google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham WSKT | PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Genjot Diversifikasi Proyek Langsung ke konten utama

Saham WSKT | PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Genjot Diversifikasi Proyek


PT Waskita Karya (Persero) Tbk. menggenjot diversifikasi proyek di luar jalan tol sebagai bagian dari strategi perseroan untuk menjaga pertumbuhan dalam jangka panjang.

Direktur Keuangan Waskita Karya Haris Gunawan mengatakan pihaknya akan mengembangkan bisnis properti melalui entitas anak PT Waskita Karya Realty. Rencananya, ekspansi akan dilakukan untuk pembangunan properti di sekitar area infrastruktur yang dibangun perseroan.

Untuk rencana tersebut, Haris mengatakan emiten berkode saham WSKT itu telah menyiapkan dana sekitar Rp1 triliun. Jumlah tersebut akan dikucurkan pada rentang 2018 hingga 2019.

“Tahun ini sekitar Rp500 miliar [untuk properti] bisa berupa apartemen atau high rise dan rumah tapak,” ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (13/9).

Selain properti, dia mengungkapkan WSKT akan memperbesar eksposur di bisnis konstruksi transmisi elektrik. Hal itu sejalan dengan upaya mendukung program 35.000 megawatt (mw) yang tengah dikejar oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

“Salah satu yang kami lakukan di paket 1 dan paket 2 dengan turn key. Itu harus selesai tahun depan,” jelasnya.

Haris memproyeksikan investasi di sektor infrastruktur, khususnya jalan tol, tidak akan sebanyak dalam tiga tahun sebelumnya. Akan tetapi pihaknya memastikan perseroan masih memiliki rencana investasi di jalan tol pada 2019.

Waskita Karya, sambungnya, sedang melakukan pengembangan dengan mengambil peluang bisnis lain. Hal tersebut untuk menjaga pertumbuhan kinerja keuangan perseroan ke depannya.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis.com, arus kas dari aktivitas operasi Waskita Karya tercatat negatif pada rentang semester I/2014—Semester I/2018. Defisit tercatat merangkak naik dari 2014 hingga 2016 kemudian tergerus sampai akhir Juni 2018.

Dari sisi total liabilitas, tercatat jumlah yang dimiliki emiten berkode saham WSKT itu terus naik dari Rp6,78 triliun pada semester I/2014 menjadi Rp91,36 triliun pada semester I/2018.

Sementara itu, ekuitas naik dari Rp2,34 triliun pada semester I/2014 menjadi Rp26,23 triliun pada semester I/2018.Kendati demikian, Waskita Karya mengantongi pendapatan Rp22,89 triliun. Pencapaian itu naik 47,28% dari Rp15,54 triliun pada semester I/2017.

Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk WSKT tumbuh 133,26% secara tahunan pada semester I/2018. Perseroan membukukan kenaikan laba bersih dari Rp1,28 triliun menjadi Rp2,99 triliun.
http://market.bisnis.com/read/20180913/192/838199/waskita-karya-wskt-genjot-diversifikasi-proyek

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida

Mengenal Indikator Exponential Moving Average - EMA

Apa itu Exponential Moving Average - EMA? Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Exponential Moving Average juga disebut sebagai Moving Average tertimbang secara eksponensial. Moving Average tertimbang secara eksponensial bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada rata-rata bergerak sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut. Memahami Indikator EMA EMA adalah Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Seperti semua moving average, indikator teknis ini digunakan untuk menghasilkan sinyal beli dan jual berdasarkan crossover dan divergensi dari rata-rata historis. Pedagang sering menggunakan beberapa hari EMA yang berbeda - misalnya rata-rata bergerak 20 hari, 30 hari, 90 hari, dan 200 hari. Formula EMA Tiga langkah dasar untuk menghit