google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham MARK: Positive outlook with premium price Langsung ke konten utama

Analisa Saham MARK: Positive outlook with premium price

Analisa Saham MARK: Positive outlook with premium price

MARK mencatatkan pendapatan di 4Q18 sebesar Rp85 miliar (+0,1% QoQ; +37,3% YoY) dan laba bersih Rp23 miliar (+5% QoQ; +56,1% YoY) sehingga membawa pendapatan di 2018 sebesar Rp325 miliar (+35,7% YoY), in-line dengan estimasi (PANS: 100,5%) dan total laba bersih menjadi Rp82 miliar (+74,1% YoY) ini juga masih tercatat in-line dengan estimasi (PANS: 103,7%).  Peningkatan kinerja ini didukung oleh volume penjualan yang bertambah menjadi 6,4 juta unit (+28,6% YoY). Kami melihat kinerja MARK masih akan positif kedepannya, hal ini didorong oleh: 1) estimasi pertumbuhan permintaan sarung tangan global sebesar 15% pa kedepannya, selain itu pendapatan juga akan didorong oleh kenaikan permintaan dari salah satu klien terbesar MARK, Hartalega Sdn, yang menaikan permintaan atas cetakan sarung tangan sebesar +28,5% di 2019, 2) meningkatnya kapasitas produksi MARK menjadi 630.000 unit per bulan yang dikarenakan oleh pabrik baru, yang akan mulai beroperasi penih di bulan xx,x, serta 3) Diversifikasi penjualan ke produk sanitari dan diharapkan akan rampung di 2020. Meskipun dengan semua outlook positif yang dimiliki MARK, harga saham yang dimiliki MARK saat ini sudah tergolong premium dengan PE 20,1x atau 19,6% premium dibandingkan dengan JAKBIND index, Oleh karenanya kami merekomendasikan HOLD dengan TP Rp480 (implied PE 20x di 2019). Upside risk dari rekomendasi kami adalah menguatnya USD karena 93,2% pendapatan MARK berasal dari ekspor.

Kinerja keuangan yang positif. MARK mencatatkan pendapatan di 4Q18 sebesar Rp85 miliar (+0,1% QoQ; +37,3% YoY) dan laba bersih Rp23 miliar (+5% QoQ; +56,1% YoY) sehingga membawa pendapatan di 2018 sebesar Rp325 miliar (+35,7% YoY), in-line dengan estimasi (PANS: 100,5%) dan total laba bersih menjadi Rp82 miliar (+74,1% YoY), in-line dengan estimasi (PANS: 103,7%). Mayoritas penjualan masih berasal dari ekspor dengan 93,2% dari total penjualan, dengan negara tujuan ekpor utama ke Malaysia, diikuti oleh Thailand dan Vietnam. Hasil yang positif ini sekaligus mencatatakan kedua kalinya manajemen MARK berhasil melampaui target laba bersih yang ditetapkan (2018: 127% dari target ; 2017: 146,8% dari target). Peningkatan penjualan juga diikuti oleh penurunan harga bahan baku serta efisiensi dalam menurunkan tingkat biaya overhead yang mengakibatkan marjin laba kotor meningkat menjadi 44,6% (2017: 37,6%).

Kinerja operasional mendukung kinerja keuangan. MARK tercatat mengalami peningkatan volume penjulan hand former sebesar 6,4 juta unit (+28,6% YoY), dengan hasil tersebut MARK mencatatkan tingkat pertumbuhan dari 2014-2018  sebesar CAGR 15,8% per tahun. Mayoritas penjualan masih ke Hartalega Sdn Bhd dimana penjualan ini berkontribusi 59,2% dari total pendapatan, patut diketahui bahwa, di 2019 Hartalega telah menaikan permintaan 28,5%, sehingga kami melihat, ini akan menjadi katalis positif untuk mendorong pendapatan kedepannya. Selain itu, peningkatan kapasitas produksi sebesar 90.000 unit per bulan menjadi 630.000 unit per bulan juga akan menjadi katalis positif untuk pertumbuhan volume produksi.

Positif outlook di 2019. Malaysia Rubber Glove Manufactures Association (MARGMA)  mengestimasikan pertumbuhan permintaan sarung tangan global sebesar 15% pa dimana Malaysia masih menguasai suplai dunia dengan total 63%. Oleh karenanya penambahan kapasitas produksi di 2019 diharapkan dapat memenuhi ekspektasi kenaikan permintaan kedepannya, Untuk menangkap tingginya permintaan ini, MARK berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi hingga 1 juta unit per bulan di tahun 2022. Selain itu, mayoritas penjualan cetakan tangan menggunakan USD dalam transaksinya, sehingga penguatan USD akan mejadi katalis positif untuk pendapatan. Oleh karenanya, kami memperkirakan pendapatan MARK akan tumbuh sebesar  +15,3% YoY dan laba bersih meningkat +13,8% YoY.

Diversifikasi bisnis. Di 2019, MARK akan memulai proyek pembangunan pabrik produk sanitari, dimana kepemilikanya 100% akan dikuasai oleh MARK dengan belanja modal yang dibutukan sebesar Rp150 miliar. Nantinya bahan baku produk sanitari ini 20% akan berasal dari material sisa cetakan sarung tangan dan 80% bersal dari dalam negeri. Pabrik ini diharapkan akan mulai beroperasi di 2020 dengan target produksi sekitar 30.000 unit/bulan di tahap awal..

Outlook positif namun premium. Kami melihat kinerja positif masih akan berlanjut kedepannya, didorong oleh: (1) kombinasi peningkatan volume produksi (2) tingginya permintaan global serta (3) peningkatan marjin karena peningkatan skala ekonomi. Meskipun dengan semua outlook positif yang dimiliki MARK, namun valuasi saat ini sudah tergolong premium dengan PE 20,1x atau 19,6% premium dibandingkan dengan JAKBIND index, Oleh karenanya kami merekomendasikan HOLD dengan TP Rp480 (implied PE 20x di 2019).

Harga Saham MARK

Best Regards,

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...