google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham CTRA | 13 April 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham CTRA | 13 April 2018

CTRA: A Good Start

Ciputra mencatatkan net income 2017 mencapai Rp894 miliar (-12,4% YoY), dimana pencapaian ini sesuai dengan ekspektasi PANS (96,3%) tetapi dibawah ekspektasi konsensus (91,8%). Pendapatan 2017 turun menjadi Rp6,4 triliun   (-4,4% YoY) diikuti oleh  gross margin yang mengalami koreksi turun ke level 46,9% (-190bps YoY).  Marketing sales 1Q18 dibukukan Rp1,6 triliun +33% YoY atau 21% dari target presales 2018, dimana kontribusi terbesar berasal dari proyek Losari Makassar senilai Rp222 miliar. Kami masih merekomendasikan BUY dengan target harga Rp1.600/saham untuk saham CTRA yang merefleksikan diskon 60% dari RNAV 2018F. 

Review peforma kinerja keuangan 2017. Pendapatan 2017 dicatatkan turun menjadi Rp6,4 triliun, turun sebesar -4,4% YoY seiring dengan penurunan -8% YoY dari pengakuan pendapatan property development. Gross margin turun ke level 46,9% disebabkan oleh product mix, dimana berkurangnya pengakuan pendapatan dari shophouse yang memiliki marjin lebih tinggi. Penurunan gross margin ini menyebabkan kinerja net income turun menjadi Rp894 miliar (-12,4% YoY). Kami melihat kinerja keuangan akan tumbuh ~20% di tahun 2018 yang didorong oleh perbaikan kinerja marketing sales 2018.

Marketing sales tumbuh kuat di 1Q18. Presales 1Q18 dibukukan senilai Rp1,6 triliun, atua naik +33% YoY dengan proyek Surabaya merupakan kontributor tertinggi senilai Rp438 miliar (+64% YoY) dan diikuti oleh Jakarta senilai Rp383 miliar (+4% YoY). Proyek Citraland City Losari Makasar dan Ciputra World Surabaya menjadi 2 proyek yang memberikan kontribusi terbesar masing-masing sebesar Rp222 miliar dan Rp210 miliar. Kami melihat Makassar akan menjadi daerah pertumbuhan baru dibandingkan daerah Jawa (Exclude Jakarta dan Surabaya) dan daerah Jakarta akan memberikan kontribusi lebih banyak di tahun 2018 (2017:30%).      

Fokus proyek baru di greater Jakarta.  Sepanjang 2Q18 hingga 4Q18, CTRA berencana meluncurkan 5 proyek yang berfokus di Greater Jakarta. Semua proyek ini berfokus kepada kelas middle to low, dimana fokus dengan ticket size Rp1 miliar dan dibawahnya. Segmen low akan ditopang oleh proyek Citra Maja Raya dengan starting price Rp130 juta sebanyak 1000 unit. Kami berharap permintaan kelas middle to low dan end user akan tumbuh di 2018 walaupun Indonesia menghadapi tahun politik.

Rekomendasi: BUY dengan target harga Rp1.600/saham. Kinerja marketing sales 1Q18 menjadi awal perbaikan industri property. Ciputra saat ini, diperdagangkan dengan diskon 69% dari RNAV 2018F. Permintaan segmen middle low diekspektasi tumbuh kuat dengan suku bunga KPR yang relatif rendah menjadi katalis utama peningkatan kinerja di 2018. Kami masih merekomendasikan BUY untuk saham CTRA dengan harga Rp1.600/saham (upside +20,6%), mencerminkan 60% discount RNAV 2018F.

PANIN SEKURITAS

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...