google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham PGAS, BMRI, ASRI dan JSMR | 14 Mei 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham PGAS, BMRI, ASRI dan JSMR | 14 Mei 2018


Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) yang mulai sering diwarnai technical rebound diperkirakan tetap terjebak dalam pola penurunan, sehingga pada perdagangan pekan depan masih rentan mengalami pelemahan.
"Technical rebound yang terjadi sering tertahan oleh aksi jual 'kaum beruang', akibat sentimen negatif dari pelemahan rupiah dan volatilitas bursa regional," kata Analis Senior PT KGI Sekuritas Indonesia, Yuganur Wijanarko, di Jakarta, akhir pekan ini.
Sehingga, lanjut dia, pelaku pasar disarankan untuk mengakumulasi pembelian saham-saham pilihan saat mengalami penurunan, daripada mengejar momentum kenaikan.
Dia menyebutkan, posisi IHSG yang tertahan di pola downtrend disebabkan oleh berlanjutnya pelemahan rupiah, sehingga Bank Indonesia diharapkan menaikkan suku bunga acuan minimal ke level enam persen.
"Pelemahan rupiah dan harga minyak dunia yang masih tinggi berpengaruh ke APBN , karena kita negara importir. Banyak earnings downgrade di emiten yang akan terjadi," ucap Yuganur.
Selain itu, lanjut dia, tertahannya IHSG pada pola downtrend juga disebabkan pertumbuhan ekonomi Amerika yang hanya tiga persen akan terganggu oleh laju inflasi sebesar dua persen. "Secara siklus, sebelum pemilu dan pilpres di Indonesia, IHSG harusnya terkoreksi hingga 4.700-4.500 dalam kurun enam bulan," tuturnya.
Dengan demikian, jelas dia, pergerakan IHSG yang masih terjebak dalam pola penurunan tersebut bisa disikapi pelaku pasar dengan mengakumulasi empat saham berikut:
1. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dengan target profit taking di kisaran Rp2.090-2.190, memiliki dua arah masuk pembelian di level Rp1.920 dan Rp1.870, disarankan cut-loss pada posisi Rp1.790.
2. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dengan target profit taking di kisaran Rp7.475-7.575, memiliki dua arah masuk pembelian di level Rp7.275 dan Rp7.175, disarankan cut-loss pada posisi Rp7.075.
3. PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), dengan target profit taking di kisaran Rp358-368, memiliki dua arah masuk pembelian di level Rp343 dan Rp334, disarankan cut-loss pada posisi Rp329.
4. PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dengan target profit taking di kisaran Rp4.270-Rp4.370, memiliki dua arah masuk pembelian di level Rp4.070 dan Rp3.970, disarankan cut-loss pada posisi Rp3.870. (Budi/ef)

https://www.indopremier.com/ipotnews/newsDetail.php?jdl=IHSG_Terjebak_dalam_Pola__Downtrend___Cermati_Empat_Saham_Ini&news_id=90566&group_news=IPOTNEWS&taging_subtype=INDEKS%20INDONESIA&name=&search=y_general&q=IHSG,Indeks%20Harga%20Saham%20Gabungan,Jakarta

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memegang kontr

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit