google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Daftar Emiten yang Tengah Menggelar Buyback Saham Langsung ke konten utama

Daftar Emiten yang Tengah Menggelar Buyback Saham


Sejumlah emiten tengah menggelar pembelian kembali alias buyback saham. Bahkan, beberapa emiten memperpanjang aksi korporasi tersebut.

Teranyar, ada PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) yang memperpanjang aksi buyback, mulai 8 September hingga 7 Desember 2022. Erajaya menganggarkan dana Rp 300 miliar untuk membeli kembali sebanyak-banyaknya 3 miliar saham.

Adapun jumlah saham yang akan dibeli kembali oleh ERAA tidak melebihi 20% dari modal disetor, dengan ketentuan minimal saham yang beredar adalah 7,5%. Anggaran buyback ini berasal dari kas internal, tidak termasuk biaya pembelian kembali saham, komisi pedagang perantara serta biaya lain berkaitan dengan buyback saham.

Wakil Direktur Utama Erajaya Group Hasan Aula mengungkapkan, ada dua pertimbangan kelanjutan aksi buyback. Pertama, ERAA mencermati adanya penurunan kinerja pada pasar saham secara keseluruhan. Kedua, menilai kondisi perekonomian regional dan global yang mengalami tekanan dan perlambatan, antara lain disebabkan oleh pandemi Covid-19.

Sebelumnya, ERAA telah melakukan buyback saham untuk periode 20 Mei 2022 sampai 19 Agustus 2022. Pada periode tersebut, ERAA menganggarkan dana sebesar Rp 319 miliar untuk membeli kembali saham yang beredar di publik.

"Pada periode buyback Mei-Agustus 2022 ini, ERAA telah melakukan buyback terhadap 71,69 juta saham atau senilai Rp 35,5 miliar," kata Hasan kepada Kontan.co.id, Kamis (8/9).

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) juga mengumumkan perpanjangan periode buyback saham hingga akhir tahun 2022. INTP memperpanjang kembali periode buyback saham yang berakhir pada Selasa (6/9), untuk jangka waktu tiga bulan ke depan. Buyback INTP dimulai tanggal 7 September 2022 sampai dengan 6 Desember 2022.

Emiten produsen semen ini menganggarkan dana buyback sebanyak-banyaknya Rp 3 triliun. Indocement akan membeli kembali paling banyak 20% dari modal disetor dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5%.

"Sisa dana yang masih dapat digunakan untuk melakukan pembelian kembali saham sebesar Rp 294,77 miliar. Sedangkan sisa saham yang dapat dibeli kembali sebanyak 489,16 juta saham," ungkap Antonius Marcos, Sekretaris Perusahaan INTP dalam keterbukaan informasi, Selasa (6/9).

INTP memulai aksi buyback sejak tanggal 6 Desember 2021 hingga 4 Maret 2022. Dilanjutkan pada periode 7 Maret 2022 sampai dengan 6 Juni 2022. Periode buyback selanjutnya 7 Juni 2022 sampai dengan 6 September 2022.

Sementara DOID melangsungkan buyback mulai 8 September 2022 hingga 7 Desember 2022. Aksi korporasi ini melanjutkan buyback sebelumnya di periode 7 Maret-6 Juni 2022, yang telah merealisasikan buyback 597,48 juta saham.

DOID menyisihkan dana maksimum US$ 33 juta untuk menggelar buyback. Emiten tambang ini menargetkan jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak melebihi 20% dan dengan ketentuan saham beredar minimal 7,5%.

Sisa dana yang masih dapat digunakan DOID untuk melakukan buyback adalah sebesar Rp 194,27 miliar atau setara US$ 12,95 juta (asumsi kurs Rp 15.000 per dolar AS). Dengan demikian, artinya DOID masih dapat melakukan pembelian kembali saham sebanyak-banyaknya 1,12 miliar saham.

Tak ketinggalan, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) pun tengah merencanakan aksi buyback. Emiten ritel fesyen ini, bakal melakukan buyback secara bertahap hingga 28 Februari 2024.

Vice President Director Ramayana Lestari Sentosa Jane Melinda menjelaskan, para pemegang saham sudah menyetujui agenda RUPSLB mengenai rencana pembelian kembali saham atau buyback pada 29 Agustus 2022.

"Kami berencana buyback sebanyak-banyaknya 360 juta saham atau 5% dari seluruh saham yang disetor penuh, dengan alokasi dana sebesar Rp 200 miliar," ucap Jane kepada Kontan.co.id, belum lama ini.

Sebagai informasi tambahan, masih ada PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT United Tractors Tbk (UNTR) hingga PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang tengah melangsungkan buyback.

Aksi serupa sebelumnya juga sudah dilakukan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI).

Sumber: kontan-
Informasi lengkap pasar saham ada di Website Saham Online.  
Materi belajar trading dan investasi saham ada di Channel Youtube Saham Online. 

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Can...

Saham SMBR | Jadwal Pembagian Dividen Saham SMBR PT Semen Baturaja (Persero) Tbk 2020

Kuhuni.com – Dividen tunai Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) tahun 2020 sebesar Rp 0,62 per saham. Jadwal pembagian dividen tunai SMBR kepada pemegang saham dibayarkan pada tanggal 4 September 2020. Dividen tahun 2020 ini turun 67,53% dibanding jumlah dividen tahun 2019 (Rp 1,91 per saham). Saham SMBR pada perdagangan tanggal 7 Agustus 2020 ditutup pada harga Rp 525, sehingga perkiraan dividen yield SMBR sebesar 0,1%. Berikut jadwal pelaksanaan pembagian dividen tunai SMBR: Cum Dividen di Pasar Reguler & Pasar Negosiasi: Tanggal 13 Agustus 2020 Ex Dividen di Pasar Regular & Pasar Negosiasi: Tanggal 14 Agustus 2020 Cum Dividen di Pasar Tunai: Tanggal 18 Agustus 2020 Ex Dividen di Pasar Tunai: Tanggal 19 Agustus 2020 Pencatatan (Recording Date): Tanggal 18 Agustus 2020 Pembayaran Dividen Tunai: 4 September 2020 Keterangan Setiap 1 (Satu) saham akan mendapatkan dividen tunai sebesar Rp 0,6200695.

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...