google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Jatuh Bangun Bos Meriton, Raja Properti Australia Berharta Rp 144 T Langsung ke konten utama

Jatuh Bangun Bos Meriton, Raja Properti Australia Berharta Rp 144 T


Harry Triguboff adalah miliarder yang memulai karirnya di bidang properti di Sydney, Australia. Harry sendiri bukanlah orang Australia tulen alias pendatang karena dia merupakan pria keturunan Rusia yang dilahirkan di China.

Harry memperoleh izin tinggal di Sydney pada usianya yang ke-28 tahun pada 1960. Kala itu, ia membeli 33 bidang tanah kosong di Roseville dengan luas 643 meter persegi seharga £ 4.025.

Saat itu memang nilai jual properti di Australia meroket hingga 700%. Meroketnya harga properti di Negara Kangguru tersebut disebabkan kondisi pasca perang sejak tahun 1944. Kala itu, harga tanah di Australia paling tinggi yakni £ 4.000 atau sekitar Rp 69,29 juta

Meski begitu, untuk melunasi properti yang ia beli tersebut, Harry bekerja keras. Selain itu, tanah yang ia beli dibangunnya sendiri.

Ia membangun tanah tersebut dengan model rumah berdinding bata. Salah satu rumah yang ia bangun di Arrunga Avenue pada tahun 1969, hingga saat ini masih berdiri kokoh dengan desain asli buatan Harry.

Keberhasilannya membangun perumahan di Roseville dan Arrunga Avenue kembali terulang. Pada tahun 1963, ia membeli tanah di kawasan Tempe. Sejak itu, ia berhasil membangun tanah tersebut menjadi delapan apartemen. Tak lama kemudian, ia membangun lagi sebuah gedung di Meriton Street. Lalu, pada 1965, ia membangun 18 apartemen di Gladesville.

Dengan kesuksesannya sebagai bos properti, ia memutuskan membuat perusahaannya dengan nama Meriton. Lalu, pada tahun 1969, perusahaannya Meriton sukses masuk ke pasar modal. Kala itu, ia menjual sahamnya per lembar hanya 60 sen. Lalu, pada tahun 1973 ia membeli kembali semua sahamnya dengan harga US$ 1,30 atau sekitar Rp 18.420 per lembar.

Namun, pada 1974-1975, Harry mengalami insiden buruk. Ada suatu kecelakaan dalam bisnisnya itu yang menyebabkan ratusan apartemennya tak terjual dan meninggalkan utang US$ 30 juta atau sekitar Rp 425 juta dengan Citicorp.

Pada 1976, dengan upaya kerasnya, Harry berhasil melunasi utangnya. Sejak itu, ia memutuskan untuk tidak akan pernah meminjam uang lagi.

Obsesi masyarakat Sydney akan kepemilikan properti menjadi rejeki nomplok bagi Harry. Pada 1997, Harry sukses menduduki peringkat kedua orang terkaya di Australia dengan kekayaan US$ 12,77 miliar atau sekitar Rp 180,95 triliun.

Kini di usianya yang menginjak 86 tahun, Harry menyandang gelar bos properti Australia dan memiliki rumah pribadi seluas 5.200 meter persegi di Vaucluse. Ia juga sukses membangun 10 apartemen, dan juga beberapa perumahan mewah di Sydney, Brisbane, dan Gold Coast. Totalnya, ia memiliki 75.000 apartemen di Australia.

Dengan sejumlah sepak terjangnya di dunia properti, Harry kini mengantongi kekayaan sebesar US$ 10,2 miliar atau setara dengan Rp 144,5 triliun (kurs Rp 14.100).


sumber : detik.finance

Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham GS IDX | 21 Agustus 2017

Watchlist Ganesha Stock IDX (day trade) : Senin, 21 Agustus 2017 - PUDP (Scalping) - TGRA (Scalping) - WAPO (Scalping) - BBTN - MPPA - BOGA - PTRO - INDY - INCO - DOID Batasi resiko masing2 ya..  Sharing is caring. Salam cerdas investasi! Warning : Watchlist scalping, rata-rata watchlist copet pada saham-saham dengan likuiditas rendah. Jika belum terbiasa copet, hati-hati. — Disclaimer : Bukan perintah jual/ beli, disiplin dengan trading plan masing-masing, resiko dan cuan ditanggung ma

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memegang kontr