google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham ADRO | Diversifikasi Bisnis Adaro Energy (ADRO) Mengangkat Prospek Saham Langsung ke konten utama

Saham ADRO | Diversifikasi Bisnis Adaro Energy (ADRO) Mengangkat Prospek Saham

logo Adaro Energy

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pelemahan harga batubara dunia diprediksi berlangsung sepanjang tahun 2019 ini. Ini tentu akan mempengaruhi kinerja produsen batubara, tak terkecuali PT Adaro Energy Tbk.

Kinerja perusahaan berkode saham ADRO tahun lalu cukup mumpuni. Berdasarkan laporan keuangan tahun 2018, pendapatan perusahaan batubara ini naik 11,08% menjadi US$ 3,62 miliar. Namun, laba bersih perusahaan ini mengalami penurunan 13,57% ke US$ 417,72 juta. Ini terjadi karena beban pokok pendapatan perusahaan ini naik 14% dari US$ 2,11 miliar di 2017 menjadi US$2,41 miliar sepanjang tahun 2018.

Analis Kreshna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy mengatakan, tekanan harga batubara memang berpeluang berlanjut hingga akhir tahun 2019. Salah satu penyebabnya: datang dari perang dagang yang melibatkan Amerika Serikat (AS) dan China.

Perang dagang yang berlarut-larut membuat pelaku pasar khawatir terhadap potensi penurunan permintaan batubara. Khususnya permintaan dari China yang selama ini menjadi importir batubara terbesar dunia.

Hal tersebut membuat pasar batubara berkalori rendah pun ikut terguncang. Nah, ADRO menjadi salah satu perusahan tambang yang memproduksi batubara berkalori rendah yang berpotensi terkena dampak tersebut.

"Ketika China mengeluarkan kebijakan yang menyebabkan harga batubara turun, kinerja ADRO sedikit terdampak. Namun, untuk kinerja penjualannya saat ini masih sangat tinggi, khususnya batubara termal yang di ekspor ke China," tandas analis NH Korindo Sekuritas Firman Hidayat dalam risetnya.

Analis OCBC Sekuritas Inav Haria Chandra dalam risetnya Jumat (12/4) lalu menyebut, selain China, India juga sedang menekan impor batubaranya. Karena itu, ia memprediksi harga batubara global di tahun ini ada di kisaran US$ 90–US$ 100 per metrik ton. "Angka ini lebih rendah dari harga batubara tahun lalu yang mencapai US$ 105 per metrik ton," kata dia.

Apalagi, target produksi ADRO di tahun ini masih stabil di kisaran 54 juta–56 juta ton, tetapi emiten itu memangkas target earnings before interest, tax, depreciation and amortization aloas EBITDA dari US$ 1,4 miliar di 2018 menjadi US$ 1 miliar hingga US$ 1,2 miliar.

"Pertumbuhan konsumsi batubara global kemungkinan lesu, mengingat potensi pertumbuhan ekonomi yang melambat dalam watku dekat," kata Inav dalam risetnya.

Diversifikasi bisnis

Namun, Firman juga melihat ADRO sudah menyiapkan strategi guna menggenjot kinerja saat harga batubara loyo. Salah satunya: dengan menyeimbangkan portofolio bisnis.

Tahun ini, emiten anggota Kompas100 ini memperkuat kinerja di sektor pembangkit listrik. Perusahaan ini menargetkan proyek pembangkit listrik berkapasitas 5.000 Mega Watt (MW) dalam lima tahun ke depan mulai menghasilkan. Saat ini, total kepemilikan pembangkit listrik ADRO di seluruh Indonesia baru 2.260 MW. "Kami mengawasi proyek-proyek pembangkit listrik ADRO memiliki sejumlah keunggulan," ungkap Firman.

ADRO juga memiliki IRR (internal rate of return) yang solid untuk pembiayaan proyek jangka panjang, dengan bunga rendah. Proyek ADRO memiliki pangsa pasar yang dapat mendistribusikan DMO batubara, sehingga dari sisi komersial cukup menarik.

"Dengan begitu, proyek diharapkan bisa mengurangi volatilitas pada aktivitas penjualan ADRO, yang sangat bergantung pada pergerakan harga batubara yang masih volatile," jelas dia.

Di sisi lain, ADRO juga kian gencar pada bisnis coking coal dengan target penjualan 8,5 juta ton. Firman masih merekomendasikan beli ADRO dengan target harga Rp 1.675 per saham. Robertus juga menyarankan beli dengan target harga Rp 1.500. Sedangkan Inav memilih untuk merekomendasikan hold dengan target Rp 1.450 per saham.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

3 Manfaat Menjadi Investor di Bursa Efek Indonesia

Anda ingin memiliki passive income? Menjadi investor adalah salah satu cara yang bisa dicoba. Manfaat menjadi investor di Bursa Efek Indonesia sangat banyak dan menjanjikan. Saat Anda menjadi investor, uang akan mengalir tanpa perlu pusing memikirkan cara mengelolanya.  Dengan menjadi investor Anda memiliki menciptakan passive income sendiri. Pada kesempatan kali ini, akan dijelaskan mengenai 3 manfaat saat menjadi investor saham di Bursa Efek Indonesia. Manfaat Saat Menjadi Investor di Bursa Efek Indonesia (BEI)  Ketika Anda telah menjadi investor di salah satu perusahan pastinya akan mendapatkan keuntungan. Untuk besaran keuntungan sendiri akan disesuaikan dengan kondisi pasar modal Indonesia.  Keuntungan yang didapatkan bisa menjadi passive income hidup Anda. Namun, untuk mencapai nilai passive income yang besar. Anda harus juga memiliki jumlah saham yang besar pula.  Dengan memiliki saham Anda bisa mendapatkan sejumlah manfaat yang menguntungkan.  DIsini akan disebutkan 3 manfaat i