google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham ANTM | 15 September 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Saham ANTM | 15 September 2017

Hingga kuartal II 2017, kinerja keuangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) alias Antam masih menurun, imbas kerusakan pabrik. Namun, penjualan berangsur membaik setelah pabrik kembali pulih

Di periode tersebut ANTM membukukan rugi bersih sebesar Rp 491,6 miliar. Jumlah ini melebar signifikan dibandingkan rugi bersih pada kuartal I 2017 sebesar Rp 4,5 miliar.

Kurniawan Sudjatmiko Analis Ciptadana Sekuritas Asia mengatakan, penyebab besarnya kerugian yang ANTM alami karena pendapatan ANTM lebih rendah, sedangkan biaya operasi lebih tinggi. Tercatat, pendapatan ANTM turun 17,6% secara quarter-on-quarter (qoq) menjadi Rp 1,36 triliun. Hal ini menekan laba kotor menjadi Rp 52,2 miliar atau turun 28,8% qoq.

Yuni Analis NH Korindo Sekuritas juga menyebut, secara keseluruhan kinerja ANTM hingga kuartal II 2017 menurun, karena tercatat penjualan turun 38% secara year-on-year (yoy). Menurutnya, faktor penyebab penjualan turun adalah penjualan segmen emas yang juga turun 52% yoy, akibat terganggunya fasilitas permunian emas. Namun gangguan fasilitas yang sudah diperbaiki pada akhir Juli 2017 akan membuat kenaikan penjualan emas di kuartal selanjutnya.

Kurniawan memprediksi, prospek ATNM ke depan akan positif seiring harga nikel dan emas yang naik. "Emiten akan memanfaatkan sentimen ini dan akan menggenjot kinerja di semester II 2017," kata Kurniawan.

Yuni juga menilai, ANTM bisa memanfaatkan peluang dari peningkatan harga emas dan nikel dunia. Dia memprediksi, kinerja Antam akan membaik bila emiten konsisten meningkatkan volume produksi khususnya pada komoditas emas dan nikel. Setelah gangguan fasilitas pemurnian logam mulia teratasi dan adanya proyek perluasan kapasitas pabrik feronikel di Pomala juga menjadi peluang kinerja ANTM akan cerah.

"Ke depan ANTM akan lebih banyak katalis positif yang bakal mendominasi kinerjanya," kata Yuni.

Kontan

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...