google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham SSMS | 17 Desember 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham SSMS | 17 Desember 2018

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada awal tahun 2019 nanti, India akan menurunkan bea masuk impor minyak sawit alias Crude Palm Oil (CPO) dari Malaysia dari 44% ke 40%.

Hal ini sebagai bentuk tindak lanjut dari kesepakatan Comprehensive Economic Cooperation Agreement (CECA) kedua negara tersebut.

Kondisi ini tentu bakal berimbas pada ekspor CPO Indonesia. Asal tahu, India tercatat merupakan negara pengimpor CPO terbesar dari Indonesia selain China. Maka, dengan begitu akan berdampak bagi emiten-emiten CPO yang memiliki tujuan ekspor ke India.

Analis Artha Sekuritas Indonesia Juan Harahap mengatakan, kebijakan bea impor yang direncanakan oleh India dan Malaysia di tahun depan akan memberikan pengaruh bagi kinerja sejumlah emiten CPO ke depan.

"Maka strategi yang perlu dilakukan adalah mencari pangsa pasar ekspor baru bagi pengguna CPO untuk berbagai macam produk," tuturnya, Minggu (16/12).

Lebih lanjut, Juan mengungkapkan bahwa sepanjang tahun ini pangsa pasar CPO mengalami penurunan dan permintaan berkurang, alhasil penjualan CPO menjadi tergerus.

Juan juga mengatakan bahwa sejumlah emiten seperti PT Sinar Mas Agro Resources dan Technology Tbk (SMAR) dan PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) telah menerapkan sejumlah strategi untuk menghadapi fluktuasi harga CPO global.

"SMAR misalnya, mereka tidak langsung jual CPO tapi menjualnya dalam bentuk minyak goreng. Lalu TBLA sedang melirik ke produk gula. Sedangkan untuk CPO, mereka beli dari perusahaan pihak ketiga, salah satu tujuannya untuk bisa dukung kebijakan B20 pemerintah," jelas Juan.

Sementara, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) justru telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi penurunan bea ekspor CPO di India.

Corporate Communication SSMS Andre Taufan Pratama mengungkapkan bahwa soal ekspor CPO, pihaknya tidak mau bergantung ke negara India.

"SSMS punya pasar besar ekspor lain seperti China. Selain itu, pada kuartal I 2019 nanti, kami akan mulai menjajaki Laos, Kamboja, Nepal, Myanmar, Uzbekistan, dan Bulgaria," paparnya.

Sementara untuk tahun depan, Juan memprediksi harga CPO masih akan kembali tertekan karena belum maksimalnya penerapan kebijakan B20, di mana distribusi fame (biodiesel) yang belum optimal.

"Selain itu harga CPO global juga bakal akan tertekan karena stok di Malaysia masih akan melimpah," tambahnya.

Selanjutnya dari sisi saham, ia merekomendasikan untuk hold saham SSMS dengan target harga Rp 1.300 per saham.

"Alasannya karena harga CPO yang rendah di tahun depan masih mempengaruhi kinerja SSMS. Oleh karena itu, kami konservatif dengan memperhitungkan target harga kami, kami percaya harga target SSMS kami mengimplikasikan 1x standar deviasi dengan forward PER 2019 dari 15,0 kali," paparnya.

Pada penutupan pasar pekan ini, harga saham SSMS turun 0,40% ke level Rp 1.250 per saham.


Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memegang kontr

Cara Menghitung Harga Wajar Saham Menurut Benjamin Graham

Harga Wajar dan Benjamin Graham Harga wajar atau Harga intrinsik adalah harga wajar suatu perusahaan. Jika harga saham diatas Harga wajar artinya saham tersebut mahal dan jika dijual dibawah Harga wajar artinya saham tersebut murah.Salah satu investor yang mempopulerkan tentang Harga wajar adalah Benjamin Graham. Seorang investor yang menjadi figur penting Warren Buffet. Benjamin Graham mengajar di Columbia Business School tempat Warren Buffet menimba ilmu. Benjamin Graham menulis buku the security analysis dan juga the intelligent investor. Buku yang merupakan legenda dan bacaan wajib bagi para value investor di seluruh dunia. Buku yang juga dibaca dan didalami oleh Warren Buffet ataupun Lo Kheng Hong. Harga Wajar menurut Benjamin Graham Mari saya jelaskan bagaimana contoh menghitung Harga wajar. Dan sebagai contoh perusahaan maka saya akan menggunakan salah satu perusahaan lain yang saya beli. Saya menggunakan data EPS 2018 dengan harga EPS 141,84 Komponen yang saya gunakan ada 2 dal