google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Pasar Saham IHSG Penutupan 22 Mei 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Pasar Saham IHSG Penutupan 22 Mei 2017

Menutup perdagangan awal pekan ini, IHSG melemah 42 poin (-0.73%) ke level 5,749.445. Tercatat 187 saham menguat dan 175 saham melemah. Sektor-sektor ditutup variatif dipimpin oleh penguatan sektor property (+1.12%) dan pelemahan sektor consumer (-2.51%). Investor asing mencatakan transaksi net buy sejumlah Rp675 miliar di seluruh Pasar hari ini. US Dollar melemah 23 poin (-0.17%) terhadap Rupiah hari ini, sehingga Rupiah menguat ke level Rp13,302 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.

Suspensi Saham Hari Ini
Pada perdagangan hari ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara di Pasar Reguler dan Pasar Tunai terhadap dua emiten, yaitu:
1. PT Renuka Coalindo Tbk (SQMI), dikarenakan penurunan harga kumulatif yang signifikan
2. PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU), dikarenakan peningkatan harga kumulatif yang signifikan

Advance Stocks:

- CARS: Sebulan setelah pencatatan saham perdananya di BEI, CARS akan membagikan dividen kepada para pemegang saham yang mencapai total Rp49,5 miliar atau Rp33 per saham. Angka itu setara dengan 30 persen dari catatan laba 2016 yang sebesar Rp165 miliar. Adapun bagian laba lainnya, atau Rp85,04 miliar, dibukukan sebagai laba ditahan dan sisanya Rp30 miliar menjadi dana cadangan wajib perseroan. Harga saham CARS ditutup menguat Rp10 (+0.58%) ke level Rp1.720 pada perdagangan hari ini.

- ELSA: Pada hari ini, harga saham ELSA menguat Rp4 (+1.26%) ke level Rp320 di akhir perdagangan. ELSA akan membagikan dividen sebesar 10% dari laba bersih 2016 atau sekitar Rp31 miliar dimana dari jumlah tersebut, maka setiap lembar saham akan mendapatkan Rp4,26 per lembar yang akan dibayarkan paling lambat 22 Juni 2017.

- TPMA: TPMA menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD3 juta pada tahun 2017. Dana capex itu untuk maintenance rutin armada dan belum ada rencana untuk menambah armada baru. Selain itu, TPMA menargetkan adanya pertumbuhan pendapatan sekitar 10% hingga 20% pada tahun ini. Dengan kenaikan pendapatan tersebut, diharapkan laba bersih perusahaan pada tahun ini juga akan terdongkrak. Ditargetkan, laba bersih dapat meningkat sekitar 10% hingga 15% pada 2017. Setelah melemah dua hari berturut-turut pada perdagangan akhir pekan lalu, harga saham TPMA ditutup menguat Rp20 (+9.90%) ke level Rp222 hari ini.

Decline Stocks:

- BMRI: BMRI dan Tabungan dan Asuransi Pensiun (Taspen) berencana akan menawarkan obligasi senilai Rp3 triliun. Perseroan akan menggunakan hasil penawaran obligasi tersebut untuk mendanai modal kerja. Perseroan akan menawarkan obligasi 36 bulan dan 60 bulan. Preliminary book building akan dilaksanakan pada 24 Mei-8 Juni 2017, dan offering period diestimasi pada 4-6 Juli 2017. Harga saham BMRI ditutup melemah Rp375 (-2.90%) ke level Rp12.525 pada akhir perdagangan hari ini.

- ISAT: Harga saham ISAT ditutup melemah Rp175 (-2.33%) ke level Rp7.325 hari ini.ISAT alami penurunan laba yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 19,9% di kuartal pertama tahun ini menjadi Rp173,9 miliar dibandingkan laba Rp217,2 miliar di periode sama tahun sebelumnya, dipicu oleh meningkatnya beban perseroan sebesar 8,3% menjadi Rp6,45 triliun dari Rp5,96 triliun.

- MIDI: MIDI akan membagikan dividen sebesar Rp20,5 per lembar saham kepada para pemegang sahamnya yang jadual pembagiannya akan diatur kemudian. Total nilai pembagian dividen yang disetujui oleh RUPST perseroan sebesar Rp59.088.236.500. Harga saham MIDI melemah pertama kalinya sejak 7 April lalu, sebesar Rp20 (-2.17%) ke level Rp900 hari ini.

- DMAS: DMAS akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 723 miliar, mencerminkan dividen per saham yang akan dibagikan ke pemegang saham sebesar Rp 15 per saham. Dividen tunai tersebut rencananya akan dibagikan pada tanggal 23 Juni 2017. Harga saham DMAS ditutup turun Rp12 (-4.80%) ke level Rp238 pada perdagangan hari ini.

Market Review 22 Mei 2017
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit