google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Kinerja Moncer, Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Alokasikan Sekitar 76% Laba 2022 Untuk Dividen Langsung ke konten utama

Kinerja Moncer, Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Alokasikan Sekitar 76% Laba 2022 Untuk Dividen


PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS)
hari ini telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Adapun Rapat telah telah menyetujui beberapa agenda yang diusung diantaranya yaitu Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan Tahun Buku 2022.

Selain itu Rapat yang digelar di Financial Hall, Graha CIMB Niaga, Jakarta, Senin (8/5/2023) ini, juga telah meminta Persetujuan Penggunaan Laba Bersih Perseroan Tahun Buku 2022. Kemudian, Rapat juga mengagendakan terkait Persetujuan Penunjukkan Akuntan Publik dan/atau Kantor Akuntan Publik untuk Tahun Buku 2023.

Chief Financial Officer (CFO) SSMS, Jap Hartono menuturkan, Perseroan berencana memberikan apresiasi kepada pemegang saham melalui pembagian dividen. Hal itu telah disetujui dalam Rapat hari ini. Pembagian dividen tersebut seiring dengan berhasilnya SSMS membukukan kinerja yang baik di sepanjang tahun 2022.

"Besaran dividen yang akan perseroan bagikan kepada pemegang saham yakni sekitar 76% dari laba bersih perseroan di tahun 2022. Biasanya dalam pembagian dividen ini, kami melihat performa Perseroan, dan kami alokasikan sekitar 30%-50% dari perolehan laba. Dan kali ini, kinerja perusahaan sangat baik, sudah seharusnya kami memberikan apresiasi kepada pemegang saham setia SSMS,"tegasnya dalam paparan publik.

Patut diketahui cum dan ex Dividen di pasar reguler dan negosiasi sedianya akan dilaksanakan 16-17 Mei 2023.

Sementara, Cum dan ex Dividen di pasar tunai bakal dilakukan tanggal 19 dan 22 Mei 2023.

Sedangkan rcording date yang berhak atas dividen pada tanggal 19 Mei 2023, sehingga realisasi pembayaran tanggal 8 Juni 2023.

Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi sepanjang tahun 2022, SSMS berhasil membukukan kinerja yang baik. Hampir semua segmen usaha menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Dari segmen Tandan Buah Segar (TBS), Perseroan mencatatkan volume produksi sebanyak 1.755.970 metrik ton, meningkat 9X dari tahun sebelumnya sebanyak 1.611.4M metrik ton. Jika dibandingkan dengan target yang dicanangkan dalam Budget 2022, volume produksi TBS mencapai 96X dari yang ditargetkan.

Produksi Minyak Kelapa Sawit (CPO), tercatat peningkatan sebesar 14,254 atau sebesar $08.100 metrik ton jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 444.720 metrik ton. Peningkatan juga terdapat di volume produksi Inti Sawit (PK) sebesar 16,284 dari 83,438 metrik ton di tahun 2021, menjadi 97.019 metrik ton di tahun 2022. Tetapi ada penurunan pada Minyak Inti Sawit (PKO) sebesar 19,50x dari 22.360 metrik ton di tahun 2021 menjadi 18.726 metrik ton.

Pada segi penjualan, SSMS tercatat telah melakukan penjualan TBS pada tahun 2022 sebesar Rp228,08 miliar meningkat 61,099 dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp141,59 miliar. Sementara itu, penjualan CPO juga meningkat sebesar Rp6,30 triliun atau sebesar 42,864 dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp4,41 triliun.

Dari Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain, Perseroan membukukan volumen penjualan sebesar Rp7,26 triliun meningkat 39,634 dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp5,20 triliun. Peningkatan total penjualan Perseroan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan harga jual minyak kelapa sawit, inti sawit, dan minyak inti sawit yang disebabkan tren peningkatan harga minyak kelapa sawit selama periode Januari hingga April 2022, meskipun pada periode Mei sampai Desember 2022 terjadi tren penurunan harga dan permintaan akan minyak kelapa sawk yang disebabkan oleh peraturan DMO (Domestic Market Obligation) yang diberlakukan oleh pemerintah Indonesia. (end)
Sumber: iqplus-
Informasi lengkap pasar saham ada di Website Saham Online.  
Materi belajar trading dan investasi saham ada di Channel Youtube Saham Online. 

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida