google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham HMSP | 13 Februari 2019 Langsung ke konten utama

Analisa Saham HMSP | 13 Februari 2019

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nafas kinerja PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) bisa lebih ringan di tahun ini karena pemerintah memutuskan tidak menaikkan cukai rokok. Para analis memproyeksikan HMSP mampu mencetak pertumbuhan pendapatan dan laba di tahun ini.

Pemerintah bulat tidak akan menaikkan cukai rokok di tahun ini. Selama ini, pemerintah menaikkan tarif cukai rokok dengan besaran rata-rata 10,5% setiap tahunnya.

Kenaikan cukai rokok 2018 sebesar 10,4% dibanding 2017.Berdasarkan catatan Robertus Yanuar Hardy Analis Kresna Securities, mengatakan kenaikan cukai rokok tahun lalu membuat rasio cukai rokok terhadap pendapatan menyentuh 51% hingga kuartal III 2018.

Porsi tersebut naik signifikan dari porsi di periode yang sama di 2017 yang berada di 47,5%. "Cukai rokok tidak naik di tahun ini, sehingga HMSP bisa fokus pada strategi penentuan harga jual sehingga bisa membantu kenaikan profit," kata Robertus, dalam riset 28 Desember 2018.

Senada Christine Natasya Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengatakan dengan tidak naikanya cukai rokok maka, beban operasional jadi tidak naik dan ini berdampak positif pada kinerja HMSP karena selama ini pajak menjadi komponen terbesar dalam perhitungan harga pokok penjualan.

Ke depan, Christine memproyeksikan dengan tidak adanya kenaikan cukai rokok, margin HMSP juga bisa membaik. Sedangkan, Robertus memperkirakan margin operasional HMPS di tahun ini bisa tumbuh 17,2% dari pertumbuhan tahu lalu di 17%.

Hingga akhir tahun, Christine masih merekomendasikan buy untuk HMSP di target harga Rp 4.300 per saham. Christine masih optimistis dengan kinerja HMSP ke depan karena melihat volume penjualan HSMP di sepanjang tahun lalu membaik meski tipis.

Christine mencatat berdasarkan rilis dari induk perusahaan HMSP, yaitu Philip Morris International, volume penjualan HMSP di kuartal IV secara kuartalan naik 1,4% tetapi cenderung flat secara tahunan dengan berhasil menjual 26,9 miliar batang rokok.

Secara kumulatif di sepanjang tahun lalu volume penjualan HMSP menjadi 101,4 miliar batang atau naik 0,1% secara tahunan dan berada diatas ekspektasi Christine yang berada di 100,7 miliar batang.

"Volume penjualan kami perkirakan tadinya minus, ternyata hasilnya flat jadi lebih baik lah," kata Christine, Selasa (12/2).

Namun, Christine juga mencatat di kuartal IV tahun lalu meski volume penjualan stabil, tetapi market share HMSP terkoreksi menjadi 32,7% dari 33% di kuartal III 2018.

Ke depan Christine memproyeksikan penjualan Sigaret Kretek Mesin (SKM) bisa meningkat di tahun ini. Sentimen lain yang medukung adalah peningkatan daya beli jelang Pemilu. Penjualan rokok batangan Christine proyeksikan akan lebih mendukung kinerja HMSP bertumbuh di tahun ini.

Robertus pun mencatat rata-rata pendapatan penjualan per batang hingga kuartal III 2018 mencapai Rp 1.041 atau naik 7% dari Rp 971 di periode yang sama 2017.

Selain itu, Christine juga memproyeksikan penjualan Sampoerna A juga akan meningkat didukung dengan average selling price (ASP) yang terbatas kenaikannya.

Namun, Robertus mengatakan kemungkinan menurunnya bobot HMSP pada indeks LQ45 dan IDX30 jadi hanya 2%-3% dari 9%-10% akan mengurangi keatraktifan emiten ini di pasar sekunder.

Robertus merekomendasikan hold di target harga Rp 4.000 per saham. Semenatra Deidy Wijaya Analis Credit Suisse merekomendasikan neutral di Rp 3.825.

Christine memproyeksikan hingga akhir tahun pendapatan HMSP bisa tumbuh ke Rp 110, 87 triliun dan laba bersih juga bisa tumbuh ke Rp 14 triliun.


Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...