google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 27 September 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 27 September 2017

Market Review 27 September 2017
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

IHSG ditutup melemah tipis 0.9 poin (-0.01%) ke level 5,863.027 pada perdagangan hari ini. Tercatat 135 saham menguat dan 200 saham melemah. Mayoritas sektor ditutup melemah dipimpin oleh pelemahan sektor mining yang ditutup turun 2.21%. Sementara, hanya sektor consumer dan miscellaneous industry yang ditutup menguat masing-masing 1.24% dan 0.20%. Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp305 miliar di seluruh Pasar pada perdagangan hari ini. US Dollar menguat 71 poin (+0.53%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah melemah ke level Rp13,445 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.

Advance Stocks:

- INKP: Harga saham INKP ditutup menguat Rp200 (+5.31%) ke level Rp3.960 pada perdagangan hari ini setelah perseroan mempublikasikan surat resmi bahwa Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Siak menyatakan ketaatan perseroan terhadap izin lingkungan, pemenuhan baku mutu air limbah terolah dan ambang batas emisi udara yang dikategorikan taat dan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

- TPIA: Harga saham TPIA ditutup menguat Rp125 (+0.52%) ke level Rp23.975 hari ini. TPIA memperkirakan anggaran dana untuk keperluan belanja (capital expenditure/capex) di tahun 2018 mendatang lebih besar dari tahun ini. Rencananya, anggaran tersebut akan digunakan untuk melanjutkan rencana ekspansi perusahaan. Perseroan memperkirakan anggaran capex yang dibutuhkan tahun depan sebesar US$240 juta di tahun 2018.

Decline Stocks:

- MDRN: MDRN alami penurunan tajam penjualan hingga periode 30 Juni 2017 menjadi Rp196,21 miliar dibandingkan penjualan Rp455,27 miliar yang diperoleh pada periode sama tahun sebelumnya. Rugi bersih yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk melonjak dari Rp51,48 miliar tahun lalu menjadi Rp642,03 miliar. Harga saham MDRN ditutup di level Rp50 (0.00%) di akhir perdagangan hari ini. Harga saham perseroan telah berada di level Rp50 sejak perdagangan 16 Juni lalu.

- SMGR: Melemah empat hari berturut-turut, harga saham SMGR ditutup melemah Rp275 (-2.77%) ke level Rp9.625 pada perdagangan hari ini. Pelemahan harga saham SMGR melemah setelah Mahkamah Agung menolak peninjauan kembali yang diajukan perusahaan semen Rembang, Jawa Tengah. MA kembali memenangkan warga dengan membatalkan izin lingkungan pabrik tersebut.

- INDY: Harga saham INDY ditutup melemah Rp55 (-2.75%) ke level Rp1.945 hari ini. INDY akan menerbitkan obligasi senior dengan jumlah maksimal US$ 600 juta. Penerbitan utang dilakukan melalui anak usahanya Indika Energy Capital III Pte Ltd.  Rencananya obligasi ini akan memiliki bunga maksimal 9,5% per tahun. Sebagai bagian dari rencana penerbitan surat utang ini, INDY akan melaksanakan roadshow pada 27 September hingga 10 Oktober 2017.

- MEDC: Harga saham MEDC melemah tiga hari berturut-turut pada pekan ini dan ditutup turun Rp70 (-8.23%) ke level Rp780 hari ini. MEDC akan melakukan penawaran saham terbatas melalui mekanisme rights issue dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 4,45 miliar saham dengan nilai nominal Rp25 per saham. Selain itu, perseroan juga berencana menerbitkan waran yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham biasa yang akan dikeluarkan dari portepel perseroan dengan nilai nominal Rp25 dengan jumlah sebanyak-banyaknya 4,45 miliar.

- AISA: Harga saham AISA ditutup melemah Rp30 (-3.14%) ke level Rp925 pada perdagangan hari ini. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) AISA pada 2 November 2017 mendatang, terdapat dua agenda yang akan dibahas dalam rapat tersebut. Pertama laporan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Sukuk Ijarah TPS Food II tahun 2016. Kedua, perusahaan akan meminta persetujuan atas rencana divestasi entitas anak perseroan bidang usaha beras dengan syarat dan ketentuan yang dianggap baik oleh direksi perseroan.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut. Baca juga: Memahami arti LOT dalam Investasi Saham 1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turu...