google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 5 Juli 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 5 Juli 2018

*Mirae Asset Sekuritas Indonesia*
Investment Information Team

*Market Review 05 Juli 2018*

Tercatat 185 saham menguat dan 211 saham melemah. IHSG +5.6 poin (+0.09%) ke level 5,739.3, dan LQ-45 -2.1 poin (-0.24%) ke level 905.6.

*Sectoral Return :*
- Agri -0.93%
- Mining +1.68%
- Basic-Ind +0.58%
- Misc-Ind +0.76%
- Consumer -1.13%
- Property +0.38%
- Infrastructure +1.32%
- Finance -0.50%
- Trade +1.20%
- Manufacture -0.43%

Investor asing *Net SELL senilai Rp 137 Milyar.*

USD/IDR +33.00 poin (+0.23%) terhadap Rupiah di angka 14.396.

*Suspensi*

- PT. Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA)
Bursa Efek Indonesia (BEI) menginformasikan bahwa telah terjadi penurunan harga kumulatif yang signifikan dan aktivitas saham AISA maka BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham . Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.

*Saham yang ditutup menguat*

- *MAPA ditutup menguat Rp 1.050 (+50,00%) ke level Rp 3.150*. PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) membidik kinerja baik di sepanjang tahun 2018 ini. Perusahaan ritel tersebut berharap bisa mencatatkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan tahun lalu. Perusahaan yang dikenal dengan nama MAP Active ini merupakan perusahaan ritel dengan fokus produk pakaian dan sepatu segmen sport dan lifestyle, mendistribusikan lebih dari 50 brand top dunia. Gerainya antara lain Sport Station, The Athlete's foot, Kidz Station, dan Golf House. MAP Active juga mengincar pertumbuhan penjualan dari gerai eksisting atau same store same growth (SSSG) sebesar 13% hingga 14% di tahun ini. Bukan tanpa alasan perusahaan ritel ini mengincar pendapatan besar di tahun ini. Beberapa faktor diharapkan menjadi pendorong kenaikan pendapatan perusahaan seperti event-event besar layaknya lebaran dan Asian Games.

- *INDY menguat Rp 130 (+3,91%) ke level Rp 3.450*.  PT Indika Energy Tbk (INDY) mulai menggenjot diversifikasi bisnis terminal penyimpanan bahan bakar minyak (BBM). Untuk memperkuat bisnis itu, INDY kini tengah mengkaji peluang membangun dua fuel storage kembali. Dengan demikian, INDY akan memiliki lima fuel storage. Sebelumnya, INDY juga sudah membangun tempat penampungan minyak mentah ini di Kariangu, Kalimantan Timur. Perusahaan energi dan pertambangan ini berniat membangun dua fuel storage baru di luar Kalimantan. Arsjad belum bersedia membeberkan berapa investasi yang akan dikeluarkan INDY untuk membangun dua penampungan minyak mentah baru tersebut.

*Saham yang ditutup melemah*

- *KINO melemah Rp 50 (-2,89%) ke level Rp 1.680*. PT Kino Indonesia Tbk telah menggunakan Rp 28,8 miliar dari total anggaran belanja modal (capex) sebesar Rp 120 miliar. Dana tersebut digunakan untuk perawatan mesin dan furniture kantor baru perusahaan. Awal tahun perusahaan menganggarkan belanja modal sebesar Rp 120 miliar. Dana sisa hasil IPO tersebut rencananya akan digunakan untuk menambah kapasitas produksi dan maintenance. Walaupun belum ada penambahan kapasitas sampai kuartal I-2018, perusahaan ini terus bertumbuh dengan baik. Adapaun pada laporan keuangan perusahaan, laba bersih mereka meningkat 8 kali lipat menjadi Rp 31,5 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,7 miliar.

- *TOWR melemah Rp 10 (-1,66%) ke level Rp 590*. PT Sarana Menara Nusantara Tbk. memutuskan untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) perseroan yang telah dilepas ke publik. Perseroan menunjuk PT BCA Sekuritas untuk mengeksekusi buyback tersebut. Wakil Direktur Utama Sarana Menara Nusantara (TOWR) Adam Ghifari menyampaikan buyback dilakukan karena pihaknya menilai harga saham perseroan saat ini berada di bawah harga wajar.

- *WTON melemah Rp 10 (-2,52%) ke level Rp 386*. PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) mengantongi nilai kontrak baru Rp3,06 triliun sampai dengan semester I/2018 yang didominasi pekerjaan dari swasta dan induk usaha. Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Beton, Yuherni Sisdwi R menjelaskan sektor swasta berkontribusi 36% atau Rp1,10 triliun untuk total nilai kontrak baru perseroan sampai Juni 2018. Kontributor terbesar ke-2 ditempati oleh induk usaha, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., sebesar 32,25% atau senilai Rp1,01 triliun.

- *GMFI melemah Rp 6 (-2,23%) ke level Rp 262*. PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMF) telah menandatangani kontrak kerjasama dengan PT Citilink Indonesia pada Juni silam. Dalam kerjasama tersebut GMF akan memberikan jasa perawatan komponen untuk 18 pesawat jenis Airbus A320 Citilink. Selain bergerak dalam bidang perbengkelan dan perawatan pesawat udara, GMF juga mulai merambah dalam bisnis suku cadang pesawat. Mengenai bisnis suku cadang ini, GMF akan fokus dalam memproduksi produk-produk cabin. Fidiarta menambahkan, saat ini masih dalam proses persiapan produksi. Diharapkan implementasi produksi suku cadang ini sudah bisa dimulai di kuartal IV-2018.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit