google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Hingga 2023, ABM Investama (ABMM) Kejar Overburden Removal (OB) di 270 Juta BCM Langsung ke konten utama

Hingga 2023, ABM Investama (ABMM) Kejar Overburden Removal (OB) di 270 Juta BCM


[Saham ABMM] PT ABM Investama Tbk (ABMM) siap memacu kinerja operasionalnya. Emiten pertambangan dan jasa kontraktor tambang itu memproyeksi, volume pemindahan lapisan penutup alias overburden removal (OB) perusahaan bisa mencapai di atas 200 juta bank cubic metre (bcm) di tahun 2022, kemudian naik lagi menjadi 260 juta - 270 juta bcm di tahun 2023.

Direktur ABMM, Adrian Erlangga mengatakan, proyeksi ‘agresif’ ini didorong oleh kebutuhan klien/pelanggan ABMM.

“Customer kami ingin kami bisa membantu mereka bisa memproduksi batubara lebih banyak dengan momentum harga yang bagus, itu sangat wajar,” ujar Adrian dalam acara paparan publik, Rabu (11/5).

Lini bisnis jasa kontraktor pertambangan ABMM dilakukan melalui salah satu anak usaha perusahaan, yaitu PT Cipta Kridatama (CK). Saat ini, CK memiliki 9 klien yang tersebar di 5 provinsi di Indonesia.

Kesembilan klien tersebut meliputi Tunas Inti Abadi (durasi kontrak life of mine), Mifa Bersaudara  (durasi kontrak life of mine), Multi Harapan Utama  (durasi kontrak life of mine), Kuansing Inti Makmur  (durasi kontrak life of mine), Binuang Mitra Bersama  (durasi kontrak life of mine), Berkat Murah Rejeki  (durasi kontrak life of mine), Energi Batubara Lestari (durasi kontrak 3 tahun), Dizamatra Powerindo (5 tahun [perpanjangan pertama]), dan Borneo Indobara (durasi kontrak 4 tahun).

Selain usaha kontraktor tambang, ABMM juga memiliki lini usaha lain yang dijalankan melalui anak-anak usaha ABMM lainnya.

Pada bisnis kontraktor tambang, sebelumnya angka realisasi overburden removal ABMM masih berada di bawah 200 juta bcm pada beberapa tahun terakhir ini, namun jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2019, realisasi overburden removal ABMM berjumlah 95,54 bcm. Angka tersebut kemudian meningkat secara berturut-turut di tahun-tahun berikutnya menjadi 139,67 bcm di tahun 2020 dan 178,56 bcm di tahun 2021.

Seturut rencana peningkatan kinerja operasional, ABMM berencana membeli ratusan unit alat berat anyar. Sumber pendanaannya akan memanfaatkan anggaran belanja modal alias capital expenditure (capex) ABMM sekitar US$ 200 juta yang dialokasikan khusus untuk penambahan alat berat maupun supporting equipment.

Saat ini, ABMM tengah menanti kedatangan pesanan ratusan alat berat itu. Adrian berujar, ABMM harus mengantre dalam memperoleh alat berat lantaran tingkat permintaan alat berat yang sedang tinggi-tingginya.

“Kami masih menunggu. Jadi kinerja kami sangat tergantung dari ketersediaan alat pada hari ini. Kalau misalkan alat bisa datang cepat kami bisa menaikkan volume setinggi yang kami harapkan tadi,” tutur Adrian.

Adrian tidak merinci dari mana saja sumber pendanaan anggaran capex ABMM. Mengutip laporan keuangan tahunan perusahaan, posisi kas dan setara kas akhir tahun ABMM untuk tahun buku 2021 tercatat sebesar US$ 237,22 juta per 31 Desember 2021.

Angka tersebut meningkat 117,21% dibanding posisi kas dan setara  kas awal tahun ABMM di tahun buku 2021 yang tercatat sebesar US$ 109,21 juta.


sumber : kontan

Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...