google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham PTBA | 19 Juli 2018 Langsung ke konten utama

Analisa Saham PTBA | 19 Juli 2018


PTBA: Continuing Growth Consistency

Pertumbuhan harga batubara global sepanjang tahun 2018 diperkirakan dapat mendorong kinerja PTBA di tahun 2018 seiring dengan kenaikan impor batubara sebagai akibat penurunan output PLTA dan cuaca panas ekstrim di China dan India. Harga rata-rata batubara Newcastle tumbuh +27,9% yoy di 1H18 mencapai USD103,4/mt (1H17: USD80,8/mt) dimana kami masih mempertahankan asumsi harga rata-rata batubara sepanjang tahun 2018-19 mencapai USD96-98/mt. Kami meyakini pertumbuhan kinerja PTBA di 2Q18 juga didorong oleh kenaikkan produksi dan penjualan seiring dengan membaiknya cuaca di sekitar tambang dimana marjin laba bersih diperkirakan mencapai 25% sepanjang tahun 2018-19. Oleh karena itu, kami masih mempertahankan rekomendasi BUY dengan target harga Rp5.000/saham seiring dengan (1) harga batubara global yang berada di atas USD100/mt, (2) struktur biaya produksi yang efisien, (3) ekspansi bisnis pembangkit listrik dan hilir serta (4) kenaikan volume produksi dan penjualan. Kami melihat dampak kebijakan DMO dapat dimitigasi dengan menjual batubara dengan kadar tinggi yang dapat diekspor ke Jepang dan Taiwan dengan menggunakan harga pasar. Secara valuasi, PTBA diperdagangkan pada PER sebesar 8,2x di tahun 2018, discount 8,5% dibandingkan peers.

Berlanjutnya outlook positif industri batubara sepanjang tahun 2018 yang didorong oleh kenaikan harga rata-rata batubara Newcastle. Harga rata-rata batubara Newcastle sepanjang 1H18 mencapai USD103,4/mt tumbuh +27,9% yoy (1H17: USD80,8/mt). Kenaikan harga batubara global masih dipengaruhi oleh pertumbuhan permintaan batubara untuk pembangkit listrik dari China dan India. Cuaca panas ekstrim di China serta rendahnya output dari PLTA mendorong kenaikan permintaan batubara untuk pembangkit listrik. Tercatat, output pembangkit listrik di China tumbuh +10,5% yoy di bulan Mei 2018. Kami juga meyakini permintaan batubara dari China tetap tumbuh yang didorong oleh membaiknya data perekonomian China serta rencana pembangunan pembangkit listrik sebesar 95GW. Sementara itu, permintaan dari India masih kuat yang didorong oleh kenaikan konsumsi energi seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan perbaikan data manufaktur yang meningkatkan pertumbuhan permintaan listrik. Pertumbuhan output pembangkit listrik tumbuh +5,3% yoy seiring dengan penurunan output PLTA sebesar -13,0% yoy di 5M18. Sentimen positif sepanjang tahun 2018 diharapkan dapat memperkuat harga rata-rata batubara global di atas USD100/mt dimana kami mengasumsikan harga rata-rata batubara Newcastle berada di level USD96-98/mt sepanjang tahun 2018-19.      

Ekspektasi pertumbuhan kinerja sepanjang tahun 2018-19 dengan laba bersih diperkirakan tumbuh +27,3% yoy dan +6,8% yoy seiring dengan membaiknya harga batubara global serta volume produksi dan penjualan. Volume produksi diperkirakan tumbuh +7-8% yoy sedangkan volume penjualan diprediksi naik +10% yoy sepanjang tahun 2018-19 seiring dengan kenaikkan kapasitas pengangkutan kereta api dan cuaca baik di sekitar tambang. Kami melihat stripping ratio akan stabil berada di level 4,2x sepanjang tahun 2018-19. 

Kinerja PTBA diprediksi tetap tumbuh seiring dengan membaiknya harga batubara global dan volume produksi serta penjualan. Kami melihat dampak kebijakan DMO terhadap kinerja PTBA minimal mengingat opsi yang dimiliki PTBA untuk menjual batubara dengan kadar tinggi (6.400 CV dan 6.700 CV) yang dapat diekspor ke Jepang dan Taiwan dengan menggunakan harga pasar. Hal ini terlihat dari penurunan porsi penjualan batubara domestik di 1Q18 sebesar 45,6% (1Q17: 57,7%). Sementara itu, kinerja PTBA juga akan didorong oleh bisnis pembangkit listrik yaitu PLTU Sumsel 6 (2X300MW) dan Sumsel 8 (2X620MW) yang akan beroperasi di tahun 2022 dengan konsumsi batubara sebesar 8,4 juta ton. Bisnis downstream dengan pengembangan gasifikasi dan fasilitas produksi coal bed methane diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kinerja kedepannya terutama dalam menghadapi fluktuasi harga batubara global.

Merekomendasikan BUY dengan target harga Rp5.000. Kami meyakini kinerja PTBA sepanjang tahun 2018-19 masih positif dengan marjin laba bersih diprediksi berada di level 25% seiring dengan membaiknya harga batubara global Newcastle serta kenaikan produksi dan penjualan. Kami memperkirakan harga rata-rata batubara Newcastle berada di level USD96-98/mt di 2018-19 yang didorong oleh kenaikan permintaan batubara dari pembangkit listrik di China dan India sebagai akibat rendahnya pasokan dari PLTA serta cuaca panas ekstrim. Sementara itu, produksi batubara di 2Q18 diperkirakan tumbuh seiring dengan membaiknya cuaca di sekitar tambang dengan opsi ekspor yang diperkirakan dapat mengurangi dampak kebijakan pemerintah terkait DMO kepada PLN. Oleh karena itu, kami masih mempertahankan rekomendasi BUY saham PTBA dengan target harga Rp5.000 dimana secara valuasi, PTBA diperdagangkan di PER sebesar 8,2x di tahun 2018, discount 8,5% dibandingkan dengan peers.   

Best Regards,
PaninSekuritas

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BISI dan MCOL oleh Phillip Capital | 18 April 2023

Phillip Capital 18 April 2023 Technical Recommendations BISI Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 1680 Target Price 1 : 1740 Target Price 2 : 1770 Stop Loss : 1625 MCOL Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trade Buy : 6825 Target Price 1 : 7400 Target Price 2 : 7850 Stop Loss : 6250 - Informasi lengkap pasar saham ada di  Website Saham Online.    Materi belajar trading dan investasi saham ada di   Channel Youtube Saham Online. 

Analisa Saham ANTM | 3 Agustus 2018

CLSA (KZ) ANTM IJ – Aneka Tambang 2Q18 operational highlights by Andrew Hotama and Norman Choong Stock: Aneka Tambang, ANTM IJ Market cap, ADTO: US$1.6bn, US$4.6m Rec: BUY, TP: Rp1,100 Event: 2Q18 operational results 2Q18 operational result highlight: •     Gold production: 503 kg (-7% QoQ, +20% YoY), 6M18: 47% of 18CL •     Gold sales volume: 6,815 kg (-2% QoQ, +933% YoY), 6M18: 46% of 18CL •     Ferronickel production: 6,724 tni (+10% QoQ, +5% YoY), 6M18: 49% of 18CL •     Ferronickel sales volume: 7,516 tni (+40% QoQ, +44% YoY), 6M18: 50% of 18CL •     Nickel ore production: 1.7mn wmt (-21% QoQ, +58% YoY), 6M18: 63% of 18CL •     Nickel ore sales volume: 0.6mn wmt (-49% QoQ, +136% YoY), 6M18: 38% of 18CL Comment: •     Unaudited 2Q18 revenue came at Rp6.1tn (+7% QoQ, +350% YoY), we believe this is mostly on the back of higher ferronickel sales volume which w...

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memeg...