google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Berita Saham BNBR | 22 Februari 2018 Langsung ke konten utama

Berita Saham BNBR | 22 Februari 2018

Berita Saham BNBR

Program bersih-bersih utang PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) terus berlanjut. Perusahaan induk dari Grup Bakrie ini akan kembali merestrukturisasi sejumlah utang perusahaan lagi tahun ini.

Sejatinya, BNBR bercita-cita merestrukturisasi utang senilai sekitar Rp 9 triliun hingga 2018 berakhir. Namun, untuk saat ini, belum semua utang telah memperoleh persetujuan kreditur untuk dikonversi.

Oleh karena itu, di awal tahun ini, BNBR berencana melakukan konversi atas sebagian kecil utang terlebih dulu. "Minimal bisa Rp 2,5 triliun," ujar Amri Aswono Putro, Direktur Keuangan BNBR, kepada KONTAN, belum lama ini.

Sayang, Amri belum bersedia membeberkan utang dari kreditur mana yang bakal masuk agenda restrukturisasi utang. "Masih ada perjanjian kerahasiaan dengan pihak kreditur," imbuh Amri.

Mengutip laporan resmi perusahaan ini, hingga kuartal III-2017 lalu, total utang jangka panjang dan jangka pendek BNBR mencapai US$ 608 juta atau sekitar Rp 8,21 triliun. Jumlah utang ini turun 9% dibanding periode 2016, yang mencapai US$ 672 juta.

Selain utang dalam bentuk dollar Amerika Serikat (AS), BNBR juga masih memiliki utang dalam bentuk kurs rupiah. Saldo utangnya pada kuartal III-2017 tercatat Rp 230 miliar, turun 7% dibanding posisi di 2016, yakni sebesar Rp 248 miliar. Adapun total utang BNBR yang jatuh tempo dalam waktu setahun mencapai Rp 3,38 triliun.

Utang tersebut berasal dari sejumlah kreditur. Saldo utang BNBR yang cukup besar berasal dari Mitsubishi Corporation, Jepang, senilai Rp 1,94 triliun. Lalu ada Eurofa Capital Investment Inc, Singapura, dengan piutang Rp 1,39 triliun.

Selain itu, ada utang jangka pendek mata uang asing dengan Credit Suisse AG Singapura Rp 175,69 miliar, Fountain City Investment Ltd, Marshall Islands Rp 30,36 miliar, Winn Metals Corporations senilai Rp 22,43 miliar, Daley Capital Rp 10,79 miliar dan utang lain-lain Rp 13,03 miliar.

Ke depan, proses negosiasi akan terus dilanjutkan. Sehingga, proses restrukturisasi utang bisa segera dieksekusi.Amri bilang, skema restrukturisasi masih menggunakan skema seperti tahun lalu, yakni rights issue yang kemudian dilanjutkan dengan konversi utang ke saham baru.

"Proses restrukturisasi utang secara bertahap tidak berhenti sejak 2016," jelas Amri. Untuk tahun ini, sebagian restrukturisasi diharapkan selesai di semester II.

Reza Priyambada, analis Binaartha Parama Sekuritas, mengatakan, sentimen restrukturisasi utang sejatinya sudah cukup untuk menggerakan harga saham. Namun, sentimen ini belum cukup untuk membuat saham BNBR keluar dari zona saham gocap. "Sentimen BNBR juga soal kinerja. Kerugian yang terus menerus membuat BNBR mengalami defisiensi modal," jelas Reza.

Kuartal III-2017, defisiensi modal BNBR tercatat Rp 5,6 triliun. Angka ini turun 7% dibanding posisi Desember 2016, Rp 6,05 triliun.

Defisiensi modal itu yang membuat debt to equity ratio (DER) BNBR berada dalam kondisi minus 1,6 kali. Dengan asumsi nilai restrukturisasi Rp 2,5 triliun, DER BNBR membaik jadi 1,2 kali, namun masih dalam kondisi minus.

Perlu ada sentimen tambahan untuk saham BNBR. Hal ini sudah terbukti di saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), yang sahamnya berhasil keluar dari zona saham gocap, bukan hanya akibat restrukturisasi utang.

Harga saham BUMI naik juga berkat sentimen perbaikan kinerja dan naiknya harga komoditas. "Saham BNBR minimal butuh sentimen perbaikan laba," tandas Reza.

Di kuartal III-2017, BNBR membukukan pendapatan sebesar Rp 1,72 triliun. Angka ini naik 23% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 1,39 triliun.

Kenaikan itu tak mampu mengompensasi kenaikan beban keuangan. Sehingga, BNBR masih merugi hingga Rp 842,99 miliar

source:
KONTAN

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit