google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham INCO: Earnings downgrade due to weak result Langsung ke konten utama

Analisa Saham INCO: Earnings downgrade due to weak result

INCO: Earnings downgrade due to weak result
INCO mencatatkan penurunan pendapatan di 1Q19 senilai USD126,4 juta (-35,9% QoQ ; -25,8% YoY), dibawah estimasi (PANS: 15,8% ; Kons: 13,2%) dan rugi bersih -USD20 juta (1Q18: USD7 juta), dibawah estimasi (PANS: -19,6%, Kons: -12,7%). Penurunan pendapatan dikarenakan produksi dan penjualan nikel dalam matte yang menurun masing-masing sebesar 13.080 ton (-23,7% YoY) dan 13.867 ton (-19,6% YoY) diiringi dengan rata-rata harga jual nikel yang juga menurun USD9.117/ton (-7,8% YoY). Hal ini disebabkan oleh aktivitas pemeliharaan yang direncanakan terkait Larona Canal Lining dan masalah di tanur listrik 4 yang tidak terencana, patut diketahui bahwa porsi biaya berkontribusi ~50% terhadap total biaya. Menyusul permasalahan Tanur 4 ini, manajemen menurunkan target volume produksi ke 71.000 – 73.000 ton (sebelumnya: 76.000 ton). Selain itu peningkatan biaya dari bahan bakar minyak dan pelumas disertai dengan penyisihan penurunan nilai persediaan juga memperparah kerugian INCO. Menyusul hasil negatif dari kinerja perseroan, kami menurunkan estimasi pendapatan dan laba bersih sebesar 4-50% di 2019-20 yang disebabkan oleh estimasi penurunan kinerja operasional serta penurunan efisiensi produksi. Oleh karenanya, kami merekomendasikan HOLD dan menurunkan target harga menjadi Rp3.000 (sebelumnya Rp4.200), berdasarkan valuasi DCF, dengan penurunan asumsi terminal growth sebesar 10bps dan kenaikan cost of equity 40bps.

Pendapatan menurun. INCO mencatatkan penurunan pendapatan di 1Q19 senilai USD126,4 juta (-35,9% QoQ ; -25,8% YoY), dibawah estimasi (PANS: 15,8% ; Kons: 13,2%) dan rugi bersih -USD20 juta (1Q18:  USD7 juta), dibawah estimasi (PANS:-19,6% ; Kons: -12,7%). Kinerja yang kurang baik ini didorong oleh penurunan kinerja operasional.

Kinerja operasional tercatat turun. Penurunan pendapatan ini tidak terlepas dari volume penjualan yang menurun, dimana INCO mencatatkan volume penjualan sebesar 13.867 ton (-34,2% QoQ ; - 19,6% YoY) dan ASP yang juga tercatat menurun senilai USD9.117 per ton (-2,7% QoQ ; -7,8% YoY).  Produksi menjadi penyebab utama dari penurunan volume penjualan dimana produksi INCO tercatat hanya sebesar 13.080 ton (-23,7% YoY; -36,4% QoQ), penurunan produksi ini disebabkan oleh perawatan Larona Canal Lining yang mana sudah direncanakan oleh manajemen INCO sejak awal tahun dan masalah yang tidak terencana di tanur listrik 4.

Meningkatnya biaya produksi menekan marjin. Penurunan tingkat produksi membuat efisiensi INCO berkurang dimana volume produksi nikel di 1Q19 turun -23,7% YoY namun penurunan total biaya produksi  hanya berkurang -0,5% YoY, hal ini disebabkan oleh ~50% dari total biaya merupakan biaya tetap sedangkan biaya variable tercatat hanya berkurang  -1,7%., salah satu penyebab minimnya penurunan biaya variable merupakan harga rata-rata HSFO yang meningkat menjadi USD71,42 per barel (+18,3% YoY). Efisiensi produksi yang menurun membuat INCO mencatatkan rugi kotor sebesar -USD23,2 juta.

Masalah tidak terencana menurunkan target produksi. Sebelumnya INCO memiliki target produksi sebesar 76.000 ton, namun adanya masalah tidak terencana di tanur listrik 4 membuat produksi pada 1Q19 hanya mencapai 17,2% dari target. Hal ini membuat manajemen INCO merevisi target menjadi 71.000 ton, manajemen INCO juga menyatakan masalah pada tanur listrik 4 telah diselasaikan dan diharapkan akan beroperasi normal pada bulan Mei 2019.

Kami merevisi pendapatan dan laba bersih. Menyusul hasil negatif dari kinerja perseroan, kami menurunkan estimasi pendapatan dan laba bersih sebesar 4-50% di 2019-20 yang disebabkan oleh penurunan target produksi menjadi 71.000 (-6,6%) dan penurunan efisiensi produksi yang disebabkan perawatan Larona Canal Lining dan masalah tidak terencana di tanur listrik 4.

Rekomendasi HOLD dan menurunkan target harga menjadi Rp3.000. Kami melihat kinerja keuangan INCO akan terbantu dari harga nikel dimana kami mengekspektasikan ASP di 2019 /2020 akan berada di level USD10.530/USD10.725 per ton (2018: USD10.272 per ton) seiring dengan ekspektasi kenaikan permintaan nikel untuk mobil listrik dan penurunan level inventori, namun ekspektasi penurunan volume penjualan serta penurunan efisiensi biaya dapat mempengaruhi laba bersih di 2019. Oleh karenanya, kami merekomendasikan HOLD dan menurunkan target harga menjadi Rp3.000 (sebelumnya Rp4.200), berdasarkan valuasi DCF, dengan penurunan asumsi terminal growth sebesar 10bps dan kenaikan cost of equity 40bps.

Best Regards,
Panin Sekuritas


Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BISI dan MCOL oleh Phillip Capital | 18 April 2023

Phillip Capital 18 April 2023 Technical Recommendations BISI Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 1680 Target Price 1 : 1740 Target Price 2 : 1770 Stop Loss : 1625 MCOL Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trade Buy : 6825 Target Price 1 : 7400 Target Price 2 : 7850 Stop Loss : 6250 - Informasi lengkap pasar saham ada di  Website Saham Online.    Materi belajar trading dan investasi saham ada di   Channel Youtube Saham Online. 

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memeg...

Cerita Puding Puyo Dessert Meraup Omzet Hingga Miliaran Rupiah

Mendengar kata puding, kebanyakan orang pasti langsung kebayang dengan jenis kudapan yang manis dan lembut di lidah. Ya, puding telah lama menjadi salah satu camilan yang disukai oleh masyarakat karena cita rasanya yang unik. Tekstur kenyalnya pun seakan mampu membuat seseorang merasa gemas dan ingin segera memasukkannya ke dalam mulut. Berbicara soal makanan puding, sebagian masyarakat Indonesia, khususnya warga Ibu Kota pasti tidak asing dengan brand Puyo Silky Dessert. Puyo adalah salah satu gerai favorit generasi muda masa kini yang mampu menjajakan makanan puding dengan berbagai inovasi yang kekinian.  Karena menyuguhkan salah satu jenis kudapan yang pada masanya jarang ditemui, Puyo sukses menarik animo masyarakat untuk merasakan lezatnya menyantap puding. Dengan menggunakan media promosi utama berupa sosial media, Puyo mampu berkembang dengan pesat hingga menjadi brand karya anak negeri yang populer. Namun, tahukah Anda bahwa ide bisnis Puyo Silky Dessert ini muncul karena h...