakan untuk pembelian tanah seluas sekitar 10 hektar di wilayah kota Batam. Selanjutnya, sekitar Rp 30 miliar untuk pembelian tanah di wilayah Bogor seluas sekitar 7.000 meter persegi.

Selain menambah lahan, Winner Nusantara akan menggunakan dana IPO untuk memperkuat struktur permodalan. "Seiring dengan pemulihan kondisi perekonomian di Indonesia serta membaiknya situasi pandemi covid-19, kami optimistis dapat mencapai target yang telah ditetapkan selama lima tahun ke depan," ujar Yusmen Liu dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Senin (25/4).

Asal tahu saja, WINR memulai kegiatan usahanya dari proyek pengembangan dan jasa pemasaran dari kota Batam. Hingga saat ini WINR telah memasarkan lebih dari 15 proyek baik yang dimiliki sendiri maupun pihak ketiga. Mulai dari kawasan perumahan, pertokoan dan apartemen yang tersebar di 7 kota di Indonesia.


sumber : kontan

Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BISI dan MCOL oleh Phillip Capital | 18 April 2023

Phillip Capital 18 April 2023 Technical Recommendations BISI Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 1680 Target Price 1 : 1740 Target Price 2 : 1770 Stop Loss : 1625 MCOL Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trade Buy : 6825 Target Price 1 : 7400 Target Price 2 : 7850 Stop Loss : 6250 - Informasi lengkap pasar saham ada di  Website Saham Online.    Materi belajar trading dan investasi saham ada di   Channel Youtube Saham Online. 

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...

Analisa Saham ANTM | 3 Agustus 2018

CLSA (KZ) ANTM IJ – Aneka Tambang 2Q18 operational highlights by Andrew Hotama and Norman Choong Stock: Aneka Tambang, ANTM IJ Market cap, ADTO: US$1.6bn, US$4.6m Rec: BUY, TP: Rp1,100 Event: 2Q18 operational results 2Q18 operational result highlight: •     Gold production: 503 kg (-7% QoQ, +20% YoY), 6M18: 47% of 18CL •     Gold sales volume: 6,815 kg (-2% QoQ, +933% YoY), 6M18: 46% of 18CL •     Ferronickel production: 6,724 tni (+10% QoQ, +5% YoY), 6M18: 49% of 18CL •     Ferronickel sales volume: 7,516 tni (+40% QoQ, +44% YoY), 6M18: 50% of 18CL •     Nickel ore production: 1.7mn wmt (-21% QoQ, +58% YoY), 6M18: 63% of 18CL •     Nickel ore sales volume: 0.6mn wmt (-49% QoQ, +136% YoY), 6M18: 38% of 18CL Comment: •     Unaudited 2Q18 revenue came at Rp6.1tn (+7% QoQ, +350% YoY), we believe this is mostly on the back of higher ferronickel sales volume which w...