google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Prospek Saham INDF | 13 April 2018 Langsung ke konten utama

Prospek Saham INDF | 13 April 2018

Sengitnya persaingan di bisnis konsumer membuat kinerja PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) tahun lalu cenderung stagnan. Namun, pangsa pasar INDF yang luas dan potensi kenaikan daya beli masyarakat dinilai masih mampu menopang kinerja INDF tahun ini.

Tahun 2017 lalu, INDF mencetak pendapatan Rp 70,19 triliun atau naik 5,3% year on year (yoy). Tapi, laba bersih emiten ini hanya naik 0,6% yoy menjadi Rp 4,17 triliun.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Stella Amelinda mengatakan, menurunnya permintaan di sektor konsumsi cukup berpengaruh pada segmen produk konsumen bermerek yang dinaungi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Meski masih menjadi penyumbang terbesar terhadap pendapatan INDF, yakni 47%, penjualan produk konsumen bermerek hanya tumbuh 4,5% yoy jadi Rp 35,54 triliun.

INDF juga menghadapi sentimen rendahnya harga terigu yang membuat produksi Bogasari kurang maksimal. Alhasil, pendapatan dari segmen Bogasari hanya naik 0,9% yoy menjadi Rp 19,11 triliun.

Vice President Research Departement Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya berpendapat, selain dipengaruhi perlambatan daya beli masyarakat, kinerja INDF sulit melesat pada tahun lalu mengingat tingkat persaingan di sektor konsumer cukup ketat. Sehingga, perang harga sulit dihindari. "INDF punya saingan berat dari perusahaan sejenis," kata dia, Kamis (12/4).

Kontribusi agribisnis

Kinerja INDF sejatinya banyak tertolong oleh peningkatan pendapatan dari segmen agribisnis. Walaupun baru berkontribusi 21% dari total pendapatan INDF, segmen perkebunan mampu tumbuh 8,3% yoy menjadi Rp 15,66 triliun. "INDF menikmati harga crude palm oil (CPO) yang mengalami tren kenaikan pada tahun lalu," tulis Stella dalam riset 23 Maret.

Stella menambahkan, tren positif di segmen agribisnis diyakini masih akan berlanjut sepanjang tahun ini. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Menteri Perdagangan yang menjamin bahwa ekspor CPO Indonesia tidak akan terganggu oleh kebijakan kenaikan tarif impor India dan larangan ekspor dari Uni Eropa.

Janni Asman, analis Maybank Kim Eng Sekuritas, menilai, segmen produk konsumen bermerek masih akan menjadi tumpuan INDF. Ia memperkirakan, pendapatan dari segmen ini masih bisa tumbuh hingga 7% pada tahun ini, seiring potensi membaiknya daya beli masyarakat. "Produk mi instan akan kembali berkontribusi besar berkat branding kuat dan jaringan distribusi yang luas," ujar Janni dalam riset 9 April.

Ia yakin, keputusan pemerintah yang tidak akan menaikan tarif dasar listrik dalam waktu dekat akan menjadi katalis positif terjaganya daya beli masyarakat tahun ini. Dampaknya, kinerja INDF dapat terangkat. Ia memprediksi, INDF dapat meraih pendapatan Rp 74,78 triliun pada akhir tahun nanti. Lalu, laba bersih emiten ini ditaksir bisa mencapai Rp 4,28 triliun.

Senada, William memandang, pangsa pasar yang besar dapat menjadi keuntungan bagi INDF untuk mendistribusikan produk-produknya. Ditambah lagi, pada tahun ini banyak momentum penting yang bisa berdampak positif bagi INDF. Misalnya, Asian Games, Pilkada, ataupun libur hari raya.

Kendati demikian, INDF dituntut untuk terus berinovasi. Hal ini sebagai salah satu upaya perusahaan ini menjawab tantangan persaingan di sektor konsumer yang masih akan berlangsung sengit.

Janni dan William sama-sama merekomendasikan beli saham INDF. Janni memasang target Rp 8.800 dan William mematok target Rp 8.400 per saham. Adapun Stella merekomendasikan hold saham INDF dengan target harga Rp 7.800 per saham.

KONTAN

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit