google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Berita Saham TOTL | 7 Agustus 2017 Langsung ke konten utama

Berita Saham TOTL | 7 Agustus 2017

IQPlus, (07/08) - PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2018 mendatang sebesar Rp50 miliar. Jumlah tersebut setengah lebih rendah dari alokasi belanja modal tahun ini yang sebesar Rp100 miliar

Presiden Direktur Total Bangun Persada, Janti Komadjaja menjelaskan, penurunan alokasi belanja perusahaan tersebut lantaran dana yang akan dikeluarkan perusahaan tahun depan tidak sebesar tahun ini. Pasalnya, pada tahun ini perusahaan berencana akan melakukan pembelian tanah untuk menyimpan peralatan besar.

"Tahun ini kita ada rencana pembelian tanah untuk menyimpan peralatan besar. Jadi tahun ini membutuhkan dana yang lebih besar. Masih ada administrasi pemilik ke perusahaan. Belum bisa kami public karena asih ada kendala administrasi. Disekitar Bogor," kata dia, Senin.

Jati menjelaskan, alokasi belanja modal tahun depan akan digunakan untuk peralatan proyek, renovasi gedung, peralatan IT dan software, dan lain-lain. Sementara, untuk belanja modal perseroan 2017 sepanjang kuartal II sudah terserap sebesar Rp6,5 miliar.

Disamping itu, Janti juga mengungkapkan, hingga kuartal II tahun ini, perseroan telah mencatat laba bersih sebesar Rp127 miliar dan pendapatan sebesar Rp1,41 triliun, dengan kenaikan masing-masing sebesar Rp9,3 persen dan 12,1 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Nilai kontrak yang diperoleh hingga akhir Juli 2017, sebesar Rp2,67 triliun, proyek yang ditangani berupa gedung hunian bertingkat dan perkantoran. Nilai proyek yang sedang dihitung oleh perseroan saat ini sebesar Rp7,1 triliun. Proyek swasta akan mendominasi portofolio perusahaan," tuturnya.

Hingga akhir tahun ini, kata dia, pihaknya menargetkan perolehan kontrak bagi sebesar Rp4 triliun, dengan pendapatan sebesar Rp3,1 triliun, serta laba bersih sebesar Rp250iliar.

Sedangkan target perolehan kontrak baru tahun depan akan sana dengan tahun ini yang sebesar Rp4 triliun, dengan pendapatan sebesar Rp3,1 triliun, serta laba bersih sebesar Rp250 miliar. (end/fu)

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...