google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo LANGGENG MAKMUR OPTIMIS, TAHUN INI PENJUALAN NAIK 15% SENILAI Rp650 MILIAR Langsung ke konten utama

LANGGENG MAKMUR OPTIMIS, TAHUN INI PENJUALAN NAIK 15% SENILAI Rp650 MILIAR

[Saham LMPI] PT Langgeng Makmur Industri Tbk optimis tahun ini penjualannya akan meningkat 15 persen dengan nilai Rp 650 milar. Hal ini menyusul makin membaiknya ekonomi nasional sehingga kebutuhan peralatan rumah tangga dan aneka pipa untuk proyek juga ikut naik.

Kosasih, Direktur PT Langgeng Makmur Industri Tbk, mengatakan, pihaknya sangat optimis target akan tercapai. Pasalnya, sejak awal tahun trend penjualan produk perseroan terus meningkat. Bukan hanya produk peralatan rumah tangga dari alumnium saja, namun berbagai jenis pipa juga meningkat.

Sebab tahun ini akan banyak proyek infratsruktur dari pemerintah dengan anggaran dari APBN maupun APBD yang akan banyak dikerjakan. Beberapa diantaranya proyek jalan, proyek pipa untuk PDAM dan proyek irigasi untuk pertanian.

"Karena itu, kami sangat optimis target pertumbuhan penjualan 15 persen dengan nilai Rp 650 miliar akan tercapai dengan baik," kata Kosasih usai RUPS di kantornya, jumat (24/6).

Dikatakan, peningkatan penjualan tahun ini juga akan diikuti dengan peningkatan laba perseroan. Kalau tahun lalu emiten berkode LMPI ini masih merugi Rp 18 miliar turun signifikan dari tahun 2020 yang rugi sebesar Rp 43 miliar, maka tahun 2022 pihaknya menargetkan untung Rp 11 miliar.

Hingga triwulan pertama 2022 pihaknya berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 143 miliar. Dari jumlah tersebut penjualan dari divisi peralatan dapur sebesar Rp 79 miliar. Sedangkan dari divisi pipa, fitting dan profil mencapai Rp 32 miliar. Sisanya dari divisi lainnya.

Untuk mencapai target tahun ini pihaknya akan menerapkan beberapa strategi diantaranya meningkatkan komunikasi dengan pelanggan untuk menjaring perubahan selera konsumen serta perbaikan mutu berkesinambungan. Sehingga kedepan branding produk akan semakin kuat.

Selain itu, pihaknya juga terus melakukan penambahan variasi produk maupun ukuran dari divisi pipa dan fitting. Hal ini untuk mengantiisipasi makin tingginya permintaan pipa seiring mulai banyaknya proyek infratsruktur baik dari pemerintah maupun swasta.

"Tahun ini akan banyak proyek infrastruktur yang mulai dikerjakan. Tahun ini divisi pipa dan fitting akan memberikan kontribusi minimal 25-30 persen dari total pendapatan kami," tambahnya.

Terkait persaingan dan lonjakan harga bahan baku khususnya untuk divisi plastik, pihaknya mengaku memperluas segmen pasar kelas middle up. Caranya dengan memproduksi produk-produk yang fashionable dan memiliki nilai tambah baik bagi konsumen maupun perseroan.

Selain market domestik, pihaknya juga akan semakin gencar menggarap pasar ekspor terutama di Kawasan Asia dan Timur Tengah. Karena peluang pasarnya masih cukup besar. Tahun lalu, ekspornya turun karena kendala biaya freight naik dua kali lipat serta adanya kelangkaan container.

"Tahun ini ekspor akan kami genjot lagi sehingga bisa naik 15 persen," ujar Kosasih.

Soal kinerja tahun 2021? Kosasih mengaku, tahun lalu penjualannya naik 11 persen dari Rp 514 miliar (2020) menjadi Rp 565 miliar. Kenaikan itu disebabkan membaiknya pasar domestic sehingga semua produk perseroan terserap dengan baik.

Divisi pipa dan fitting misalnya mengalami kenaikan penjualan sebesar 11 persen dari Rp 508 miliar tahun 2020 menjadi Rp 564 miliar tahun 2021. Hal yang sama juga terjadi pada divisi produk peralatan dapur yang naik 9 persen dari Rp 259 miliar menjadi Rp 283 miliar. Sedangkan peralatan rumah tangga plastik mengalami kenaikan 11 persen dari Rp 95 miliar menjadi Rp 105 miliar.

"Kami yakin potensi untuk meningkatkan penjualan kedepan masih sangat besar. Terutama setelah kondisi ekonomi yang sudah membaik," tandas Kosasih. (end/ahd)


sumber : IQPLUS

Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BISI dan MCOL oleh Phillip Capital | 18 April 2023

Phillip Capital 18 April 2023 Technical Recommendations BISI Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 1680 Target Price 1 : 1740 Target Price 2 : 1770 Stop Loss : 1625 MCOL Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trade Buy : 6825 Target Price 1 : 7400 Target Price 2 : 7850 Stop Loss : 6250 - Informasi lengkap pasar saham ada di  Website Saham Online.    Materi belajar trading dan investasi saham ada di   Channel Youtube Saham Online. 

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...

Analisa Saham ANTM | 3 Agustus 2018

CLSA (KZ) ANTM IJ – Aneka Tambang 2Q18 operational highlights by Andrew Hotama and Norman Choong Stock: Aneka Tambang, ANTM IJ Market cap, ADTO: US$1.6bn, US$4.6m Rec: BUY, TP: Rp1,100 Event: 2Q18 operational results 2Q18 operational result highlight: •     Gold production: 503 kg (-7% QoQ, +20% YoY), 6M18: 47% of 18CL •     Gold sales volume: 6,815 kg (-2% QoQ, +933% YoY), 6M18: 46% of 18CL •     Ferronickel production: 6,724 tni (+10% QoQ, +5% YoY), 6M18: 49% of 18CL •     Ferronickel sales volume: 7,516 tni (+40% QoQ, +44% YoY), 6M18: 50% of 18CL •     Nickel ore production: 1.7mn wmt (-21% QoQ, +58% YoY), 6M18: 63% of 18CL •     Nickel ore sales volume: 0.6mn wmt (-49% QoQ, +136% YoY), 6M18: 38% of 18CL Comment: •     Unaudited 2Q18 revenue came at Rp6.1tn (+7% QoQ, +350% YoY), we believe this is mostly on the back of higher ferronickel sales volume which w...